PECUNDANG

436 56 15
                                    

Sepasang namja duduk berdampingan menikmati pemandangan danau diremang malam yang hanya disinari oleh pancaran bulan purnama. Mark dan Jinyoung. Kedua namja itu memutuskan untuk merayakan hari jadi satu tahun mereka dengan menikmati keheningan danau, tempat bersejarah bagi keduanya. Ya, mereka adalah pasangan 'berbeda'. Sesama namja yang setahun lalu memutuskan menjalin suatu hubungan yang lebih dari sekedar teman. Tak mudah bagi keduanya menjalani hubungan seperti ini. Tapi bagi Mark mungkin dampak yang diterimanya tidak terlalu besar, berbanding terbalik dengan Jinyoung. Ya meskipun keduanya sama-sama melewati hal-hal yang sulit, seperti mereka harus rela kehilangan teman-teman dan mendapat hujatan dari lingkungan sekitar. Tapi Mark lebih beruntung karena keluarganya masih menerimanya mungkin karena dia memang berasal dari LA jadi walaupun sempat terkejut keluarganya akhirnya mau menerima 'sisi berbeda' yang dimiliki Mark. Berbeda dengan Jinyoung, yang lahir dan besar dilingkungan keluarga yang sangat menjunjung tinggi tata krama dan adat istiadat sehingga mereka menyikapi 'perbedaan' yang dimiliki Jinyoung merupakan sesuatu yang tabu dan tidak wajar.

"Jinyoungie?" Panggil Mark

"Ya?" Mendengar namanya dipanggil, Jinyoung langsung menoleh menghadap Mark.

Mark mengeratkan genggaman tangannya pada tangan Jinyoung. Dibalas Jinyoung dengan mengusapkan ibu jarinya ke punggung tangan Mark.

"Jie, bagaimana kabar Ayahmu?" Tanya Mark kemudian, Jinyoung yang mendengarnya terkejut

"Kenapa tiba-tiba membahas dia?" Jinyoung balik bertanya

"Aku hanya bertanya kabarnya, Jie."

"Kau tahu bagaimana hubunganku dengannya kan?" Ketus Jinyoung

Diam. Setelahnya tak ada yang melanjutkan percakapan mereka. Bahkan tautan erat tangan keduanya sudah terlepas.

"Maaf." Mark langsung memeluk Jinyoung.

"Tak apa. Aku hanya sedikit kesal saja. Aku juga tak akan pergi, jadi jangan memelukku terlalu erat. Sesak Mark." Jinyoung menepuk-nepuk punggung Mark, dengan tidak ikhlas Mark melepaskan pelukannya.

"Maaf karena membuat hubunganmu dengan keluargamu jadi berantakan. Kau juga kehilangan teman-temanmu, kau bahkan pernah disakiti mereka." Mark tiba-tiba menangis. Jinyoung terkejut, lalu menghapus air mata kekasihnya itu.

"Tidak perlu minta maaf, seperti ini saja aku sudah bahagia Mark." Ucap Jinyoung menatap lurus mata Mark

"Park Jinyoung, percayalah aku selalu mencintaimu." Ucap Mark tegas sambil mengelus pipi Jinyoung. Si manis mencoba mencari cela kebohongan di mata Mark, tapi nihil dia hanya menemukan kesungguhan dan ketulusan di mata kekasihnya.

"Iya, aku percaya. Aku juga mencintaimu Mark Tuan, sangat."

Tangan Mark masih memegangi kedua pipi Jinyoung, mengelusnya perlahan. Mengusap bekas tamparan hadiah dari ayah Jinyoung. Mark kembali menangis, mengingat bagaimana berubahnya hidup Jinyoung demi mempertahankan hubungan mereka. Mark merasa dirinya lah penyebab dari semua ini. Jika saja dia tak meminta Jinyoung untuk menjadi kekasihnya, pasti semua ini tak akan terjadi. Jinyoung tersakiti baik fisik maupun mentalnya. Ayahnya sekarang tak ragu-ragu untuk menampar bahkan memukul Jinyoung, beliau pun tak mau membiayai kebutuhan Jinyoung, sehingga membuat Jinyoung harus bekerja meski ibunya masih memberikan uang kepadanya setiap bulan, tapi uang itu hanya digunakan untuk membayar kuliahnya, untuk memenuhi kebutuhan makan dan lainnya Jinyoung menutupnya dengan gajinya, padahal saat ini dia masih tinggal satu atap dengan kedua orang tuanya, ia berpikir bahwa keadaannya saat ini hanyalah menumpang karena ayahnya benar-benar sudah 'membuangnya' jadi dirinya harus mandiri. Teman-temannya pun sama, tak hanya menjauhi dan mengejeknya mereka bahkan sempat mengunci Jinyoung di kamar mandi kampus yang rusak selama setengah hari. Mark tak tahan melihat Jinyoung yang tersiksa seperti ini. Meski dirinya sangat mencintai Jinyoung, dia juga tidak mau egois, dia ingin melihat Jinyoung nya bahagia.

"Jie, aku akan melepasmu." Kata Mark tiba-tiba. Jinyoung hanya terdiam karena terkejut dan bingung dengan apa yang diucapkan Mark.

"Kau berhak bahagia. Bukan tersiksa seperti ini. Pergilah, bahagiamu bukan bersamaku." Tangisan Mark makin menjadi.

"Apa maksudmu Mark? Aku tak paham." Suara Jinyoung bergetar, ia takut. Kedua maniknya pun sudah basah bersiap menumpahkan air yang ditahannya.

"Ini salah. Semuanya salah Jie. Dari awal seharusnya kita tak seperti ini. Seharusnya aku tak memintamu jadi kekasihku. Hidupmu pasti tetap berjalan normal. Aku jahat. Aku merusak kehidupan indahmu. Karena keegoisanku kau ikut terlibat dalam kehidupanku yang penuh dosa ini. Jadi, mulai sekarang aku akan membiarkanmu pergi mencari kebahagiaanmu yang sesungguhnya."

Setelah Mark menyelesaikan kalimatnya. Keduanya larut dalam tangisan masing-masing.

"Tapi Mark, aku benar-benar bahagia bersamamu sekarang. Ini semua bukan salahmu. Mereka hanya butuh waktu untuk bisa menerima kita. Aku bahagia bersamamu Mark. Aku tak akan pergi. Kita akan melewati semuanya bersama Mark." Jinyoung berusaha meyakinkan Mark.

"Kalau kau tak pergi, maka aku yang akan pergi." Ucap Mark final.

Jinyoung semakin histeris, dia masih tak percaya apa yang terjadi. Sedangkan Mark, walaupun hatinya terasa hancur dia berusaha meredamnya. Ini demi Jinyoung.
Setelah cukup lama menangis, akhirnya Jinyoung berhasil meredakan tangisannya. Meskipun masih terdengar sesenggukan, Jinyoung sudah bisa mengontrol dirinya.

"Aku ingin pulang." Kata Jinyoung

"Aku akan mengantarmu."

***

Didalam mobil, mereka terdiam. Tak ada yang berniat membuka pembicaraan. Mark melajukan mobilnya menuju ke arah rumah orang tua Jinyoung. Tiba-tiba Jinyoung mengeluarkan ponselnya, bersiap menghubungi seseorang.

"Malam ini aku menginap ditempatmu." Ucap Jinyoung pada seseorang di seberang sana tanpa basa-basi.

"Antarkan aku ke tempat Yugyeom."

Setelah 15 menit perjalanan, mereka akhirnya sampai di kompleks apartemen Yugyeom.

"Aku antar sampai atas." Kata Mark pada Jinyoung. Jinyoung hanya diam saja, membiarkan Mark mengikuti sampai depan kamar Yugyeom.

"Sudah sampai. Masuklah." Kata Mark. Tapi Jinyoung hanya mematung di depan pintu kamar Yugyeom.

"Pecundang." Ucap Jinyoung lalu membalikkan badan menghadap Mark.

"Ku pikir selama ini kita akan terus berjuang bersama-sama. Tapi nyatanya hanya aku yang akan bertahan. Kenapa kau tiba-tiba menyerah? Kau sudah lelah atau bosan? Jangan jadikan 'kau berhak bahagia' sebagai alasan. Klise, Mark. Bahagiaku aku sendiri yang merasakan dan aku bahagia bersamamu. Hiks hiks.." Jinyoung menagis lagi setelah mengungkapkan semua isi hatinya. Mark membeku mendengar semuanya, hatinya perih melihat Jinyoung nya seperti ini.

"Jika kau ingin melihatku bahagia. Ayo berjuang bersamaku lagi. Buktikan ke mereka jika cinta kita memang nyata Mark. Buat mereka menyesali apa yang telah mereka lakukan kepadaku dengan mempertahankan hubungan kita." Suara Jinyoung sedikit meninggi, ia tak peduli lagi bahwa mereka berada di koridor apartemen. Tapi Mark masih diam membisu.

"Kenapa diam saja hah?! Kau takut? Tidak berani menghadapi mereka? Seharusnya aku sadar dari awal kau memang pengecut! Dasar pecundang! Hiks hiks..." Jinyoung semakin kencang berteriak. Mark yang tak tahan melihat Jinyoung dalam keadaan kacau langsung memeluknya. Mark ikut menagis.

"Kau merusak first anniversary kita." Lirih Jinyoung. Mark semakin mengeratkan pelukannya, namun Jinyoung tetap tak berniat untuk membalas pelukan Mark.

"Maafkan aku. Aku harus pergi. Berjanjilah untuk bahagia." Mark melepas pelukannya. Ia lalu mengecup kening Jinyoung, mungkin untuk yang terakhir.
Kemudian Mark pergi meninggalkan Jinyoung yang kini jatuh terduduk memeluk kedua lututnya.

"Bagaimana aku bisa bahagia jika sumber kebahagiaanku saja pergi meninggalkanku. Kau pecundang Mark."

"Sesungguhnya hanya dirimu. Tapi mereka tak mengerti dan menentang cintaku denganmu." - Mark Tuan
.
.
.
.
.

Story Markjin pertamaku dan aku baper sendiri nulisnya😭
Ga tega ngebayangin kalo Mark sama Jinyoung beneran kek gini😭😭
Dan kutipan terakhirnya Mark itu aku ambil dari lirik lagu, soalnya gatau kenapa pas inget lirik itu langsung keinget Markjin😞
Sebenernya aku ada ide buat bikin sequelnya, tapi aku ga janji sih bakal merealisasikan ideku hhe
Semoga suka yah sama ceritaku~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PECUNDANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang