TRUTH

19.3K 849 26
                                    

Or dare?
——————

"Ah capek latihan mulu istirahat dulu isitirahat" kata Wulan dengan nada lelahnya.

Hari ini aku dan kelompok drama mata pelajaran Bahasa Indonesiaku sedang melakukan latihan untuk penampilan drama di kelas, ceritanya diambil dari dongeng Cinderela, kebetulan aku jadi ibu peri dan peranku hanya sedikit jadi aku tidak terlalu lelah.

"Ini lagi si Fadil! Malah makan pisang mulu!" omel Wulan lebih karena dia juga ingin makan pisang yang ada di pangkuan Fadil.

"Siapa suruh gue disuguhin pisang!" jawab laki - laki bernama Fadil dengan santai sambil lanjut memakan satu buah pisang lagi, entah sudah yang keberapa pisang yang dia makan. Sesisir pisang yang ada di pangkuannya seolah - olah tak boleh ada yang memakannya selain dia.

Aku terkikik sendiri di dalam hati.

Fadila, dia laki - laki yang aku puja - puja dalam diam selama enam bulan terakhir ini. Bagaimana tidak? Dia mempunyai kharisma tersendiri bagiku, atau juga bagi teman - temanku yang lain.

Diantara ke enam temanku ada dua orang yang menyukainya, mereka suka Fadil, walau hanya diam - diam. Sama sepertiku bedanya adalah mereka menceritakan ke anak perempuan lain bahwa mereka suka Fadil, sementara aku? Aku menyimpannya seorang diri, oh tidak aku menceritakannya kepada Wulan. Hanya kepada Wulan.

Kedua temanku yang suka Fadil adalah Vira dan Marwa. Vira menceritakan suka Fadil kepada aku, kepada Wulan, kepada Nisa, kepada Rara dan kepada Lita. Sedangkan Marwa menceritakan suka fadil hanya kepada Wulan, kepada Nisa dan kepada aku.

Memang sangat rumit cerita persahabatan kami. Hanya wulan dan aku yang mengetahui setiap rahasia di balik diri mereka masing - masing. Mungkin karena aku bukan tipe yang bocor dan Wulan tipe yang dapat memberikan solusi.

Wulan sudah seperti ibu bagi kami.

Aku melirik Rara yang sedang asik mengobrol dengan orang yang diam - diam dia suka juga, Nuga. Sayang Rara tau kalau Nisa juga menyukai Nuga jadi Rara hanya bisa menceritakan rasa sukanya terhadap Nuga hanya kepadaku dan lagi - lagi kepada Wulan.

"Main ToD yuuk!" ucap Lita dengan semangat.

Aku mematung.

Yang lain juga.

Wulan yang sedang sibuk mengobrol dengan Haqi-pacarnya-pun melihat Lita, aku melihat raut wajahnya, seperti mengucapkan, ini saatnya.

Tidak Wulaan!!!

"Yuk yuk" Wulan menarik Haqi untuk duduk  di samping Lita dan mau tidak mau aku, Vira, Nisa, Rara, Marwa dan Nuga mengikuti dan duduk membentuk lingkaran.

Fadil memperhatikan dari sofa yang ia duduki.

"Ikutan gak Dil?" tanya vira.

"Ikutan, tapi gua disini aja yak" katanya sambil nyengir, ah senyuman itu lagi.

"Takut banget pisangnya diembat sih dil!" omel Marwa.

Aku tersenyum kecil.

"Gue buat rule! Lo semua harus ngelakuin yang disuruh kalo milih dare, ga boleh ngelak, kalo ngelak denda ceban!" perintah Rara.

"Anjir lu Ra" omel haqi.

"Dan kita harus jawab semua pertanyaan dengan jujur kalo milih truth, kalo ngelak denda ceban" tambah Wulan.

"Yodah cepetan elah" kata Nisa.

Wulan memutar botol kecap yang sudah tidak ada isinya karena tadi Nuga menghabiskannya, memang kurang kerjaan.

T R U T H (One Shoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang