Letter S

450 29 2
                                    


Sudah empatpuluh menit berlalu semenjak Kagura naik taksi meninggalkan apartemennya di Fujisawa, prefektur Kanagawa. Kini dia hampir sampai di Bandar Udara Internasional Tokyo. Kagura memandang keluar jendela, smartphone berada di pangkuannya, berbunyi daritadi, memberi tanda jika banyak pesan yang masuk. Namun Kagura bahkan tidak meliriknya. Radio di taksi itu memperdengarkan Romance karya Yuhki Kuramoto setelah sebelumnya memutar She Loves You yang dinyanyikan The Beatles. Mood yang digambarkan terlalu bertolakbelakang meski dua-duanya bertema sama, romantis.  Kagura merasa musik karya Kuramoto-lah sebenarnya lebih sesuai dengan malam hari yang pekat dan sendu itu.

Kagura membayar ongkos taksi ketika pengemudinya memberhentikan mobil, mengambil tas Mansur Gavriel-nya dan keluar dari mobil berwarna hijau itu. Kagura mengenakan kemeja merah anggur yang dilapisi jaket denim dan celana jins biru ketat. Selain tas Gavriel, Kagura juga membawa tas gym hitam berukuran kecil. Bawaannya sangat sedikit untuk ukuran seseorang yang hendak ke luar negeri dalam waktu yang lama. Tetapi, Kagura memang menginginkannya, dia tidak butuh barang-barang bekas pakai itu, dia perlu mengulang kehidupannya dari awal. Kehidupan barunya, baru akan dimulai sekarang.

.

.

.

.

Sorachi Hideaki 空知英秋 is the original author of the Gintama (銀魂) manga, I definitely don't own anything.

.

.

危険な関係

Kiken na Kankei

(Dangerous Relationship)

.

.

.

.

.

Resor Andave Tubkaek di Pulau Krabi, Thailand memang memukau seperti yang ada di katalog. Kagura melepaskan kacamata hitam bulatnya untuk mengagumi bagian depan penginapan bintang lima itu. Dua patung gajah besar yang tingginya dua kali lipat manusia dewasa adalah yang pertama ditemui para pengunjung.Di sekitar resor itu tumbuh pohon-pohon palem, khas negara beriklim tropis. Seorang pelayan wanita yang masih muda menyambutnya, memberi salam dalam bahasa Thailand. Kagura hanya tersenyum karena tidak tahu kata-kata balasannya, tetapi dia paham kalau pelayan itu bertugas untuk mengantarnya ke kamar. Kagura tidak perlu pelayan lain untuk membantunya membawakan barang, mengingat dia hanya membawa dua tas berukuran sedang yang ringan.

Resor itu menawarkan banyak pemandangan yang tidak bisa dia lihat di Jepang. Hiasan yang ada di sana rata-rata bergambar gajah, bentuk bangunannya dibuat mirip dengan kuil yang menimbulkan kesan religius yang kuat. Bangunan di sana juga tidak menunjukkan tanda-tanda kalau mereka sudah terpengaruh dengan kebudayaan barat. Kagura merasa beruntung karena dia sampai di resor itu pagi hari sehingga bisa menghirup udara pagi dan menikmati pemandangan menakjubkan.

Kagura sampai di kamarnya yang tidak terlalu besar, tapi nyaman dan tampak hangat.Atap, dinding, lantai, dan sudut-sudut temboknya dilapisi dengan kayu.Di setiap sudut ruangan dihiasi dengan perabot khas Thailand berkualitas tinggi. Terdapat ranjang berukuran queen di tengah ruangan,  TV flat 32 inci, dan meja rias berbahan kayu. Kagura mengucapkan terima kasih dalam bahasa Inggris, si pelayan juga menjawab dengan bahasa Inggris, lalu meninggalkan Kagura.Setelah perjalanan panjang Kagura butuh mandi, tetapi nyatanya dia langsung merebahkan tubuhnya di ranjang yang empuk. Pelan-pelan matanya terpejam, sebelum benar-benar terlelap dia berharap agar orang itu tidak muncul dalam mimpinya kali ini.

危険な関係Where stories live. Discover now