SATU

10 1 0
                                    

ALISHA POV

Suara petir yang sangat Menggelegar membuatku terbangun dari mimpi yang sangat indah, karena di dalamnya ada seseorang yang sangat aku sukai dari semenjak menatap wajah tampannya.

Mengingat ini hari senin, aku langsung bangun dan menyambar handukku yang tersampir di hanger yang aku simpan di balkon kamar.

Selang 15 menit aku membersihkan diri di kamar mandi, aku keluar dengan memakai seragam sekolah star high, sekolah yang dimana kebanyakan murid-muridnya mempunyai tampang berkelas.

Aku semprotkan parfum ke beberapa bagian seragamku dan supaya lebih tercium aroma segar dari bunga ros, aku memakai sedikit bedak lalu mengoles lipbalm di bibir tipisku.Setelah dirasa beres, aku menyambar tas pink babyku, dan mengecek ulang takut ada yang tertinggal,tidak lupa aku memasukkan novel dan headset ke bagian kecil di dalam tasku untuk mengusir rasa bosan ketika jamkos.

***

AUTHOR POV

Gadis itu menuruni tangga dan menuju meja makan untuk sarapan bersama kudua orang tuanya, seperti hari-hari biasanya tidak ada sapaan sayang, tidak ada morning kiss yang selalu menjadi impian Alisha setiap bangun tidur, dia selalu merasa asing ketika berada di rumah, karena orang tuanya tidak pernah menganggap keberadaanya lagi, setelah kejadian itu.

Selesai menghabiskan sarapannya, Alisha pamit kepada mama dan papanya.

"Alisha berangkat sekolah dulu, assalamualaikum" ucapnya sambil menyalami kedua orang tuanya , tidak ada kata yang terucap dari mulut kedua orang tuanya.

Gadis itu menghela nafas lelah, setelah itu dia beranjak untuk mengambil sepatu yang berada di rak sepatu depan pintu utama rumah. Setelah selesai mengikat kedua tali sepatu converse hitam, yang dibeli menggunakan uangnya sendiri bulan lalu, ia berjalan menghampiri Pa Sadi, supir pribadinya.

"Makasih, pak" ucap Alisha sambil melempar senyum kepada Pa Sadi yang telah membukakan pintu mobil untuknya.

"Ah si neng, gausah bilang makasih gitu ah kan sudah kewajiban saya atuh melayani neng alisha" balas Pa Sadi menggunakan logat sunda yang sangat kental karena memang Pa Sadi berasal dari salah satu daerah di Jawa Barat, Bandung.

***

Ketika mobil yang Alisha tumpangi sampai di depan gerbang star high, ia melihat banyak sekali siswa siswi berlalu lalang memasuki gerbang yang kira kira tingginya mencapai 2 meter. Gadis berparas cantik plus lucu itu turun dari mobil, kali ini ia membuka pintu mobil sendiri karena ia tak mau terlihat seperti anak manja di depan siswa lain yang berada di sekitarnya.

"Makasii banyak ya pak Sadi!!!" seru alisha setelah merapikan roknya sambil berlari untuk memeluk Pa Sadi.

"Aduh aduh si neng teh bilang makasih aja, udah ah neng cepetan atuh masuk nanti teh keburu bel" jawab Pa Sadi gemas kepada majikannya karena selalu bilang kata terimakasih, tetapi sebenarnya Pa Sadi sangat senang dengan sifat Alisha yang sangat mirip dengan sifat anaknya yang telah meninggal 5 tahun silam. Pa Sadi sangat kasihan dengan gadis yang bernama Alisha Hill Retavo, apalagi ketika melihat tingkah laku orang tuanya pada gadis itu. Memang keajadian itu telah merubah hidup Alisha yang tadinya sempurna menjadi amat menyedihkan.

"hehe, oke deh pa. Hati hati ya pa di jalan" ucap Alisha sambil melepaskan pelukan dan menyalami Pa Sadi

"Siap neng" jawab Pa Sadi disertai acungan jempol lalu berjalan memasuki mobil dan pergi meninggalkan tempat itu.

Alisha memang lebih dekat dengan supirnya ketimbang dengan kedua orang tuanya ketika di rumah, Alisha selalu senang ketika ia bercengkrama ria dengan Pa Sadi saat memiliki waktu lenggang, mereka bisa menceritakan apapun dan alisha lebih suka bercerita tentang hal yang dia alami di sekolah kepada supir kesayangannya itu, sampai-sampai cowok yang alisha suka Pa Sadi tau

***

Terima kasih banyak yg udah baca, semoga suka hehe
jangan lupa voment ya :*

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PUNYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang