2

20 3 4
                                    

"Good morning, Vina"

"JIIIIIIMIIIIIINNNNNN"

Dia menjauh ke arahku seraya menutup kedua telinganya

"Oh, shit!"

Dia bicara, LAGI?

"Oh my god!" teriakku lagi dan dengan spontan kutendang dia dari tempat tidur dan bisa kulihat dari ekspresi wajahnya sekarang ia tengah merintih kesakitan

"Astaga!"

Dengan cepat kubantu dia berdiri karena dia sudah terkapar di bawah tempat tidurku.

KENAPA JIMIN ADA DI KAMARKU?

"Jimin oppa, ke, kenapa kau bisa ada di kamarku?" tanyaku gugup selepas membantunya berdiri.

Oh ia! Dia kan orang Korea. Pasti dia tidak tau apa yang aku bicarakan. Secara aku barusan menggunakan bahasa Indonesia.

"Eh, lo nggak inget? Lo yang minta gue temenin tidur tadi malam. Ya udah, gue temenin" jelasnya "ah, sakit tau!" ringisnya sambil memegang kepalanya.

"Dan, satu lagi. Kenapa sih, toa lo itu harus gede banget? Budek kan gue!" lanjutnya masih meringis kesakitan.

Aku terkesiap!

Dia mengerti yang aku katakan? Jimin paham bahasa Indonesia? Setauku, dia tidak tau dan tidak mengikuti bimbingan khusus untuk belajar bahasa Indonesia.




Terus, KENAPA DIA BISA PAHAM?

"Op, oppa-"

"Lo kira gue udah kakek kakek lo bilang opa?"

Yang kuingat, Jimin tinggal dan besar di Korea Selatan, tepatnya di Busan. Yang jadi permasalahannya adalah, kenapa bahasa negaranya sendiri dia tidak tau? Justru bahasa asing uang dia mengerti.

"Ini Ji, jimin opp- lo jimin kan?"

Tiba tiba dia mendekat sambil memegang dahiku. Astaga! Ini benar benar Jimin? Jangan bilang kalau ini mimpi. Dari matanya, hidungnya, sampai matanya, memang benar. Aku tidak salah lihat, tapi-

"Lo nggak sakit kan? Atau jangan jangan lo amnesia lagi?" tanyanya "lo kira gue bisa dibohongin. Dasar!! Untung sayang" katanya lagi seraya mengacak acak rambutku. Dia lalu tersenyum dan memperlihatkan kedua eyes smilenya.





DIA BENAR BENAR JIMIN!

Aku pun terkesiap untuk yang kedua kalinya. Spontan kuraih dan kudekatkan wajahnya. Cubitan cubitan kecilpun kini melayang pada kedua pipinya. Kulihat dengan seksama, memang benar. Orang yang berada di depanku ini adalah Jimin. Jimin BTS yang ku idolakan, yang selalu terlintas di benakku setiap hari, yang selalu bisa bikin aku ngefly, kini dia ada di sini. Di kamarku!

"Astaga! Oh my god! Ini memang Jimin kan? Ya ampun! WOW!" tanyaku heboh selepas puas mencubit seluruh pipinya.

"Lo kenapa sih? Kemarin nggak jatoh kan?! Atau tertabrak apa gitu?! Atau beneran lagi kalau lo amnesia!" herannya seraya memegang kedua pipinya. Aku tau, pasti dia lagi kesakitan sekarang.

"Tapi ini beneran Jimin, kan?" tanyaku lagi seolah tidak memperdulikan pertanyaannya barusan.

"IAAA BEGO! Lo kenapa vin? Lo-"

Tiba tiba kuraih tubuhnya yang sedikit kekar dan langsung kupeluk. Kapan lagi bisa meluk bias kayak gini? Ternyata benar, dia Jimin. Tapi kenapa dia bisa ada di kamarku? Dia juga tau siapa aku. Spontan kuteringat tentang pertanyaan konyol yang membuatku tak sadarkan diri. Sepertinya ini ada kaitannya dengan Jimin yang tiba tiba saja ada disini dan mengenalku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

2 World 'sweat dreams'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang