2.[The Morning Light]

372 54 44
                                    

Hy, di chapter ini ada perbedaan
nama dari pemeran utamanya nih
jadi butuh kefokusan dikit :D

____

"Mungkin saja peri pemberi rasa manis, ialah peri penabur racun mematikan."
_

__

Batuk membantu Della menemui kesadarannya kembali. Tersadar berada di tempat yang entah dimana, Della membuka matanya. Gelap. Itu sensasi yang pertama didapatkannya. Sunyi. Sepi. Adalah pelengkapnya. Della merasakan Denyutan hebat di kepalanya. Della bangun dan berusaha berdiri, namun rantai bola besi telah lebih dulu mengikat kakinya.

Della membatin, aku dimana ini? Dan mengapa aku seperti tahanan? Della melihat tubuhnya, Rambut hitamnya tergerai hingga pinggang, Dress hitam di bawah lutut. Della benar-benar bingung harus berbuat apa, "HEI, ADAKAH SESEORANG DILUAR SANA?" teriak Della sambil berharap ada seseorang di luar sana yang mendengar perkataannya.

Della berusaha melepas rantai di kakinya dengan brutal, namun hasilnya sama saja tak bisa dilepaskan. Karena ia merasa frustasi akhirnya ia menangis sambil berteriak. Tiba-tiba ada sebuah suara mucul dari balik pintu tua itu, "Bisakah kau tutup mulutmu itu!" Seketika Della terdiam.

"Siapa itu? Kenapa aku dikurung di tempat gelap ini?"

Tanpa menjawab pertanyaan Della, seseorang berjubah membuka pintu itu dengan paksa. Della tersadar bahwa pria itu adalah pria berjubah semalam. Pria itu mendekat kearah Della. Bukan kearah Della tapi kearah rantai bola besi itu. Della melihat bibir pria itu membaca sesuatu, kemudian cahaya putih muncul ditangannya dan setelah cahaya itu menghilang nampak sebuah kunci. Kunci itu ia pakai untuk melepaskan rantai bola besi itu.

Akhirnya Della terbebas. Della dengan respect memegang tangan pria itu, namun ada cairan merah yang menempel di telapak tangan Della-itu darah. Della terkejut, "Tanganmu terluka," mendengar perkataan Della, pria itu berkata, "Tak usah banyak tanya kita harus segera pergi dari sini."

Pria itu menggenggam tangan Della yang tadi terkena darah. Pria itu mengangkat sebelah tangannya yang satunya lagi, kemudian bibirnya membaca mantra lagi dan sebuah portal terbuka. Saat masuk ke dalam portal itu cahaya putih menyilaukan menghiasi sekitarnya, sampai membuat Della menutup matanya.

"Kapan kau membuka matamu? Kita sudah sampai," Ucap pria itu menyadarkan Della.

Yang pertama dilihat di depan matanya ada satu rumah kayu yang cukup bagus dan tumbuhan ilalang di sekelilingnya dan juga ada beberapa pohon besar di dekat rumah itu kemudian ada sumur tua juga. Pria itu mengajak Della masuk ke dalam rumah itu. Della berjalan di belakang pria itu.

Ketika berada di dalam rumah itu pria itu membuka tudungnya, dan Della kembali terkejut akibat melihat luka goresan di pipinya yang masih memperlihatkan darah segarnya. Della ingin sekali menegurnya, namun ia kembali mengurungkan niatnya.

Rumah itu sepi tak ada seorangpun disana kecuali mereka berdua, "Pergilah ganti pakaianmu di sana!" pria itu menunjuk sebuah pintu dengan cet berwarna coklat. Tanpa berpikir panjang Della masuk ke kamar itu. Namun saat Della hendak membuka pintu, pria itu berkata, "Bajumu sudah ada di atas kasur." setelah mengatakan itu pria itu beranjak entah kemana.

Della memakai pakaian itu. Awal memakai pakaian itu ia merasa aneh, namun ia merasa lebih baik dari pada pakaiannya yang tadi. Kemudian Della mendekat untuk bercermin ke salah satu sudut ruangan dan Della mengambil sisir yang ada di meja di hadapannya. Della menyisir rambutnya sambil memandangi wajahnya. Mata hitamnya tampak sayu. Saat sedang bercermin, Sebuah ketukan menggema di setiap sudut ruangan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 16, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

PRECIOUS [Hiatus]Where stories live. Discover now