We Belong Together

40 1 1
                                    

 "Hei,  dengar ya, kayaknya aku naksir sama Sei..." kata Fumi. Ai dan Anggi yang mendengarnya membolakan mata.

"Kamu naksir sama Sei? Bukannya buang-buang energi, tuh ? Kamu mesti bersaing keras sama cewek-cewek lainnya, belum  lagi adik-adik  kelas, dan terutama, sama Ai," sahut Anggi. 

Ai  diam saja. Tapi Fumi tertawa.   

 "Kamu lupa ya? Aku punya dua point tambahan. Satu, kita kan sekelas sama Sei. Dua, Ai nggak naksir Sei kok. Ya kan, Ai? Ai udah punya idaman sendiri. Kan, Ai masih menunggu mantan pacarnya itu..." Fumi mengatakan pembelaannya.

"Fumi, nggak usah disebut-sebut, ah!" kata Ai. 

 "Pokoknya, aku memutuskan, mau merebut perhatian Sei.  Ai, Anggi, kalian bantu aku, ya!" pinta Fumi serius. 

Anggi  tersenyum lebar, Ai mengangguk dalam diam.  

Keesokkan harinya... 

"Sei! Sei! Kamu mau kertas ulangan?" tanya Fumi waktu mau ulangan.  Fumi sengaja bawa dua kertas ulangan. Satu  untuknya, dan  satu untuk Sei. Sei memang nggak pernah bawa kertas  ulangan. 

"Nggak usah, makasih. Udah dikasih sama Ai,"  tolak Sei. 

"Oh. Tapi lain kali minta sama aku, ya..." kata Fumi kecewa.  

Anggi  yang mendengar percakapan mereka, menyikut  Ai yang lagi asyik ngapalin. 

"Apa sih?" tanya Ai, terganggu. 

"Kamu ngasih Sei kertas ulangan?" tanya Anggi. 

"Enggak. Kenapa?"

"Tadi Fumi nawarin Sei kertas ulangan. Tapi Sei bilang udah dikasih sama kamu,“ kata Anggi. 

“Tauk, ah. Kali aja kertas ulangan yang kemarin itu  sisa, dan sisanya masih disimpan." 

"Iya  juga,  sih... Eh, istirahat nanti, aku mau ngomong berdua sama kamu. Jangan ajak Fumi," kata Anggi, lalu langsung pergi. 

Ai melongo. 

Saat istirahat...

"Mau ngomong apa, sih?" tanya Ai begitu sampai di sebelah Anggi yang menunggunya di perpustakaan. 

"Gini, aku mau tanya sama kamu, dan kamu harus  menjawabnya dengan  jujur. Kamu suka sama Sei, atau tidak?"  tanya  Anggi tiba-tiba. 

Ai kaget. "Kamu tanya apa, sih?"

“Kamu udah denger tadi."

"Ng, enggak lah ya... Kenapa sih?"

"Bener, kamu nggak naksir sama Sei?"

"Ya, kalau suka apa enggak, ya tentu aku suka sama Sei. Tapi kalau naksir, kayaknya enggak deh. Kenapa?" 

"Soalnya, aku nggak mau persahabatan kita rusak. Selama ini, dari kita bertiga, kan kamu yang paling deket sama Sei. Sei sering minta tolong sama kamu. Sekarang, tiba-tiba, Fumi naksir Sei. Kalau kamu juga naksir sama Sei, berarti kamu dan Fumi mesti bersaing dong. Makanya, kalau kamu benar-benar nggak naksir Sei, aku mau minta tolong sama kamu. Berikan jalan untuk Fumi," papar Anggi.

"Berikan jalan?" ulang Ai, nggak ngerti. 

“Mundurlah perlahan-lahan dari Sei. Berikan kesempatan buat Fumi. Supaya lama-lama Fumi dan Sei bisa  akrab. Ngerti maksudku, kan?"

"Mundur dari Sei? Ada-ada aja. Memangnya aku ini apanya Sei? Gini aja, nanti aku pindah tempat duduk. Suruh Fumi duduk di sebelahnya Sei, aku di sebelahmu. Gimana?"

" Sip! Thanks, Ai. Aku tahu, kamu sayang sama Fumi. Sekarang, ayo kita bahas masalahmu sama si Phil..."

Pulang sekolah...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 04, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

We Belong TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang