"Hoseok-ah! Cepat bangun!"
Dingin.."Hoseok!!"
Berisik..
Dimana selimut ku?"Jung Hoseok!!"
Ah..
Suara itu..Seolah sebuah alarm yang berdering tanpa henti, ibuku memanggil dengan keras. Gema yang berasal dari lantai bawah menyeruak masuk ke kamar, menusuk telingaku hingga kedua mata ini mengerjap setengah sadar.
"Ne.. eomma!" Kesadaranku memang belum terkumpul sempurna, tapi jika aku tidak menjawab, alarm itu akan terus berbunyi. Aku berteriak membalasnya sambil melemaskan setiap sendi yang sedikit menegang.
Tidur di musim dingin bukan hal yang kusuka sejak dulu, entah kenapa hawa dingin selalu menggelitik kulit walaupun jendela kamar tidak pernah terbuka sedikitpun.
"Bukankah kau harus pergi ke rumah Taehyung hari ini? Ibu akan menyusul setelah mengantarkan Jungkook ke sekolah dan membereskan rumah"
Setelah suara itu, kamarku mendadak hening. Tercium aroma sedap dan mungkin ibuku tengah menyiapkan sarapan. Sedikit mengoyahkan rasa kantuk yang masih mendominasi, hey! Ini hari minggu dan sewajarnya aku bangun siang 'kan?
Aku memejamkan mata kembali, terdiam dengan punggung lengan menutupi kedua mata. Mengingat sesuatu hal yang berhubungan dengan hari ini.
Aku pikir mungkin akan terlambat jika terlalu lama memejamkan mata, hingga pada menit ke sepuluh kakiku menapak lantai menuju kamar mandi, kulihat sebuah kalender meja di atas nakas, ada satu tanggal yang sengaja kutandai merah disana.
7 Januari..
.
"Hoseok-ah.."Langkak kakiku baru saja sampai pada anak tangga ketiga, tapi ibuku kembali memanggil ketika kedua manik coklatnya melihatku berpakaian rapi sedang menuruni tangga. Ia menghampiriku dengan sebuah kotak makan berwarna hijau di pelukannya. Wajahnya terlihat cerah, seolah ia sudah memasak makanan terbaik untuk anaknya.
Dan itu membuatku tanpa sadar ikut tersenyum.
"Bawa ini untuk Seokjinie, kalian bisa makan bersama dan bilang padanya ibu khusus membuatkan ini untuknya" serunya setelah memberikan kotak makan itu. Aku membuka sedikit, mengecek makanan apa yang membuatnya begitu bahagia.
Gimbap.. kesukaan Taehyung;
Ibuku sudah menganggap Taehyung dan Seokjin hyung sebagai anaknya. Mereka hidup yatim piatu, dan persahabatan kami yang sejak kecil terjalin membuat ibuku juga mencintai mereka.
Aku dekat dengan Seokjin hyung, tapi masa pendidikannya sedikit membuat jarak denganku, sehingga aku lebih sering bermain dengan Taehyung.
"Eomma! aku berangkat dulu. Aku tidak ingin terlambat" setelah menghabiskan sarapanku, tubuhku bergerak secara otomatis memeluk wanita paruh baya yang paling kuhormati itu tengah menyiapkan bekal untuk Jungkook. "Cepat menyusul ya, bu" lanjutku sebelum beberapa detik kemudian menghampiri adikku -Jungkook- yang sedang asik menyantap sarapannya.
"Makan yang banyak, Kookkie-ya" seru ku sambil mengusap surai coklatnya.
"Nee!" Ia menjawab dengan semangat.
Tidak ingin mengulur waktu, langkahku kini menyelusuri jalan sepi di pinggir kota Seoul. Hanya perlu berjalan kaki untuk sampai kerumah kakak beradik unik yang telah kuanggap saudara sendiri. Jika jalan sesantai ini, mungkin bisa ditempuh selama limabelas menit.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVE ME [END] Revisi Ver.
Fanfiction[Revisi dari SAVE ME] Itu dulu, ketika Hoseok merasa kasih sayang Kim Taehyung mengalahkan semua ketakutan dalam dirinya, Itu dulu, ketika Hoseok yakin Kim Taehyung akan segera kembali padanya tanpa perlu mengenal 'mereka', Itu dulu, ketika Hoseok s...