03

760 83 1
                                    

Dahyun terus menggerutu disepanjang perjalanan pulang sekolah. Hari ini, disekolahnya hanya mengenalkan murid baru, menjelaskan sistem baru, dan pengumuman siswa peringkat habis itu pulang. Fara menyesal harus sekolah, tadi.

Udara dingin sehabis hujan membuat Dahyun mengeratkan jaketnya, "eh sial, dinginnnn. Abang ini mana sih!" Dahyun mengambil ponselnya dan menghubungi Kakak laki-lakinya.

Hampir seharian Dahyun emosi dengan ini itu. Salah sedikit, Dahyun langsung marah. Kadang teman-teman Dahyun heran dengan sikapnya seperti ini. Pusing.

"dahyun!"

Akhirnya, Dahyun pulang kerumah yang sangat ia rindukan.


Kasur yang hangat disaat udara dingin membuat Dahyun tergiur untuk tidur seharian. Ia buru-buru mengganti pakaian dan tidur untuk beberapa jam. Ini adalah bagian favorit Dahyun.


Tak!


Jendela balkon Dahyun dilempar dengan sebuah kertas dari arah seberang. Untuk kesekian kalinya, tidur Dahyun terganggu. Dahyu hanya menghela nafas untuk mengontrol emosinya.

"sssssst!"

Dahyun berjalan kebalkon, melihat seorang anak laki-laki yang tersenyum diseberang sana membuat Dahyun memutarkan bola matannya, jengah.

Lelaki tersebut masih tersenyum, "dahyuuuuuuun! Hai" dan melambaikan tangannya.

"LO PENGUNTIT GUE, DONGHYUN? GANGGU AJA LO SIALAN! PERGI SANAAAAAAAA!" teriak Dahyun sambil melemparkan kertas yang tadi dilempar Donghyun tadi.

"penguntit apaan? Rumahku disini!" ujar Donghyun tersenyum dan meninggalkan Dahyun yang masih berdiri mematung dibalkon.

Dahyun menyadari, senyum Donghyun itu sangat manis.

D?????Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang