Part 1
.
Ya, Zihan teman sebangku Fahira mereka sudah berteman dari duduk di kelas III SD dan masih berteman baik sampai mereka duduk di kelas XII SMA. Zihan yang sering di panggil "Kutu buku" oleh teman-temannya di sekolah karna dia selalu membawa buku kemana-mana pun ia pergi.
.
"Zihan," teriak Fahira. Zihan hanya melirik ke arah belakang dan tersenyum saat fahira menghampirinya. Memang Zihan salah satu siswa yang pendiam tidak terlalu banyak bicara selalu menjadi sasaran empuk untuk di bully di sekolah.
.
"Lo kenapa sih cuman diem aja," tanya fahira, tapi Zihan hanya terdiam dan melanjuti jalannya. Langkah Zihan terhenti saat melihat Rizky dan teman-temanya Gilang dan Aldo. Memang Zihan selalu terlihat malu saat melihat Rizky.
.
"Ganteng," ucap Zihan dalam hati. Zihan memang sudah bertahun-tahun memendam rasa Cinta di hati, karna Rizky adalah teman sewaktu dia SMP.
.
"Han, ko lo jadi kaku," tanya fahira aneh. Sering sekali Zihan selalu seperti ini karna selalu terdiam kaku saat melihat Rizky.
.
"Kita lanjut jalan saja," pinta Zihan dan langsung pergi ke perpustakaan. Ya, ini tempat terfavorit Zihat diam di perpustakaan menyendiri dan menghabiskan waktu istirahatnya di sini.
.
"Kenapa sih lo ke sini terus, padahal kantin ramai dengan warga sekolah," tanya Fahira. Zihan hanya terdiam sibuk dengan buku yang dia baca.
.
"Ah, gue ke kantin dulu beli minun, haus, lo mau?," tanya fahira.
.
"Gak usah."
.
Fahira pergi ke kantin, memang kantin dan perpustakaan jaraknya lumbayan jauh banyak siswa yang mengantri untuk memesan makanan. Sudah 10 menit fahira pergi dari jangkauan Zihan, dan datang Fabby dan Fika menghampiri Zihan, mereka berdua selalu saja menggangu Zihan.
.
"Hey !! Kutu buku," hentakan Fabby dan pukulan tangan fabby di meja membuat Zihan kaget dan menunduk.
.
"Lo masih hidup," ucap Fabby kencang. Mereka berdua Fabby dan Fika salah satu murid terfavorit di SMA tersebut.
.
"Kutu buku ? hahaha," ketawa Fika sangat keras pas di telinga Zihan, tak lama Fahira datang dengan membawa 1 botol minuman, sangat kaget Fahira ketika melihat Fabby dan Fika, dimana ada mereka pasti disitu ada yang di bully.
.
"Wah-wah-wah, temanya nih Fabb," ucap Fika menghampiri Fahira.
.
"Kebetulan lo bawa minum, gue lagi kehausan nih," Fabby menggambil botol yang di genggam Fahira dan langsung pergi, di susul oleh Fika. Fahira mendekati Zihan."Lo gak kenapa-kenapa kan," tanya Fahira. Seperti biasa Zihan hanya terdiam tidak terlalu banyak berbicara.
"Lo kenapa sih gak pernah berubah selalu ajah bersikap dingin gini," tanya Fahira.
.
"Gue gak kenapa-kenapa cuman gak mau banyak ngomong aja."
.
Tak lama Rizky datang dengan terburu-buru dengan nafas terengah-engah, entah apa yang akan Rizky sampaikan.
.
"Fahira," teriak Rizky dengan nafas begitu berat.
.
"Tarik nafas ki, keluarkan perlahan," pinta Fahira. Zihan hanya terdiam saat melihat Rizky.
.
"Sekarang group Band latihan buat lomba nanti malam jumat," ucap Rizky. Fahira memang anak Band suara Fahira yang merdu cocok untuk bernyanyi, sedangkan Rizky hanya Gitaris, mereka berdua masih satu group Band dan seringkali latihan bareng. Fahira melirik ke arah Zihan mulai sikap Zihan seperti itu saat kedatangan Rizky.
.
"Han, gue latihan dulu ya, nanti gue balik ke sini lagi," pinta Fahira. Tetapi Zihan hanya terdiam mengganguk saja, dan Fahira langsung pergi meninggalkan Zihan sendirian di perpustakaan.
.
"Sial," ucap Zihan kencang saat Fahira dan Rizky pergi meninggalkan nya sendirian, mungkin ia cemburu dengan Fahira tetapi Fahira tidak mengetahui perasaan Zihan yang sebenarnya.
.
"Trak," suara retakkan di belakang Zihan, Zihan kaget membalikkan badannya, seiring waktu suara tersebut terus terdengar di telinga Zihan dan semakin kencang, Zihan menelusuri suara tersebut sampai ke pojok Perpustakaan, ruangan tersebut hening dan tiba-tiba Buku terjatuh, "Blak," suara buku membuat Zihan kaget.
.
"Kirain gue apa," Zihan mengelus-ngelus dadanya, dan berusaha mengambil buku tersebut. Judul buku tersebut sangat Horor. Ya, "Perpustakaan Berdarah" yang membuat Zihan melempar jauh dari dirinya. Zihan berlari menuju pintu keluar tetapi langkah kakinya seperti ada yang menahan erat bahkan membuat Zihan sulit bergerak.
.
"Tolong-Tolong...," teriak terus terdengar tapi tidak ada satu pun yang menolong, karna warga sekolah sibuk dengan jajan di kantin dan menggunakan WIFI gratis di kantin. Begitu sulit Zihan menuju pintu yang tertutup rapat tersebut, yang membuat ngeri tiba-tiba pintu terbuka dengan kencang, "Brak," suara pintu tersebut sangat terdengar kencang dan Zihan pun mulai bisa berjalan biasanya.
.
"Ini aneh," kalimat itu terus terlontar di mulut Zihan sambil berjalan kencang menuju kelas. Seperti biasanya saat Zihan berjalan melewati teman-teman sekolah selalu saja ada yang menertawakan Zihan, dan melontarkan kata-kata yang tidak baik di ucapkan.
.
"Dasar aneh," ucap salah satu teman Zihan.
.
Sampai di kelas Zihan duduk dan terus memikirkan apa maksud dari kejadian tadi, tak sengaja di belakang Zihan seperti ada yang menarik bajunya, Zihan membalikkan badan tapi tidak ada satu orang pun berada di dalam kelas, Zihan terdiam kaku, belum lagi Zihan melihat Rizky dan Fahira sedang berjalan berduaan pas melewati kelas Zihan, begitu perih apa yang di rasakan Zihan.
.
"Blak," pukulan tangan Zihan di meja, Zihan menatap kesal Fahira yang memulai menikung dirinya dan berbohong kepada dirinya.
.
"Awas lo Fahira."
.
Zihan duduk kesal sambil mengetuk-ngetuk meja kencang, saat akan mengambil buku Diary yang ada di dalam tas Zihan, Zihan malah terkejut dengan keberadaan buku novel, "Perpustakaan Berdarah" yang berada di tas ranselnya tersebut padahal Zihan sama sekali tidak membawa buku tersebut.
.
.
.
.
Bersambung ...