Pada suatu hari.....

6 2 0
                                    

   Ketika aku duduk di kelas 2 SD.  Aku sangat senang bermain layang-layang bersama 2 sepupuku ( yang kadang jahat, kadang baik ). Kami lebih suka bermain layangan di tempat jemuran daripada di lapangan karena kami menganggap bahwa tempat jemuran sebagai tempat keramat layangan (terlalu berlebihan).
   Kami bermain layangan hampir setiap hari.  Tetapi waktu kami bermain layangan di hari Minggu yang sangat berbeda ini.  Kami merasakan keberuntungan yang akan datang kepada kami.  Lalu sepupu yang paling besar mengatakan " hahaha siapa mau keberuntungan ayo minum air rinso ini". Aku dan sepupu kedua pun hanya terdiam dan menyaksikan keanehan dari sepupu yang paling besar ( ia sebenarnya sedikit bijak walaupun lawakannya aneh )
   Tiba-tiba sepupu kedua bercerita tentang hal yang tidak dimengerti. Sepertinya ia sedang mengejek sepupu yang paling besar. Tiba-tiba juga layangan yang kami terbangkan menyangkut di genting rumah orang. Sialnya waktu kami tarik-tarik layangannya , tali dari layangannya terkena antena di rumah itu tersebut. Lalu antena tersebut jatuh dari tempatnya berasal.
   Dengan secepat kilat aku mengambil gunting dan memotong tali layangan yang kami terbangkan. Muka sepupu pertama pun menjadi kecut melihat tindakan aku yang memotong tali layangan tersebut. Lalu sepupu pertama masuk ke dalam kamarnya    (sepertinya lagi merenung dan menangis).
   Lalu tiba-tiba sepupu kedua mengangkat tangannya dan mengenggamnya.  Sepupu kedua melakukan itu berulang-ulang kali. Tiba-tiba tali layangan entah dari mana berhasil ditangkap oleh sepupu kedua.  Dengan sekejap sepupu pertama datang dan langsung memuji tindakan sepupu kedua . aku merasa heran bagaimana sepupu pertama bisa langsung keluar dari kamarnya karena mengetahui sepupu kedua mendapatkan layangan (mungkin juga hanya kebetulan ia keluar dari kamar karena hanya iseng saja)
   Aku juga tidak mau kalah. Aku melakukan sama seperti sepupu kedua lakukan.  Bukan dapat layangan malah aku dapat kotoran yang baunya seperti kotoran gajah. Entah kotoran apa yang aku dapatkan.
   Karena mencium bau dari kotoran di tanganku , dua sepupuku langsung muntah. Tidak lama kemudian aku juga menyusul mereka untuk muntah.  Muntah kami berceceran di tempat jemuran.  Sejak kejadian itu kami tidak boleh lagi bermain layangan di tempat jemuran.

🎉 Kamu telah selesai membaca keberuntungan biasa, ketidak beruntungan dahsyat 🎉
keberuntungan biasa, ketidak beruntungan dahsyat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang