Perhaps You

173 5 2
                                    

***

“Ma, aku berangkat dulu ya! Udah telat nih,”

Ujar ku sambil mencium kening mama dan langsung melesat pergi ke sekolah. Aku Klya. Cewek yang bisa di bilang cukup cuek, dan lumayan tomboy. Tapi tidak setomboy yang kalian pikirkan. Aku masih bisa kok memakai high heels. Atau pun memakai pakaian layak nya seorang cewek. Tapi aku tidak berprilaku layak nya cewek. Aku tidak genit. Malah terkesan cuek.

“Non, sudah sampai.”

Ucap pak muhi membuyarkan lamunanku. Dengan segera aku langsung turun dari mobil dan mengucapkan terima kasih kepada pak muhi. Aku membenarkan pakaianku yang sempat berantakan tadi. Dan aku langsung berlari ke arah kelas sambil berdoa supaya Mrs. Anna belum datang. Karena asal kalian tahu saja, Mrs. Anna adalah guru yang paling galak di sekolah ini. Padahal wajahnya terkesan lembut, tapi hatinya tidak begitu.

Saat aku sedang berlari tiba-tiba saja aku menyenggol bahu seseorang yang aku tidak tahu siapa. Tetapi dari yang kurasakan sepertinya dia cowok. Karena terlihat dari postur tubuhnya yang lumayan tinggi. Saat aku mendongakkan kepalaku keatas—

“Heh, lo gak punya mata ap—Oh! ternyata lo yang nabrak gue?” kata cowok yang aku tabrak tadi sambil tersenyum jahil.

Damn. Kenapa gue harus ketemu dia, sih?’ batin ku.

“Apaan sih lo? Udah sana minggir gue pengen masuk ke kelas. Telat nih gue,” Pintaku.

“Apa lo bilang? Gue di suruh minggir? Bentar deh, kayaknya tadi lo yang nabrak gue, terus kenapa jadi lo yang sewot kayak gini?”

“Aduh, lo cerewet banget sih. Okay, gue minta maaf karena tadi gue udah nabrak lo. So, bisa kan lo minggir? Gue telat nih.”

“Hmm.. Okay, karena gue baik hati dan tidak sombong. So, gue bakal ngasih lo ja—“ Sebelum dia melanjutkan omongannya. Dengan cepat aku berlari ke kelas. Karena tadi aku sudah mendengar bunyi bel tanda masuk.

Dylan Matthew, itulah namanya. Terkesan nama bule? Memang. Dia memang keturunan bule. Karena wajahnya itu banyak sekali gadis yang mengejarnya. Aku? tidak, lebih baik aku dengan monyet dari pada dengannya. Tinggi, putih, kaya, jago main basket. Tetapi satu kelemahannya, dia badboy. Sudah sering sekali dia keluar masuk BP, tetapi yang aku bingung kenapa dia masih bisa bertahan di sekolah ini?

“Pagi anak-anak,” sapa Mrs. Anna saat masuk kedalam kelas. Aku menghela nafas ku, ‘Untung saja tadi aku tidak mendengarkan omongan Dylan bisa-bisa aku terlambat masuk ke kelas’ batinku.

Tak lama setelah Mrs. Anna datang, tiba-tiba saja ada cowok dengan santai nya jalan masuk kedalam kelas dengan menggendong tasnya dengan sebelah tangan. Dia, Dylan.

“Dylan! Udah ibu bilang jangan terlambat masuk kelas di pelajaran ibu, tapi kamu masih saja terlambat. Ibu sudah cape—“

Mrs. Anna yang paling cantik, kalau Mrs marah-marah mulu nanti cantik nya ilang loh,” Goda Dylan. Salah satu hal mengapa dia masih bisa bertahan di sekolah ini.

“Dylan! Kamu selalu saja menggoda ibu. Okay, kali ini ibu maafkan. Tapi lain kali kamu akan mendapatkan hukuman. Sana duduk,” tutur Mrs. Anna.

Dylan mengembangkan senyumnya. Bukan senyum kesenangan melainkan senyum kemenangan. Dia menyapukan pandangannya kesegala arah, dan tiba-tiba mengarahkan pandangannya ke arah ku—tidak lebih tepatnya ke sebelahku. Dia berjalan mendekati ku dengan santai dan tersenyum jahil kepadaku.

“Eh, kita ketemu lagi,” ujarnya sambil memasang muka sok ganteng nya itu. Aku hanya bisa memutar bola mata ku dan berharap cemas semoga hari ini tidak akan menjadi hari tersialku.

***

A/N: aduh sumpah ini apa banget:( Baru pertama bikin cerita nih, Teen Fiction pula. Maaf banget ya kalau kesan pertamanya jelek. Masih amatiran banget banget banget:( Ohiya, makasih buat kak sashi cover nya bagus banget! :)

Leave ur vomments! 5+ votes bakal di lanjut hehe

I hope you like it, guys x

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 05, 2014 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Perhaps YouWhere stories live. Discover now