Part 3

1.7K 158 360
                                    

Blamm!

Sunggyu menutup pintu mobil Woohyun dengan bantingan keras. Tak peduli jika tindakan konyolnya itu mengharuskan Woohyun menyiapkan dana untuk memperbaiki mobil kesayangannya. Yang ia lakukan sudah benar –itu menurutnya–, tak salah jika seseorang dengan kadar kejengkelan melewati batas wajar seperti dirinya melakukan tindakan tak bertanggung jawab seperti ini. Jika ingin menyalahkan Sunggyu , salahkan dulu Nam  Woohyun mesum itu.

Bisa-bisanya ia memperlakukan Sunggyu seenak hatinya.

Ck!

Menjengkelkan!

"Kau masih marah?" Woohyun bertanya dengan begitu santai, tanpa beban, dan tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Bisa kau bayangkan balasan apa yang Sunggyu berikan? Hanya lemparan deathglare mematikan yang ia tunjukkan. Dan see? Setan neraka itu bahkan tak terpengaruh sedikitpun.

Namja tampan itu malah sibuk melemparkan tatapan matanya kesegala arah. Mengamati sebaik apa sekolah barunya ini. Sesekali mengrenyit dengan kening berkerut, kala matanya menjumpai sesuatu yang dianggapnya tak berguna. Khas Nam Woohyun hmm? Melihat segala sesuatu dengan mata telanjang, tanpa memikirkan estetika apa yang tersimpan di dalamnya.

"Ciuman itu hal yang biasa, jangan menganggapnya terlalu serius"

Woohyun tersenyum, meletakkan lengan kirinya mengalungi leher jenjang Sunggyu. Menarik pemuda dengan pipi menggembung imut itu merapat padanya.

"Lepaskan bodoh! Kau ini uke ku. Harusnya kau menggelayuti lenganku, dan aku yang menaruh lenganku di bahumu"

"Haah? Apa hubungannya? Dan lagi, kau ini lebih pendek dariku"

"Masa bodoh! Kemarikan bahumu itu!"

Woohyun menghembuskan nafas panjang saat Sunggyu mulai menyeret tubuhnya menyusuri koridor kelas. Dengan posisi berjalan yang sungguh tak nyaman, Woohyun merasa hari pertama disekolah barunya ini hancur begitu saja. Harusnya ia berjalan tenang dengan tubuh tegap bak seorang pangeran, bukannya condong pada sisi dimana Sunggyu berada seperti saat ini.

Jika Woohyun tak ingat tangis Sunggyu di kamarnya tadi, bisa dipastikan ia tak kan mau menuruti kemauan namja cantik ini.

Lain halnya dengan Sunggyu, namja cantik  itu tak pernah sebahagia ini seumur hidupnya. Merengkuh bahu pria seperti ini adalah satu dari mimpinya sejak lama. Tentu saja senyum manis tak pudar sejak ia menjadi pusat perhatian murid lainnya. Kapan lagi dia bisa pamer sisi kesemeannya seperti ini huh?

"Yeolli!!" pekik Sunggyu sembari melangkah kian cepat. Memaksa pemuda dalam kuasanya itu mau tak mau turut memperlebar ayunan langkahnya. Dia berhenti tepat di depan namja manis berambut maroon. Menunjukkan deretan giginya, hingga membuat si namja manis itu menatapnya tak mengerti.

"Perkenalkan, dia ini Nam Woohyun ... Uke ku!" ujar Sunggyu tanpa memelankan suaranya. Alhasil, seluruh pasang mata yang memperhatikan tingkah gaje primadonna sekolah itu terjungkal begitu saja.

Seorang Kim Sunggyu memiliki uke setampan itu? Semanly itu? houuh... dunia gila! Itulah yang terlintas dibenak mereka.

"Kepalamu terbentur sesuatu hyung?"

"Yah! Aku baik-baik saja Yeol"

"Mmm... Aku hanya—"

Sungyeol memperhatikan tubuh Woohyun dari ujung rambut hingga ujung kaki. Pemuda dalam rengkuhan seniornya itu memiliki paras tampan, bahkan jauh lebih tampan ketimbang sang pangeran sekolah yang di elu-elukan disini. Tubuhnya tegap. Tatapan matanya tajam, kelam dan mengandung unsur dark tak kasat mata, cukup menyiratkan sisi iblis yang terkubur dalam dirinya.

Be Seme Or UkeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang