1

90 9 2
                                    

Seperti biasa, Kota jakarta akan padat  oleh kendaraan beroda dua maupun empat. Kota ini sungguh menyesakkan !

Tapi... meskipun begitu, kota ini menyimpan banyak kenangam bagi penduduknya. Apakah itu kenangan bersama keluarga , persahabatan dan perjuangan.
Namun satu yang pasti, kepadatan kota ini disyukuri oleh seseorang. Kedengaran aneh memang...

Dia adalah pria paruh baya yang kini berusia 40 tahun, meski telah memasuki usia kepala 4 namun pria ini tetap terlihat tampan dan berwibawa.

Beberapa kicauan buruang tak juga dapat mengembalikan kesadarannya. Namun pandangan pria ini terkunci pada dua gundukan tanah yang tertata rapi dan indah dihadapannya.

"Jangan... aku mohon, jangan seperti ini. Hey.... ka..kau hikss..ss mendengarkan ku kan ?"


Pria ini tersenyum miris, bahkan setiap saat ia selalu mengingat kejadian itu. Masa lalu yang ingin ia lenyapkan.

"Hey kalian, kapan mengajak ku kesana ? Disana indah bukan ?"

Lagi dan lagi pria ini tersenyum miris. Ia selalu berbicara seperti ini, tentu saja tidak ada jawaban.

Rindu....
Hatinya terlalu rindu akan 2 sosok yang selalu mengusik hatinya. 2 sosok yang telah lama terkubur oleh tanah.

"18 tahun berlalu...  ku pikir semua akan terhapus oleh waktu, namun  tetap saja ingatan itu bagaikan kaset diotak ku. Semua masih terlihat jelas hingga menghantui ku setiap saat"

Pria ini menghembuskan nafas dengan kasar seakan berharap bebannya pergi bersama hembusannya.

"Maaf... aku terlalu bosan untuk membawa bunga kesukaan kalian, disana pasti lebih indah "

Pria ini mulai melangkahkan kaki nya, berlalu meninggalkan TPU SARI. Langkahnya melambat disaat jalan raya terekam oleh kedua matanya.

Ia berdiri dipinggir jalan dan melihat kearah kanan.
Sesekali ia menggeser tempat ia berpijak, mengingat matahari yang mulai meninggi.

10 Menit...

15 Menit...

25 Menit...

Dan 30 menit...

Ia masih juga tak bergeming dari tempatnya dan tidak melakukan apapun.
Apakah pria tua ini bodoh ? Hanya diam berdiri dibawah terik matahari yang semakin gencar memancarkan cahayanya.

TUUUTTT.....TUUUUTTTT....TUUTTT

berbagai bunyi klakson menggema, ada juga yang menawarkan nya tumpangan namun ia tetap tidak menghiraukan keadaan sekitarnya.

Pria ini tetap menoleh kekanan, mencari sesuatu. Hingga pupil matanya melebar bertanda ia menemukan yang ia cari dan tunggu.

Tangan kanan pria ini terulur hingga sebuah Bus berukuran sedang berwarna biru berhenti tepat dihadapan nya.

Ia menaiki bus tersebut seraya memandang setiap sudut Bus. Cukup sepi... itulah yang ia simpulkan,
Lumayan banyak kusi kosong.

Jika mendapati kursi kosong, maka penumpang akan menempati bahkan terkadang belomba lomba untuk menempati kursi tersebut.

Namun pria ini justru memilih berdiri, berpegangan pada besi dia atas kepalanya.

"Tidak ada kursi kosong ! "

"Tumben orang kantoran mau pake Bus"

Di bus ini... dan tepat diposisi ini, pertemuan pertama yang tak terduga. Pertemuan yang selalu ia ingat sepanjang hidupnya.

Pria ini... sedang mengenang masa lalunya !

Semua cerita masa lalu berawal dari sini dari Bus ini, dan inilah kisahnya...

***********************************

"Doo...oorr !!! "

"Doo..r..rrr..!!!"

suara dentuman senjata terdengar menggema, ini sudah biasa terjadi.

"aisshh... Arbani, tidak bisakah kau menggunakan nya dengan benar ??"

Arbani memicingkan matanya pertanda bahwa ia sedang kesal. bukan nya takut tapi pria tadi malah tertawa keras.
bagaimana tidak ? wajah imut yang dimiliki Arbani malah terlihat lucu dan menggemaskan.

"Kalau begitu aku tidak akan latihan lagi !!!! "

rajuk Arbani sembari melemparkan senapan nya dan duduk dilantai bagaikan anak kecil.

"Bani, dari tadi kita tidak selesay latihan itu karena kesalahan mu !!! " Kesal Al

"Tapi Maxiem selalu menggangu ku !! Lagi pula bukan hanya aku yang melakukan kesalahan !!! "

"Aiisshhh... Kamu ini ! "
Al ingin sekali menendang bokong adik bungsu nya untuk saat ini.
Bayangkan saja..
diumurnya yang telah menginjak 20 tahun, Arbani masih lugu , manja, polos dan tidak bisa melakukan apapun dengan benar.

Berbanding terbalik dengan adik pertamanya Maxiem.
Maxiem terkenal dengan kepintaran nya juga kelihaian jemari nya memainkan senapan.

Sedangkan Al terkenal dengan bela diri nya dan juga sifat dingin nya .

"Sudah...sudah , sekarang kalian boleh istirahat dan minggu depan kita bertemu lagi disini "
Ujar Pak Hamzah yang tak lain adalah pelatih senapan mereka.

"Yeess... Akhir nya aku bisa bermain layangan lagi !!! "

Arbani berteriak girang dan berlalu pergi .

"Hhhaahah... Sepertinya dia tidak akan pernah dewasa !!! "

cibir Maxiem yang diangguki oleh sang kakak.

Ya... ini adalah cerita tentang ketiga kakak beradik dengan  segala perbedaannya.

AL , Maxiem  , Arbani , dan juga...
Dia

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 02, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cute's coupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang