Part 1

34 2 3
                                    

Cerita ini dibuat berdasarkan fiktif, tidak ada dasar sejarah dari apa yang saya tulis. Dilarang mengcopy tulisan ini tanpa persetujuan author, sekian.
.
.
.
.

Secangkir teh hangat, di lengkapi dengan kue-kue yang ditata cantik di atas cake three tier . Seperti biasanya suasana siang ini begitu tenang, tanpa ada suara bising orang-orang maupun kereta kuda yang berlalu-lalang. Udara di Norfolk sangat segar karena jauh dari keramaian. Mengantarkan rasa damai bagi siapa saja, termasuk bagi Amber. Dia memasukkan satu buah gula dadu ke dalam cangkir teh earlgrey miliknya, dia juga memasukan krim lalu mengaduk nya pelan.

Sesaat kemudian ia meraih cangkir tersebut dan menyesapnya pelan, dia bergumam nikmat merasakan campuran antara teh, gula, dan krim yang ia campurkan, terasa pas di lidah nya. Amber terpaku memandangi hamparan taman bunga Zeria di hadapannya, merupakan kebiasaan bagi keluarga Wellington untuk menanam bunga Zeria di taman mereka. Apa alasannya Amber tak pernah tahu, ia tak peduli, yang penting ia merasa senang melihat bunga itu tumbuh dengan subur di taman ini.

Angin membelai Pelan wajah Amber, matanya menutup meresapi sentuhan angin pada wajahnya. Ia sedikit tersenyum merasakan sejuknya udara saat ini, terdengar suara gesekkan seseorang yang sedang berjalan pelan ke arahnya. Amber dapat mengetahui jika pelayannya itu sudah berdiri tak jauh dari kursi yang ia duduki sekarang. Cangkir teh tersebut ia letakan kembali.

"Nona Amber, nona Rezata sudah menunggu di ruang tengah." Ujar Sarah sopan

"Baiklah, Sarah tolong buatkan teh baru. Nanti aku akan kembali bersama Rezata untuk minum teh." Sarah mengangguk dan menjawab sopan sebelum ia mengekor di belakang Amber yang berjalan menuju Wellington house. Ia sudah menunggu kedatangan sepupunya, dua hari yang lalu ia mengirim surat berisi tentang Amber yang meminta kedatangannya ke Wellington house, baru kemarin pagi ia menerima surat balasan dari sepupunya yang menyetujui permintaan Amber, tentu saja Rezata tak akan pernah menolak bila diminta berkunjung ke Wellington house. Dan benar saja bahkan belum menginjak tengah hari Rezata sudah datang di rumahnya, sepertinya sepupunya itu sangat suka bila berkunjung ke rumahnya.

Amber terus berjalan hingga mencapai pembatas antara ruang tengah dan aula pintu masuk. Sarah sudah pergi, mungkin ia langsung berbelok ke dapur untuk menyuruh koki menyiapkan teh dan kue yang baru untuk mereka. Amber membuka salah satu daun pintu yang di ukir lambang keluarga bangsawan Wellington. Aroma kayu-kayuan dan manis gula sangat tercium oleh Indra penciuman Amber, aroma yang selalu dipilih ibunya untuk ruang tengah.

Tepat ketika Amber masuk, suara wanita menyerukan namanya langsung terdengar.

"Amber!!!!" Rezata berlari kecil sebelum menubruk tubuhnya dan memberikan pelukan hangat kepadanya. Amber tertawa lepas melihat tingkah laku Rezata yang menyenangkan, Amber membalas pelukan Rezata lalu melepaskannya perlahan.

"Halo sepupu sudah lama aku tak berjumpa denganmu!" Pekik Rezata diiringi senyuman lebar di wajahnya yang bulat. Amber menggeleng tak percaya akan apa yang diucapkan Rezata.

"Oh ayolah Re, kau baru saja kemari seminggu yang lalu. Kau berkata seolah sudah tak berkunjung ke sini selama dua tahun." Tak dapat di tahan Amber memutar bola matanya.
Rezata hanya tertawa polos mendengar ucapan Amber, Rezata langsung duduk di sofa berbahan Velvet di dekat perapian. Amber pun mengikutinya untuk duduk, Rezata tampak memikirkan sesuatu sebelum akhirnya berbicara.

"Apa kau yakin Amber?" Tanya Rezata yang berubah menjadi serius.

Untuk beberapa saat Amber hanya diam, bibirnya membentuk garis lurus. Wajahnya berpaling ke arah Rezata penuh tekad, sorot matanya tak menunjukan keraguan sedikitpun.
Amber mengangguk mantap.

"Tentu saja."

"Baiklah jika itu maumu, aku tak akan mencampurinya... Sekarang, bisakah aku mendapatkan jamuan teh? Sungguh aku sangat lapar membayangkan kue-kue mankjubkan buatan Francis." Rezata menarik turunkan alisnya lucu yang mau tak mau membuat Amber menggangguk.

STRINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang