Shizuo-Izaya
••
"Nyaan~"
"Nyaan~ Nyaan~ Nyaan~"
Shizuo mengelus ketiga kucing yang ia beli kemarin. Shizuo baru menyadari, memelihara kucing itu sangat menyenangkan dan bisa meredam emosinya.
Buktinya, Shizuo bahkan tidak sadar bahwa Izaya memerhatikannya di balik dinding. Biasanya, Shizuo bisa merasakan hawa keberadaan Izaya dan Shizuo langsung emosi dan membanting apapun untuk membunuh Izaya.
Shizuo menuangkan susu di mangkuk khusus kucingnya. Ketiga kucingnya langsung menyerbu mangkuk dan meminum susu tersebut.
"Manisnya..," gumam Shizuo yang memerhatikan ketiga kucingnya.
Orihara Izaya, informan licik yang memerhatikan Shizuo di balik dinding menjadi heran dengan tingkah aneh Shizuo. Akhirnya, Izaya memberanikan dirinya untuk mendekati monster Ikebukuro tersebut, Heiwajima Shizuo.
"Nee.., ne.., Shizu-chan, siapa nama kucing manismu itu?" tanya Izaya dengan seringai khasnya.
Tanpa menoleh, Shizuo menjawab. "Ini Delic, ini Roppi, ini Hibiya."
Izaya makin heran ketika Shizuo menjawab pertanyaannya dengan santai. Biasanya, Shizuo tidak mau bicara dengannya. Apa kucing-kucing ini yang membuat Shizuo jadi berubah? Sebaiknya, Izaya memastikannya sendiri.
Izaya duduk di dekat ketiga kucing Shizuo, kemudian mengarahkan pisau tajamnya pada leher salah satu kucing.
"Neee.., Shizu-chan, kucingnya kubunuh satu, boleh ya?" pinta Izaya dengan wajah memelasnya.
Akhirnya emosi Shizuo terpancing.
"Pergi dari hadapanku, I-ZA-YA!!!! Jangan pernah sentuh kucingku dengan tangan kotormu, kutu!!!!"
Shizuo menarik kerah jaket Izaya, kemudian melemparnya jauh ke jalan raya. Izaya tidak bisa melawan. Ia hanya pasrah begitu mendapati dirinya penuh dengan luka.
Izaya tersungkur di tengah jalan raya yang sepi. Izaya berusaha bangkit dan berdiri dengan seringai liciknya.
"Ini sih, luka ringan, biasanya lebih dari ini, tapi..."
Izaya meremas kaus hitam polosnya di bagian dada.
"Kenapa rasanya sakit?" gumam Izaya. "Apa.., aku cemburu dengan kucing?"
Izaya menggeleng, lalu berusaha tertawa sekeras kerasnya.
"Hahahaha..., mana mungkin aku cemburu dengan kucing! Hahaha..., mana mungkin!!!"
Izaya menghela napas.
"Tapi.., aku tidak suka kucing, aku benci kucing, aku benci makhluk selain manusia, aku benci kucing..., aku benci!!!"
"Shizu-chan, monster yang sangat kucintai melebihi apapun, tidak boleh menyentuh hewan menyebalkan itu..., hanya aku yang boleh menyentuh Shizu-chan, ya..., hanya aku... Hahahahah!!!!"
Izaya tertawa sekeras-kerasnya, kemudian menangis. Ia tidak bisa lagi menahan air matanya.
***
Keesokan harinya...
Izaya sudah merencanakan sesuatu. Tapi Izaya ragu rencananya tidak sesuai harapannya. Tapi mau bagaimana lagi, tidak ada yang tahu hasilnya sebelum dicoba...
Izaya mengintip Shizuo yang sedang menuntun semua kucingnya keluar apartemennya dan memberinya makan.
Setelah selesai memberinya makan, Shizuo berdiri memerhatikan kucing-kucingnya.
Setelah itu, Izaya memulai rencananya.
Izaya berlari secepatnya dan langsung memeluk Shizuo dari depan.
"Oi kutu, apa yang kau lakukan?! Kau sudah gila—"
Izaya membungkam Shizuo dengan bibirnya. Izaya mencium Shizuo dan melumat bibirnya perlahan. Shizuo membeku dan tidak melawan.
Setelah merasa kehabisan napas, Izaya melepas ciumannya dan menghirup udara sebanyak banyaknya.
Shizuo memalingkan wajahnya, menyembunyikan rona kemerahan di pipinya.
"Apa sih yang kau lakukan kutu? Kau sedang sakit kan?" kata Shizuo.
"Shizu-chan, aku ingin disentuh Shizu-chan seperti kucing sialan itu, aku.., aku mencintai Shizu-chan..," seru Izaya.
Izaya menutup mata. Ia sudah siap akan segala resikonya. Ia sudah siap dibanting Shizuo. Ia sudah siap mati di tangan Shizuo.
Tapi yang terjadi benar-benar diluar dugaannya. Shizuo mengusap puncak kepala Izaya dengan lembut.
"Aku juga mencintaimu, kutu, tapi jangan sakiti kucing-kucingku, ini pemberian adikku," kata Shizuo.
Izaya membuka matanya.
"Shizu-chan, arigatou~" seru Izaya. "Aku pergi kerja dulu ya, jaa~"
Shizuo menahan Izaya.
"Jangan pergi dulu," kata Shizuo tajam.
"K-kau ingin membunuhku kan?" kata Izaya.
Shizuo menarik Izaya dan memeluknya erat, kemudian berbisik di telinga kanan Izaya.
"Barusan kau bilang ingin disentuh olehku kan, I-za-ya," bisik Shizuo, kemudian menjilat telinga Izaya, membuat Izaya terkejut.
"I-iya, tapi jangan sekarang..."
"Aku maunya sekarang, kebetulan apartemenku sedang kosong!"
Shizuo menarik Izaya memasuki apartemennya dan mengunci pintunya.
"Lepaskan aku, protozoa!! Aku tidak ada waktu untuk main-main, aku harus kerja!!!"
"Diamlah, kutu."
Hari ini akan menjadi hari yang panjang bagi Orihara Izaya, sang Informan terlicik se-Ikebukuro.
***
OMAKE
"Ohayou, Shi-zu-chan~✩"
Shizuo membuka matanya perlahan, dan mendapati orang yang sangat ia cintai—ralat, yang sangat ia benci duduk di atas tubuhnya dengan jaket hitam dan seringai khasnya.
"Izaya, apa yang kau lakukan di sini, kutu!"
"Ara~ Shizu-chan tidak ingat?" balas Izaya. "Kau sangat kasar semalam, lain kali pelan-pelanlah denganku, aku ini lemah."
"Haaah?!!" seru Shizuo. "Berarti aku tidak bermimpi, cih, sialan."
"Jadi bagaimana, Shizu-chan, ingin menikah denganku?" tanya Izaya dengan seringai liciknya.
"Haah??!"
"Ayolah Shizu-chan, kau harus bertanggung jawab karena sudah membuatku bolos kerja dan sudah menghamiliku..."
"Haaah??!! Hamil darimana dasar kutu!!! Menyingkir dariku!!!"
Izaya reflek lompat dari kasur Shizuo dan bersiap dengan pisau lipatnya. Shizuo menghela napas, berusaha mengendalikan emosi.
"Tentu saja aku akan menikahimu, tapi itu nanti setelah aku membunuhmu."
Izaya menyeringai. "Shizu-chan kejam ya~"
"Bercanda, aku sudah menabung untuk pernikahan kita nanti, jadi..., mau kapan?" tanya Shizuo.
Izaya membeku. Wajahnya merah padam. Jadi.., Shizuo memang berencana menikahinya?
Izaya tersenyum lebar—kali ini bukan seringai menyenalkannya— dan langsung loncat memeluk Shizuo.
"Aku mencintaimu Shizu-chan, nikahnya sekarang aja~"
"Mana bisa sekarang, kutu!!"
"Ahahaha~"
"Cih, aku juga mencintaimu, kutu."
••
FIN
Don't forget to vote & comment jika berkenan :3
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Touch The Cat !!
FanfictionDisclaimer : Durarara hanya milik Ryogho Narita. Rate : T+ /? Izaya membenci makhluk hidup selain manusia--termasuk kucing.