Prolog

18 5 0
                                    


Awalnya aku mengira, bahwa rasa sesak yang terasa di dada ini akan hilang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu.

Awalnya aku berpikir, bahwa jika aku menolak merasakan sesuatu, rasa itu tidak akan menjadi semakin besar.

Awalnya aku mengira, bermain-main dengan perasaan itu menyenangkan.

Dan awalnya aku mengira, bahwa kau adalah benalu dalam kehidupanku.

Entah mengapa sekarang begitu jelas.

Rasa sakit ini terlihat semakin nyata.

Ketika akhirnya aku mengerti bahwa kau lah satu-satunya.

Yang aku butuhkan.

Yang aku inginkan.

Yang ingin aku cintai sepenuh hati dan jiwa.

Kuberikan hati ini hanya padamu.

Aku tidak meminta balasan.

Aku cuma mau kamu bahagia.

Dengan segala yang kupunya.

-Anonym.

Laki-laki berambut kecokelatan itu melipat kertas tersebut dengan rapi diatas meja. Musim dingin sudah tiba. Ia berdiri dari kursi kerjanya, kemudian berjalan menuju jendela kamarnya.

Salju-salju putih mulai berjatuhan. Semua orang tampaknya begitu bahagia menyambut Natal. Setidaknya, ia tidak.

Ia menarik napas dalam-dalam. Kemudian menghembuskannya dengan pelan. Begitu banyak masalah dan pikiran berkecamuk dalam hatinya.

Di raihnya sebuah figur foto wanita yang membelah hidupnya saat ini. Gadis yang mengisi relung hatinya dan tidak menyisakan tempat untuk siapa pun.

Andaikan waktu dapat terulang. Apa yang ingin kamu minta?


Sebuah kisah cinta di bawah kolong langit kota New York dimulai disini.

Signature,
Cherinś.

Endless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang