Prolog

7.4K 813 150
                                    

Pairing ChanBaek Genre Romansa,
Drama, Fiksi & Fantasi
Rated M Length Chaptered
Disclaimer All cast in this story belong to God and themselves. Story and plot, all belong to author. Do not copy this story, plagiarism is strictly prohibited.
Warning Typo(s), BoysLove

e)(o

Sang bayu berembus dari palung khatulistiwa. Ia berdesir, menerbangkan ratusan benih dandelion yang melambangkan harapan. Bagai nyiur melambai, helaian surai sehitam gagak terombang-ambing mengikuti ke mana angin berlagu. Goresan luka menodai badan, dan bersimbahnya darah menjadi mengerak pada zirah yang dikenakan. Namun waktu tak memberi pilihan. Titah dari penguasa telah berkumandang. Setelah bertahun-tahun mengasingkan diri di medan perang, akhirnya perintah itu digaungkan.

Sepucuk surat datang dari utusan terbaik kerajaan. Berbalut kain hitam, dan ditulis menggunakan tinta merah marak; tanda pesan di dalamnya begitu penting sekaligus genting. Keningnya mengkerut dalam-mengingat bahwa ia tidak pernah kalah dalam berperang, mengapa raja harus begitu berlebihan dengan mengirim surat bersimbol kematian? Namun sang kesatria merasa terkejut saat membaca isi surat di dalamnya. Ia tidak menduga-duga, dari sekian banyak kosakata yang melimpahi bumi, mengapa harus kalimat ini yang mampir pada suratnya?

Hanya satu kalimat, namun begitu menggetarkan jiwanya.

Aku membutuhkan mata, tangan, kaki, dan kesetiaanmu.

Pulang, adalah kata yang tepat untuk menggambarkan.

"Panglima, apakah anda benar-benar akan pergi?"

Kim Jongdae adalah kaki tangannya yang paling setia, maka tak heran jika kepulangannya menjadi kabar yang begitu mengejutkan.

"Kepergianku adalah untuk kembali."

"Apakah anda tidak akan pernah lagi menginjakkan kaki di sini?"

"Aku tidak tahu." Matanya menatap Jongdae yang masih berdiri penuh protokol di depannya. "Namun, selama aku kembali, aku memperintahkanmu untuk menjaga perbatasan sekaligus keselematan negara. Seluruh pasukan mutlak berada di bawah perintahmu. Apakah kau sanggup?"

"Sanggup."

Kaki-kaki kuda serupa baja yang kokoh berlari kencang hingga menimbulkan derak kasar akibat menyentuh kerikil-kerikil tajam. Layaknya bala tentara perang yang siap menyongsong pertarungan, ia nampak begitu angkuh dalam balutan hitam dan merah. Barak yang bermukim tepat di benteng perbatasan—lapisan pertahanan terluar kerajaan-menyebabkan sang kesatria harus menempuh perjalanan berminggu-minggu lamanya untuk sampai. Namun baginya, selama iman masih berpegang teguh pada cintanya terhadap ibu pertiwi, perjalanan ini bukanlah perkara besar.

Matahari mulai terbenam di kaki langit, dan jingga yang indah segera melukis cakrawala untuk memayungi sang kesatria muda yang menunggangi kudanya dengan begitu gagah berani.

Ratusan perang besar telah diakhiri. Puluhan wilayah menyatu dalam sumpah bertinta darah. Dan kemenangan telak berkali-kali menjadi pesan yang menggembirakan bagi negeri. Namun kesatria itu kini telah kembali ke tempatnya berasal-tanah kelahirannya. Bukan karena bosan menghunuskan pedang pada lawan, atau bahkan mangkir dari sumpah yang telah diikrarkan, melainkan karena titah yang tak dapat dienggankan.

Sebuah titah rahasia, yang menunggu untuk dilaksanakan.

Mengapa seseorang yang menggenggam dunia di tangannya harus meminta pertolongan pada hambanya yang selalu bermandikan darah?

"Panglima Park akan segera memasuki istana!"

Trompet ditiupkan sebagai penanda kedatangan, yang lalu disusul oleh suara genderang penyambutan. Pintu gerbang raksasa tak lama menjeblak terbuka, memperlihatkan para penghuni kerajaan yang bersiap menyambutnya.

Angin segar membelai wajah rupawannya sesaat—menyebabkannya tepekur dan berhenti di ambang kenangan. Masih segar dalam ingatan, tentang masa kecilnya yang ia habiskan di istana untuk berlatih sebagai calon prajurit. Namun dilihatnya istana tak banyak berubah, selain kelir pada bangunan yang selalu mendapat pembugaran, juga wajah-wajah baru yang asing dalam pandangan.

Ditariknya tali kekang dalam genggamannya hingga menyebabkan sang kuda meringkih, sebelum akhirnya berjalan anggun melewati pintu gerbang bergerindil emas di depannya.

Bala tentara berbaris rapi dan terbagi menjadi dua bagian guna memberi jalan setapak lapang bagi sang kesatria juga kudanya yang sesekali meringkih antusias; seakan merasa puas dengan sambutan yang diberikan. Trompet masih berkumandang, menggema ke seluruh pelosok istana sebagai tanda penghormatan dari negeri.

Pandangan mata sang kesatria lalu jatuh pada pelataran istana.

Para menteri, dan dewan istana nampak memakai pakaian kebesaran mereka untuk menyambutnya—yang menurutnya begitu berlebihan, sebab ia bukanlah seseorang yang cukup pantas untuk diperlakukan demikian. Bahkan sang raja juga ikut serta menyambutnya bersama penasihat istana yang berdiri setia di sisinya. Sang raja duduk di atas kursi kebesarannya. Dengan balutan kulit yang mengeriput, juga mata sayu yang nampak lelah, ia masih terlihat gagah perkasa dalam pandangan matanya.

Ia kembali menarik tali kekangnya, dan kali ini kudanya memilih berhenti di tengah jalan. Tanpa pikir panjang kaki sekuat baja itu melompat dari atas tunggangan, dan terkesima dengan tanah yang terasa begitu hangat di bawah kakinya. Suara musik tiba-tiba berhenti, semua kemeriahan lenyap, menyisakan kesunyian yang menggantung pekat di udara. Namun hal itu bukan penghalang bagi sang kesatria untuk melangkah dengan gagah berani menuju di mana rajanya berada.

Satu lutut menjejak pada tanah, kepalan tangan kanan menapak pada dada kiri, menunduk seperti seorang hamba yang setia-penghormatan seorang prajurit terhadap rajanya yang agung dan begitu dipujanya.

"Hamba kembali, sesuai titah Paduka," ucapnya dari balik burkak hitam yang dikenakan.

to be continued

Cuap-cuap:

Park Chanyeol sebagai Panglima Perang Silla. Umur 29 tahun. Byun Baekhyun sebagai Putra Mahkota/Pangeran. Umur 19 tahun. Jarak umur mereka kira-kira 10 tahun. Oke aku ganti jadi 17 tahun ya umurnya Baekhyun.

Ada seorang jenderal perang yang paling kesohor sekaligus paling hebat di jaman kerajaan Silla yang berhasil menyatukan semenanjung Korea. Namanya Kim Yu-Shin. Jenderal Shin juga disebut sebagai hwarang terhebat dari abad ke tujuh. Selain itu Jenderal Shin juga terkenal banget nih soal kepemimpinannya yang keren abis. Makanya tertarik banget ngejadiin sosok dia sebagai Chanyeol LOL.

Jangan lupa untuk donwload OST yang cocok sama cerita ini. Seperti:
0. EXO - The Eve
1. Ryo Yoshimata - Sound Of Ocean
2. Taeyeon - All With You (OST Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo)
3. Im Sun Hae - Will Be Back (OST Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo) ps. Lagu ini sedih banget masyaAllah.
4. LYN - Love Story (OST The Legend Of The Blue Sea)

ps. Ini ff baru.

Moon LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang