Chapter 1: Buah Ketapang

6.3K 788 204
                                    

Pairing ChanBaek Genre Romance, Humor & Fantasi
Rated M Length Chaptered
Disclaimer All cast in this story belong to God and themselves. Story and plot, all belong to author. Do not copy this story, plagiarism is strictly prohibited.
Warning Typo(s), BoysLove

e)(o

1

"Cinta adalah sebentuk perasaan kasih yang tulus, yang terkadang hadir dari tempat tak terduga, juga waktu yang tak dapat ditentukan oleh pemiliknya. Cinta datang tanpa sebuah peringatan..."

Tuk tuk tuk!

Ketukan kasar pada meja terdengar. Pelakunya duduk di tengah ruangan, nampak berkali-kali menguap bosan.

"...Laksana padi yang jatuh hati pada hujan di musim kemarau. Kumbang yang diam-diam menaruh rindu pada bunga mekar di tengah padang ilalang. Juga sang angin yang terpikat pada kecantikan si daun musim gugur. Cinta mengajarkan keikhlasan, melimpahkan kebahagiaan, dan mewarisi semua kebaikan. Meski terkadang—"

Tuk tuk tuk!

"Cinta jua memberi rasa sakit. Ia pergi tanpa pamit, menyakiti tanpa belas kasih, hingga meninggalkan luka—"

"Ah, sudah hentikan!"

Bibir sehalus sutra itu mengerucut, sedang manik matanya yang bening memicing tajam. "Kau terus-menerus mengoceh tentang cinta. Itu benar-benar membuatku bosan Guru Im. Apa kau tidak melihat sudah berapa kali aku menguap?" ujarnya dengan tidak sopan seperti biasa. Ia kemudian menjatuhkan pandangannya pada selembar kertas putih di atas meja yang nampak kosong dari guratan tinta. Ada seringaian tipis di ujung bibirnya saat ia lamat-lamat melanjutkan, "Katakan sesuatu Guru Im. Kehormatanku menuntut kecerdasanmu untuk mengatakan sesuatu yang jauh lebih menarik ketimbang cinta."

Gurunya—Im SunHee—tersenyum lembut. "Cinta adalah perkara paling menarik di dunia," ujarnya. Ia kemudian melanjutkan, "Sampai saat ini setiap orang terus membicarakannya, dan tidak pernah sekalipun merasa puas. Setiap orang ingin tersentuh dan merasakan cinta. Tidakkah itu indah?"

"Itu artinya mereka bodoh!" sergahnya.

SunHee lagi-lagi hanya tersenyum. Tatapannya begitu menyayang, serupa tatapan hangat seorang ibu kepada anaknya. Wanita yang masih memiliki ikatan persaudaraan dengan penguasa Silla itu tidak sedikitpun menaruh benci terlebih dendam terhadap sikap kurang ajar sang pangeran muda. Bukan tanpa alasan. SunHee memang sudah sangat mengenal sifat nakal yang dimiliki murid kesayangannya tersebut. Sebagai wali muridnya, SunHee tahu benar bahwa perbuatan nakal yang kerap kali dilakukan oleh Baekhyun semata-mata hanya taktik untuk menarik perhatian orang-orang terhadapnya.

Kenyataan bahwa pangeran muda itu kesulitan bergaul dengan remaja sebayanya akibat terlalu banyaknya pertimbangan mengenai keselamatan dirinya, serta alasan lain yang melibatkan kehormatan dan kedudukan kerajaan, menyebabkan ia dipaksa hidup dalam lingkungan kolot yang dipenuhi hal-hal bersifat otoriter. Selain itu, Baekhyun telah kehilangan sosok ibu dalam hidupnya di umur yang masih sangat begitu muda. Tidak adanya sosok lembut dan penyayang dalam hidupnya membuat ia kesulitan mengontrol emosinya yang masih meledak-ledak dan labil. Sementara sang raja bukanlah sosok yang penyabar. Ia sukar mengalah, dan justru selalu memaksakan kehendaknya.

"Baekhyun," panggilnya seakan tengah memanggil anak kandungnya sendiri.

Baekhyun membuang pandangannya, lalu menyahut malas, "Hmmm..."

"Menurutmu... apa itu cinta?

"Huh?!" Matanya mendelik, dengan sepasang manik mata sehitam jelaga yang bergerak-gerak kebingungan. "I-itu tentu saja..." Ia kesulitan mencari kata-kata yang tepat untuk menjawabnya.

Moon LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang