32. Pernikahanku

10.8K 365 26
                                    

Aku akan menikah hari ini.

Aku sanggup.
Yakinku dalam hati. Meski aku tidak mencintai Sasori. Aku akan belajar. Aku bisa mencintai Sasori.

Jujur, setelah semua pemikiranku, setelah semuanya yang aku alami. Aku masih mencintai Sasuke. Tapi, aku tak mau kembali jatuh kedalam kecewa yang sama. Tak perlu lagi rasa sakit yang sama.

Aku menatap diriku di cermin. Hari ini untuk kedua kalinya aku menikah. Dengan orang yang berbeda dan dengan rasa yang berbeda.

"Sakura, ayo kita pergi" ucap Ino. Aku mengangguk. "Tenang saja" ucap Ino lalu menatapku lembut.

Aneh sekali, aku tidak gugup. Perasaanku biaa saja. Seperti biasanya, bahkan hatiku terasa... Sakit? Ayolah, aku baik baik saja. Aku tak sakit.

"Apa kau masih mencintainya?"
"Apa maksudmu?"
"Sasuke, apa kau masih mencintai Sasuke?"
"Tidak, aku... Aku tak mencintainya"
"Kau yakin?"
"I.. Iya.. Aku yakin"
"Tapi aku tak yakin"
"Huh?"
"Aku tak yakin kalau kau tak mencintainya"
"Tidak. Aku tak mencintainya"
"Kau masih mencintainya Sakura. Sangat malah"
"Tidak, aku tak mencintainya. Aku... Hisk.. Hisk... Tak pernah mencintainya... Hisk... Aku benci dia"
"Tidak, kamu masih mencintainya. Hanya saja, kecewa menutupi semuanya"
"...."
"Kejar bahagia sejatimu sakura"
Aku tersentak, percakapanku dengan Sasori kembali terngiang di otakku.
Tidak. Aku tak sanggup
Ucap kata hatiku. Aku mundur perlahan. Iya, aku tak sanggup. Aku...

Masih sangat mencintainya. Aku tak mungkin sanggup, dia cinta pertamaku. Yang selalu kuharapa jadi cinta terakhirku.

Kejar bahagia sejatimu sakura.

Kata kata Sasori terngiang dihatiku, bahagia sejatiku.

"Terima kasih Sasori"
Ucapku lalu mundur dan berlari. Ketempat dimana Sasuke berada.

"HEI SAKURA. MAU KEMANA? PERNIKAHAN AKAN DIMULAI"
Aku mendengar suara teriakan Ino dari jauh. Aku tak peduli. Aku terus berlari, tak peduli lagi pada pandangan orang orang yang menatapku aneh.

Hingga akhirnya aku sampai di danau itu. "Sasuke"
Ucapku, dia terlihat menatap kearah danau. Dadaku sesak melihatnya,
Cinta pertamaku.

Detik berikutnya aku berlari, lalu menubruk tubuh itu. "Aku mencintaimu" ucapku lalu mendekap tubuh itu erat. "Jangan pergi kumohon" ucapku. Air mataku mulai menganak sungai. Aku tidak mau kehilangan dia untuk yang kedua kalinya.

"Apa alasanku untuk tinggal?" tanyanya "kamu tidak boleh pergi, karena aku mencintaimu" ucapku penuh keyakinan. "Aku juga mencintaimu, tapi maaf aku harus pergi" ucapnya.

Batinku meraung pilu, saat kutahu. Kalau hari ini. Aku harus melepas cintaku pergi. Karena mungkin, tuhan tak mengizinkan kami untuk bersama kembali. Meski aku berharap itu terjadi.

"Iya, kamu boleh pergi. Tapi jangan pernah lupakan aku" ucapku. Aku akan melepasnya.
"Iya, aku akan pergi jika kau ikut denganku" ucapnya dengan sebuah senyum. Kepalaku pusing secara tiba tiba. Aku tak mengerti apa yang dia bicarakan. "Hei, aku baru saja mengerjaimu sakura" ucapnya. Aku melayangkan tinjuku lalu tak ingat apapun lagi.
-----
Hawo!

Terima kasih untuk orang orang yang menyempatkan diri membaca cerita saya. Saya memutuskan untuk menarik seluruh bab karena merasa banyaknya kesalahan di alur cerita, baik dari penulisan dan lain lain. Maaf juga untuk yang belum membaca ceritanya sampai selesai :)

Forced Marriage (SasuSaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang