Untuk Kamu; Masa Lalu

14 0 0
                                    

Kamu, yang sebelumnya pernah kuperjuangkan begitu keras, yang dulunya pernah amat kucintai. Seseorang yang pernah melihat bola mataku penuh dengan harapan-harapan untuk hidup bersamamu. Yang di setiap catatan rencana-rencana hidupku, selalu kusertakan namamu. Yang di setiap hariku, kudoakan kebahagiaan untuk kita kelak.

Kamu, yang kupikir akan membuatku berhenti untuk mencari. Yang kupikir selamanya tidak akan tergantikan oleh orang lain. Tapi ... dalam sekejap saja, semuanya berubah. Begitu cepat, begitu mengejutkan.

Semua terjadi begitu saja. Di saat aku belum siap, masih begitu awam dengan perpisahan. Awalnya, aku sama sekali tidak percaya pada keadaan yang membuatmu terlalu jelas tampak begitu jahat di mataku. Tidak, aku bahkan tidak bisa percaya meskipun kamu sendiri yang menjelaskan padaku.

Meskipun kalimat pahit harus berulang-ulang kudengar, "maaf untuk semua ini ... tapi aku mencintai wanita lain, sudah lama. Sejak sebelum mengenalmu."

Aku di saat itu, dengan bodohnya menolak mempercayai kenyataan dan masih saja mempercayaimu. Berharap kamu tengah membuat lelucon-lelucon lain.

Lalu, pelan-pelan aku menjadi mengerti. Aku salah karena pernah begitu percaya.

Dan waktu demi waktu lewat, aku tak hanya menjadi mengerti, tapi juga sanggup melepaskan. Tidak, tidak sampai di situ saja, aku bahkan mensyukuri hidupku yang sekarang; hidupku yang tanpa kamu. Aku mensyukuri harapanku yang tidak jadi, doaku yang terganti, rencana lamaku yang gagal, perjuangan letihku yang pernah berakhir sedih, dan kepergian seseorang yang pernah kucintai.

Aku bersyukur, tidak bersamamu.

Allah menunjukkan padaku, bahwa hidupku jauh lebih baik tanpamu.

Dan aku yakin, kamu juga pasti jauh lebih baik. Dengan keputusan yang telah kamu pilih. Terimakasih untukmu, untuk pengalaman yang membuatku banyak belajar. Semoga kamu bahagia selalu, seperti doa-doaku sebelumnya.

Ternate, 23/10/2018

TeruntukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang