CHAPTER TWO

511 19 1
                                    

  Alice melototkan matanya."NO WAY''. ia mendengus kesal."semoga itu tidak terjadi!"gumamnya.

Alice melangkahkan kakinya—masuk keruangan Mr.John. Ia sedikit gugup, Mr.john menatapnya tajam seperti cowok berdarah dingin tadi. Dan ternyata mereka memang benar-benar mirip, ya... walau tidak terlalu mirip sih. Ah ribet!

   "Duduk!"ucapnya dingin. Alice sempat bergidik ngeri mendengar nada suaranya yang dingin ditambah lagi suaranya yang ngebas seperti ingin menelan Alice mentah-mentah. Ya tuhan! help me...

  "jadi kau Alice, mahasiswa kedokteran yang mendapat beasiswa itu,"ucapnya lagi tetap dingin. Kali ini memandang Alice dari atas sampai bawah. Alice hanya menganggup ada perasaan takut ketika Mr.John menatapnya seperti itu.

  "Pakaianmu cukup bagus, sopan. Saya tidak terlalu suka orang yang berpakaian mini. apalagi kamu mahasiswa yang mendapat beasiswa. Jaga kelakuanmu!pandai-pandailah milih teman karena tidak semuanya disini bisa dianggap teman. Dan yang paling penting saya bisa mencabut beasiswa kamu jika nilaimu tiba-tiba drop,"lanjut Mr.John. tatapannya tetap dingin. Tidak ada satu senyuman terhias disana.

  Alice merasa ia harus cepat-cepat meninggalkan ruangan ini.

"baiklah Mr.John, saya mengerti. saya akan berusaha sebaik mungkin dan tidak akan mengecewakan anda,"ucap Alice dengan ramah.

"baiklah,semoga kamu beruntung," Mr.john bangkit dan mengantarkan Alice keluar. Ketika ingin keluar, Alice sedik terkejut melihat Daniel berdiri disana.

"Ap...apa yang kau lakukan disini?"tanya Alice. Namun Daniel mengacuhkannya. Ia menatap Mr.John dengan pandangan err... tidak bisa dijelaskan secara detail.

Mr.john menatap Daniel seperti Daniel menatapnya. Kalau dilihat dari dekat mereka kelihatan mirip seperti seorang ayah dan anak. Tapi dari pandangan mereka berdua mereka tidak terlalu akrab dan seperti saling membenci. Apa benar? oh Alice jangan berpikir yang macam- macam dan jangan ikut campur urusan mereka berdua! dari pada kena masalah lebih baik diam.

"kenapa anda memanggil saya kesini?" tanya Daniel, nada suaranya tetap sama. Dingin sedingin es malah.

"tolong kau antarkan mahasiswa baru ini, namanya..."

"aku sudah tau!" potong Daniel. Hu... lagi-lagi ia memotong ucapan orang sembarangan didepan sang pemilik kampus lagi.

"bagus kalau begitu. Alice kau sekelas dengan Daniel, cepat masuk sebentar saya akan masuk kekelas kalian,"jelas Mr.John.

Mr.John tidak menyadari perubahan raut wajah Alice ketika ia mendengar akan sekelas dengan cowok berdarah dingin itu. Sekelas? WHAT! bakal perang dunia ketiga nih. Alice mendadak pucat, tubuhnya membeku seketika. ia teringat ucapan Daniel. 'Kemungkinan kita akan sekelas, aku harap kau tidak akan suka padaku'.

  OH MY GOD! HELP ME!

  Alice tersadar ketika ia lagi lagi ditarik paksa oleh Daniel.'oh tuhan, kenapa harus sekelas dengan cowok berdarah dingin ini sih!' batin Alice.

Ketika Alice masuk, ia melihat tatapan aneh dari mahasiswa lainnya yang menatap Alice dan Daniel masuk secara bersama. Alice baru ngeh rupanya ketika ia melihat tangannya digenggam oleh Daniel.

'pantes aja perempuan disini menatap Alice seperti ingin memangsa buruan mereka, ternyata ini penyebabnya'batin Alice.

  Alice segera memberi isyarat kepada Daniel untuk melepaskan genggamannya. Sepertinya ia juga baru sadar. Daniel buru-buru melepaskannya dan kelihatan salah tingkah. Tanpa berkata apa-apa, ia pergi duduk meninggalkan Alice yang masih bengong.

  "Hay!kau ingin duduk apa berdiri disini?"ucap seseorang dengan ramah. Alice seketika terperanjat dari lamunannya. Sepertinya Alice mengenal pria ini. Dia...

sixth senseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang