Percayakah kau terhadap sihir? Tidak? Kita berarti memiliki pemikiran yang sama. Aku juga tidak percaya dengan yang namanya sihir. Walaupun demikian aku sangat mengagumi novel karangan J.K Rowling. Boleh dikatakan aku adalah pecinta Harry Potter.
Aku menyukai novel tersebut karena sebuah mantra yang benar-benar ingin bisa kukuasai walaupun tidak nyata. Mantra penghilang ingatan.
~oOo~
Matahari mulai kembali menyelimuti tubuh bulatnya. Menghilang di balik pegunungan yang menjulang tinggi. Menyisakan sinar tipis berwarna oren kekuning-kuningan. Menandakan malam sudah semakin dekat.
Sepasang kaki berbalut sepatu kets berwarna hitam melangkah dengan pelan. Menyusuri jalan setapak yang tidak terlalu luas. Ditemani dengan kegelapan, gadis bersurai hitam panjang tersebut terus melangkah. Semakin dekat dengan kediamannya, semakin berat pula langkahnya. Matanya memerah menahan tangis. Kepalanya selalu menunduk. Memperhatikan jalan dengan tatapan kosong.
Kenyataan memang menyakitkan. Dan hal itu yang kini tengah dirasakannya.
Gadis manis bernama lengkap Kim Jaejoong tersebut terkekeh kecil disambut dengan lelehan air mata yang kembali turun melewati pipi chubbynya. Tertawa miris. Menertawakan dirinya yang memang sangat bodoh.
Ya... ia akui kalau ia sangat bodoh.
Ia tidak sedang baik-baik saja sekarang jika kalian bertanya. Nyatanya orang terkasih yang paling ia percaya untuk menjaga hatinya kini justru malah menghancurkannya. Memarahinyapun percuma saja. Pemuda yang kini menjadi mantan kekasihnya–meskipun belum putus secara resmi–adalah pemuda yang pandai berargumen. Berdebat dengannya sama halnya dengan buang-buang tenaga. Tidak akan mempengaruhi apapun.
"Seharusnya aku sadar," lirih Jaejoong.
Sebelum mereka resmi berpacaran, Jaejoong beberapa kali mendapatkan peringatan dari teman-temannya untuk tidak dekat-dekat dengan orang yang bernama Jung Yunho. Mereka bilang, Yunho adalah playboy kelas kakap. Sudah banyak teman-teman kelasnya yang menjadi korban Yunho, tetapi dengan nekat ia justru dengan suka rela melemparkan diri pada suatu kubangan yang bernama patah hati.
Percayalah... sakit gigi jauh lebih menyenangkan ketimbang patah hati.
Jaejoong terus melanjutkan langkahnya. Ia mulai keluar dari jalan setapak menuju jalan raya yang berada di ujung jalan setapak. Tatapan matanya masih kosong. Dan otaknya, tanpa diminta selalu menampilkan potongan peristiwa yang membuatnya menjadi sangat menyedihkan seperti ini.
Waktu itu... masih pukul satu siang. Jaejoong dan Yunho tadinya memiliki janji di siang hari. Mereka berniat menghabiskan waktu siang dengan jalan-jalan santai mengelilingi taman kota. Namun sayangnya, Yunho membatalkan janji mereka ketika Jaejoong sudah sampai di taman kota. Alasannya ia harus mempersiapkan presentasinya yang belum selesai untuk esok hari. Dan tanpa menaruh rasa curiga, Jaejoong memaafkan Yunho.
Namun, ketika ia baru saja melangkah seratus meter, iris doe-nya mendapati bayangan sang kekasih. Dan yang membuatnya terkejut adalah bayangan itu memang sang kekasih... tetapi dengan gadis lain yang tidak dikenalnya. Matanya semakin membulat begitu menyadari jika kekasihnya bergandengan tangan dengan gadis itu.
Karena dihantui rasa penasaran, Jaejoong memutuskan untuk mendekat, mengikuti keduanya yang kini telah duduk di salah satu kursi taman.
Jantung Jaejoong berdetak keras. Hatinya teriris oleh sebilah pisau tak terlihat. Matanya memanas dan berubah menjadi merah. Ia yakin... seratus persen yakin jika pendengarannya masih sangat berfungsi. Kekasihnya sendiri menyatakan cinta kepada gadis lain.
Good!
Mungkin inilah karma baginya karena mengindahkan peringatan dari sahabatnya.
Dan itulah yang membuat Jaejoong menjadi semenyedihkan seperti ini. Ia, yang terlarut dalam kekecewaan tidak menyadari jika kini ia telah berdiri di tengah jalan raya. Sampai–
Sebuah mobil sedan berwarna putih menabrak Jaejoong. Membuat kepala gadis itu terbentur trotoar dengan keras.
~oOo~
Apa kau percaya vampire? Tidak? Kita berarti memiliki pemikiran yang sama. Aku juga tidak percaya dengan yang namanya vampire. Tapi aku sangat penasaran dengan salah satu kemampuan vampire. Aku ingin bertemu dengannya dan menatap mata merahnya. Dengan harapan... vampire itu bisa menghilangkankan ingatanku.
~oOo~
Di sebuah rumah sakit, tepatnya di ruangan dimana Jaejoong berada. Seorang laki-laki yang masih memiliki status kekasih Jaejoong tengah menggenggam jemari mungil miliknya. Ia terlihat terpukul dengan keadaan sang kekasih yang begitu memprihatinkan.
Yunho hanya bisa memandang wajah Jaejoong sendu. Ia ingin sekali menghilangkan rasa sakit yang Jaejoong rasakan. Namun apalah daya, ia hanya manusia biasa. Ia hanya bisa berdoa semoga sang kekasih cepat sadar dari komanya. Yunho sungguh menyayangi Jaejoong. Rasa sayangnya berbeda dengan rasa sayang ketika ia berpacaran dengan gadis lain dulu. Dan ia benar-benar tidak ingin kehilangan Jaejoong.
Cklek!
Pintu di ruangan tersebut terbuka, menampilkan kedua orang tua Jaejoong yang keadaannya tidak jauh berbeda dengan Yunho. Yunho hanya menoleh sesaat untuk memastikan jika yang masuk ke ruangan tersebut memang orang tua Jaejoong.
"Jadi..." nafas Yunho sedikit tercekat. "bagaimana keadaan Jaejoong, Ahjussi, Ahjumma?" tanya Yunho akhirnya.
Ibu Jaejoong–Kim Heechul–melangkah pelan, mendekati ranjang yang digunakan oleh putrinya. Wanita paruh baya itu mendudukan tubuh lelahnya di salah satu kursi yang tidak terpakai. Ia memandang putri tunggalnya dengan tatapan sedih. Tangannya terulur untuk membelai rambut putrinya. "Kata dokter, kemungkinan besar Jaejoong mengalami amnesia."
Dan benar saja, setelah hampir satu bulan Jaejoong tertidur, akhirnya gadis tersebut membuka matanya. Yunho yang pada saat itu tengah menjaga Jaejoong merasa sangat bahagia. Namun sayang, kebahagiannya cepat memudar tatkala Jaejoong sendiri menanyakan siapa dirinya. Dan Yunho harus menelan kekecewaan ketika hanya dirinya saja yang dilupakan oleh Jaejoong.
Jaejoong tidak mengingatnya. Jaejoong tidak mengenalinya. Dan Jaejoong melupakannya. Melupakan dirinya yang masih berstatus sebagai kekasihnya. Apa salahnya sehingga Jaejoong melupakan dirinya? Ia tidak pernah berselingkuh di belakang Jaejoong.
Dan jika Jaejoong mengetahui kejadian di taman waktu itu, ia tidak sungguh-sungguh menyatakan cinta pada gadis itu. Gadis itu adalah sahabat Yunho. Ungakap rasa cinta pada gadis itu adalah semata-mata hanya untuk candaan. Tidak ada maksud lain. Ia dan gadis yang bernama Kwon Boa itu hanya seorang sahabat, tidak lebih.
Memang, pernah sekali Kwon Boa menyatakan perasaannya pada Yunho, tapi tidak pernah Yunho pedulikan. Karena ia tidak ingin menyakiti sahabatnya dengan tingkahnya yang selalu bergonta-ganti pasangan.
Jika memang itu yang membuat Jaejoong kecelakaan, maka Yunho benar-benar tidak akan memaafkan dirinya sendiri.
~oOo~
Aku tidak percaya sihir dan vampire. tapi aku percaya Tuhan. Aku percaya jika Tuhan pasti memiliki kuasa. Kuasa untuk menghilangkan seluruh memoriku tentangmu... dari otakku.
~oOo~
END
YOU ARE READING
Kumpulan Oneshot YUNJAE
FanfictionKumpulan cerita singkat tentang Yunjae 1. Do you believe...?? (Genderswitch) Yang lain menyusul... dan.. selamat membaca warn : Yunjae