Mianhae

306 39 1
                                    

Jihoon sedang membawa buket bunga untuk kekasihnya yang paling dia cintai, seseorang yang mengisi hatinya selama lebih dari 4 tahun ini. Seseorang yang meninggalkannya setelah berkata dia tidak mencintainya lagi, Jihoon tahu itu hanya kebohongan Soonyoung agar Jihoon membencinya.

Air mata Jihoon jatuh, mengingat kenangan indah bersama Soonyoung yang mungkin Soonyoung tidak tahu. Seperti, Jihoon yang rela bangun sangat pagi untuk memasakkan Soonyoung makanan, Jihoon yang terjaga semalaman untuk menjaga Soonyoung karena dia sakit, Jihoon yang selalu berkata mencintai Soonyoung dalam diam. Bohong jika Jihoon tak pernah mengucapkan bahwa Jihoon mencintai Soonyoung, setiap nafas Jihoon hanya untuk Soonyoung, setiap detak jantung Jihoon hanya untuk Soonyoung. Dia menyesal tidak bisa benar-benar menampakkan kasih sayangnya untuk Soonyoung.

Dia tidak ingin tangannya digenggam oleh Soonyoung karena dia takut tak bisa melepaskannya lagi, dia takut memulai ciuman dengan Soonyoung karena dia takut rasa bibir Soonyoung berbekas dibibirnya dan tak akan pernah pergi. Tapi semuanya sia-sia dimasih tidak bisa melepaskan Soonyoungnya, dia tak tahu bahwa Soonyoung menderita kelainan pada jantung dan umurnya. Jika dia tahu bahwa Soonyoung tak akan sampai pada 20 tahun dan tepat dimana hari dia meninggal adalah hari ulang tahun dari Soonyoung. Dia tak tahu kemana Soonyoung saat ia menghilang selama beberapa hari, ternyata dia sedang berjuang untuk bertahan hidup.

Jihoon Pov

Kenapa dia meninggalkanku? Dengan mudahnya dia menorehkan luka padaku tanpa mengucapkan kata maaf. Aku hanya ingin dia tetap tinggal bersamaku, aku sangat membencinya tapi aku sangat sangat sangat mencintainya. Kenapa kau begitu cepat meninggalkanku?, aku selalu memikirkanmu disetiap tidurku sejak kau meninggalkanku.

Aku hanya berdiri melihat abunya, sangat sakit melihat kekasihku hanya tinggal abu. Aku sangat ingin memeluknya seperti 3 hari yang lalu. Hari dimana dia meninggalkanku untuk selamanya.

Handphoneku berbunyi, ternyata Junhui yang menelpon. Dia adalah salah satu sahabat dekatnya Soonyoung karena mereka satu klub yaitu klub dance.

"Yeobseo"

"Jihoon-ah, bisakah kau mengambil barang-barang Soonyoung untuk sementara ini. Aku tak tega melihat paman dan bibi sangat sedih dan aku tak ingin menambah kesedihan mereka ketika aku memberikan barang-barang Soonyoung ini" jelasnya

"Tentu saja, aku sangat merindukan kekasihku asal kau tau itu" kataku dengan nada datar

'Neomu bogoshipeo' batinku

"Gomawo Jihoon-ah"

"Gwenchana, aku akan menghampirimu ke ruang latihan klub dance"

"Apakah tidak apa-apa?"

"Nan gwenchana"

'An gwenchana' batinku

Aku segera menutup telfon dan meninggalkan tempat ini, aku bergegas kembali ke kampus untuk mengambil barang-barang Soonyoung yang masih ada disana.

Saat aku sudah sampai diruang latihan klub dance, aku berhenti tepat didepan pintu, tempat ini yang selalu aku datangi ketika aku merindukan Soonyoung. Padahal kami akan bertemu saat diapartemen, tapi aku selalu memperhatikan dia diam-diam ketika dia berlatih sendirian. Aku memantapkan hatiku untuk membuka pintu, dan air mataku jatuh mengingat segala kenanganku disini.

"Oh Jihoon-ah, kau sudah datang rupanya" sapa Jun

"Ah ne" aku langsung menghapus air mataku

"Ini ada beberapa barang Soonyoung yang tertinggal disini sebelum di menghilang selama 4 hari"

"Ne, gomawo Jun-ah"

"Aku pergi dulu" pamitku

"Hati-hati dijalan"

12 HoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang