CHAPTER #1 ━ A Suicide

54 2 0
                                    

Akan saya ceritakan kepada kalian sebuah kisah musim dingin yang paling hangat.



2003, kala itu bukan hari yang baik untuk menyambut liburan musim dingin.

Bola mata saya terlihat resah, saya menggigil, bukan karena kedinginan, tapi karena rasa takut yang sudah terlalu lama tinggal di kedua pundak saya. 

Saya seperti berada dalam sebuah kendi sempit, didalam kendi sempit itu hanya berisi tangisan dan ratapan.

Banyak. Menyeruak.


Untuk manusia yang umurnya tidak lebih 17 tahun, masalah keluarga yang berlarut-larut adalah sebuah mimpi buruk. 


Saya terpuruk, dan memutuskan untuk segera mengakhiri perjalanan panjang ini.

Lagipula, apa yang menyeramkan dari sebuah kematian?Kematian hanyalah kata lain dari sebuah perkawinan dengan keabadian. Dan saya, merestui kematian saya sendiri kala itu.



Terpilihlah sebuah bangunan tua di pojok kota Louisiana. 

Sepi, dan tinggi. Hanya satu lompatan, lalu menyatulah saya dengan alam.

Saat saya sampai diatas bangunan rapuh itu, dan sedang mengetuk pintu maut, datanglah seorang wanita yang tingginya tak seberapa, dan cantiknya tak seberapa itu.


Langkahnya perlahan mendekat, namun pasti, dan saya mulai merasa terancam.


"Apapun yang akan kamu katakan, kata-kata mu tidak akan mengubah keputusan saya untuk loncat" teriak saya dengan lantang, dan percaya diri.



Lalu wanita ini, wanita yang cantiknya tidak seberapa ini, tertawa kecil sambil mengambil dua buah buku tebal yang tergeletak beberapa centimeter di dekat kaki saya.

"Aku tidak berusaha untuk menggagalkan rencana mu, aku hanya datang untuk mengambil dua buku tebal dan sialan ini." Katanya lalu langsung berbalik badan membelakangi.

Saya sedikit tersinggung, dan merasa tidak diperhatikan.

"Memangnya kamu tahu apa yang akan saya lakukan?"

"Kamu berdiri tepat di tepi bangunan tinggi ini, lengkap dengan muka depresi, apa ada kemungkinan lain, selain loncat dari sini?" Jawabnya santai sambil berjalan pelan menjauh dari saya.

"Kamu tahu saya ingin loncat dari sini, dan kamu tidak berusaha menghentikannya??" Tanya saya langsung, tanpa basa basi.

Wanita itu langsung berbalik badan, lalu dihembuskannya nafas berat, menatap tepat dikedua bola mata saya yang sedang kebingungan.

"Kehidupan itu adalah papan judi terbesar, dan dalam perjudian, tidak ada yang pasti, kecuali kematian. Kematian adalah satu-satunya hal yang pasti di dunia ini, lantas, untuk apa aku susah-susah menghentikan seseorang dari maut? Kamu pasti mati, aku pasti mati, semua orang juga nanti pasti mati. Untuk apa aku kaget ketika melihat seseorang yang sedang mengintip mautnya sendiri?" ucapnya sinis.

Saya begitu terkejut dengan apa yang baru saja keluar dari bibir tebalnya kala itu.

Ia memiliki pandangan tersendiri tentang apa itu kematian. Menarik. Dan sedikit emosi saya dibuatnya.


Wanita ini mungkin tidak cantik, namun lebih daripada itu, ia unik.

Itu adalah kisah bagaimana saya bertemu dengan perempuan bermata besar itu.


Dan kala itu, dengan sikapnya yang acuh tak acuh pada rencana bunuh diri saya, lantas malah membuat saya mengurungkan niat tersebut. Lalu saya duduk berdua dengan wanita yang kini ku ketahui namanya adalah Emily. 

Kami berbicara banyak hal, kami seperti sepasang pelaut, yang berusaha mengarungi ombak bersama. Emily bertanya tentang apa pemicu paling hebat sehingga saya memutuskan untuk menemui kematian lebih awal, lalu dengan konyol saya juga bertanya tentang buku apa yang tidak sengaja ia tinggalkan diatas bangunan tua itu.

Ternyata itu adalah buku mitologi yunani kuno, kesukaannya.



Kami membunuh waktu bersama, bercerita seperti layaknya sepasang kekasih yang telah lama dipisah oleh jarak.


Sore itu, dibawah langit musim dingin, saya tidak lagi menggigil.

Hangat yang dibawa oleh wanita ini merekat pada tubuh hingga kesepuluh jari-jari saya.



Dan begitulah sebuah pertemuan singkat nan konyol saya dengan dia.



Ini adalah catatan harian saya, namun yang akan selalu saya ceritakan adalah kisah seorang wanita yang saya yakini adalah cinta pertama saya, Emily Dunn.

-Hardy.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 29, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Case Of Emily DunnWhere stories live. Discover now