..
Wonwoo sudah kehilangan akal, karena itu ia menyeret Mingyu keluar kelas setelah bel terakhir berbunyi. Mingyu tidak berhenti mengumpati Wonwoo yang tiba-tiba menyeretnya menimbulkan desas-desus berisik siswa-siswi di sepanjang koridor yang mereka lewati, tapi Mingyu juga tidak menolak saat ia seret, sedari tadi pria itu hanya mengumpat tapi tidak mencoba untuk melepaskan diri dan itulah yang membuat Wonwoo tetap menyeretnya. Sampai mereka memasuki lapangan indoor Wonwoo segera mendorong Mingyu keatas matras, Mingyu baru akan melayangkan protes saat Wonwoo tiba-tiba jatuh di atas tubuhnya dan mencium bibirnya dengan rakus, Mingyu menolak, ia menggelengkan kepalanya dan berusaha melepaskan ciuman mereka tapi yang Wonwoo lakukan malah menariknya lagi dan menciumnya lagi. Wonwoo menahan kepala Mingyu dengan meletakan tangannya dibelakang kepala Mingyu, mendorongnya dengan gerakan yang kasar agar ciuman mereka semakin dalam. Mingyu geram, tidak tahu apa yang terjadi pada Wonwoo hingga melakukan ini padanya. Ia pria dan seorang dominan jadi diperlakukan seperti ini hanya akan membangun sisi buasnya saja, tapi ia tidak ingin melakukannya dengan Wonwoo dan lagipula yang mereka lakukan ini salah, Wonwoo memaksanya, tanpa alasan pria itu terus menyerangnya seolah tidak ada hari esok lagi untuk mereka. Dengan kasar dan kuat Mingyu mendorong tubuh Wonwoo dan membuat pria itu tersungkur di lantai lapangan basket. Mingyu baru akan buka mulut tapi isakan Wonwoo memadamkan niatnya.
"Aku mencintaimu, sangat mencintaimu.."
Wonwoo berucap dengan diselingi isakan disetiap katanya, matanya memandang Mingyu dengan pandangan paling menyedihkan yang pernah Mingyu lihat. Bahkan ekspresinya lebih menyedihkan daripada ekspresi Jang ok Jung saat dieksekusi mati suaminya.
"Mingyu.. Aku memohon.. Aku mohon sentuh aku.."
Wonwoo merangkak seperti seorang jalang yang baru minum obat perangsang, ia bahkan mencium sepatu Mingyu yang kotor membuat Mingyu memandangnya dengan rasa jijik yang luar biasa.
"Kau.. Menjijikan Jeon Wonwoo"
Mingyu semakin heran saat Wonwoo menganggukan kepalanya.
"Aku memang menjijikan karena itu aku tidak mengharapkan cintamu yang suci. Aku hanya berharap bisa disentuh olehmu, disentuh oleh satu-satunya orang yang kucintai, sekarang dan selamanya"
Mingyu mengernyit, ia memandang Wonwoo yang menatapnya seperti seorang anjing
"Kau mau aku memperkosamu, begitu?"
"Aku memberikan tubuhku dengan sukarela, berharap kau akan menyentuhku walau hanya sekali dalam seumur hidup. Seperti seorang jalang yang mendamba uang dan kepuasan aku mendambakan tubuh dan sentuhanmu. Cintaku tidak berbalas, aku tidak apa. Tapi sentuhan ini, aku benar-benar membutuhkannya"
Mingyu benar-benar bingung dengan Wonwoo, tapi ia juga tidak bisa membohongi bahwa miliknyapun mulai mengeras dan menginginkan sebuah kepuasan. Dengan kasar diterjangnya tubuh Wonwoo membuat tubuh kurus itu membentur lantai lapangan basket dengan keras, Wonwoo sedikit mengaduh tapi langsung tersenyum saat melihat Mingyu diatasnya.
"Sudah berapa lama kau menjadi pelacur Jeon? Apa rumor yang mengatakan bahwa kau dengan sukarela memberikan tubuh dan blowjob pada para saem untuk mendapat nilai bagus itu benar?"
Wonwoo mengusap wajah Mingyu dengan jari-jarinya yang lentik sedangkan mata rubahnya menatap mata tajam Mingyu dengan pasti dan tanpa keraguan.
"Apa kau ingin tahu bagaimana aku beraksi..."
".. Tuan"
Mingyu menggeram, ia tidak mencintai Wonwoo tapi perasaannya sebagai mantan sahabat dekat sedikit terluka karena mengetahui Wonwoo benar-benar menjadi jalang dari para saem disini. Tiba-tiba emosi Mingyu meningkat ia meludahi wajah manis Wonwoo dan mengangkat tubuhnya lalu duduk di sebuah kursi dilapangan, kakinya disilangkan membentuk gaya elegan yang menakjubkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apologize
FanfictionDosa yang kulakukan adalah jatuh cinta. Kau hanya akan menyadarinya setelah terluka. Aku tenggelam dalam lautan pesonamu, terjebak, tak tahu ujungnya. Hingga mati tenggelam. "Kalau aku mengatakan aku mencintaimu apa kau akan kembali? ..."