Sang senja mulai terlihat. Angin dingin menyapu tengkukku. Tanpa kusadari aku sudah berada di sini sangat lama.
Menatap gelas kopiku yang hampir kosong. Tanganku masih menggenggam gelas kopi yang sudah dingin untuk mencari kehangatan.
Lucu memang.
Terkadang kita masih mengharapkan sesuatu yang telah pergi.
Aku mencoba mengalihkan pandangan ke sekeliling kedai kopi. Mataku tertuju pada seorang gadis yang asik dengan laptopnya. Jari-jarinya menekan tombol keyboard dengan cepat. Kuperhatikan gerakannya selama beberapa menit sebelum akhirnya aku melangkah mendekatinya.
"Hei," Seketika dia menoleh. Dahinya mengerut.
"Who are you?" Tanpa kuduga dia bertanya lebih dulu.
"Can you speak Bahasa?" Wajahku memang blasteran tetapi aku berasal dari Indonesia.
"Oh, Iya. Saya kira kamu orang luar negeri," Oh tuhan, dia sopan sekali.Setelah itu, dia menawariku untuk duduk dengannya. Sesekali kami mengobrol ringan dan dia tertawa. Manis sekali. Kuperhatikan setiap inci wajahnya.
Betapa indahnya Tuhan menciptakan dia.
Tiba-tiba, seorang waiter datang.
"Maaf mas, kami akan tutup 5 menit lagi," Aku terkejut.Gadis itu sudah hilang.
Senja sudah pergi setelah singgah sebentar, seperti gadis itu.
Setiap senja akan selalu sama. Aku akan mengenang pertemuan dengan gadis itu dengan cahaya senja dan segelas kopi.
-The End