Chapter 3

200 14 0
                                    

Hari sudah larut malam.

Hinata tidak dapat tidur.
Dia memikirkan dirinya, apakah dia adalah seorang Uzumaki atau bukan karena dia merasa dirinya sama sekali tidak mirip dengan orang tua maupun kakaknya.

Semakin hari rasa penasaran itu semakin bertambah sampai pada akhirnya...

...

Tok.. Tok.. Tok..

"Kaa-san, Tou-san" ucap hinata sambil membuka perlahan pintu kamar.

"Ada apa hinata, Kenapa kau belum tidur?" Ucap kushina.

"Bu-bukannya aku tak bisa tidur kaa-san tapi..." ucap hinata gugup.

"Tapi apa hinata?" Ucap kushina lembut yang membuat hinata semakin enggan untuk mengatakan nya.

"A-apakah aku benar-benar a-anggota dari ke-keluarga ini?" Tanya hinata ragu-ragu sambil menahan air matanya yang akan keluar.

"Ke-kenapa kau bilang seperti itu nak?" Ucap Kushina sambil memeluk erat tubuh mungil hinata.

Padahal yang hinata ingin kan sekarang hanya lah sebuah jawaban tetapi apa daya... hinata hanya lah seorang anak kecil polos yang tidak tahu apa-apa.

"Kaa-san..." Ucap hinata melepaskan pelukannya sambil menghapus air mata kushina dengan lembut.

"Hiks... hinata, kenapa hiks... kau bicara seperti itu nak..."Ucap kushina terbata-bata.
"Ibu tak sanggup mendengarnya... hinata dengarkan ibu..." sambung kushina sambil memegang bahu hinata.
"Kau jangan bilang seperti itu hinata... jika naruto nii mendengarnya maka dia akan sedih..." Ucap kushina berusaha menahan air matanya yang akan keluar.

"Ma-maafkan hinata kaa-san, hinata tidak bermaksud begitu... kaa-san tolong berhentilah menangis... kumohon" Ucap hinata kini memeluk erat tubuh kushina.

"Baiklah tapi kau harus berjanji hinata..." ucap kushina sambil menunjukkan jari kelingking nya.

"Kau harus merahasiakan nya dari semua orang hanya kau dan kaa-san saja yang tahu, ok?"sambung kushina.

"Ha'i kaa-san" hinata mengangguk mantap.

"Ja-jadi seperti ini..." ucap kushina ragu-ragu.

                         ...

Setelah kushina menceritakan semuanya kepada hinata, hinata hanya bisa menangis dan memeluk erat kushina. Ia seolah telah dewasa dan berfikir kenapa ibu kandung nya sendiri membuangnya.

"Seperti itulah yang sebenarnya terjadi hinata..." ucap kushina sambil menenangkan hinata.

"Hiks...kaa-san kenapa keluarga ku sendiri tak mau hiks... merawat ku?" Tanya hinata sambil terisak.

"Bukan seperti itu nak... hanya saja orang tua mu pasti punya alasan tersendiri, kaa-san yakin itu"jawab kushina.

"....." hinata hanya diam, dia merespon tapi tak mau menjawab.

"Nak... seharusnya kau tidur sekarang, kaa-san antar kau ke kamar ya nak" tawar kushina.

"H-ha'i kaa-san" ucap hinata lembut.

"Ayo" ucap kushina sambil menggandeng tangan hinata.
.
.
.
Paginya...

"Naruto-nii ayo bangun" ucap hinata sambil menggoyang-goyangkan tubuh naruto.

"Hoahmmm.... 5 menit lagi hinata" ucap naruto sambil menarik selimut nya.

"Baiklah jika itu yang kau mau" ucap hinata tersenyum licik.

"KAA-SAN NARUTO-NII TIDAK BANGUN!" Teriak hinata yang membuat naruto langsung terbangun dari tempat tidur nya dan berlari menuju ke kamar mandi.

Hinata yang melihat hal itu hanya bisa terkekeh geli.
.
.
.
Seluruh keluarga UZUMAKI kini sudah berada di meja makan tak terkecuali pasangan naruhina.

"Naru-chan" panggil kushina. Naruto yang merasa dirinya dipanggil langsung menoleh.

"Aba... apa kaa-san?" Ucap naruto dengan mulut yang masih penuh.

"Jika kau sedang makan maka jangan bicara begitu ttebane" tegur kushina.

"Hehehe gomen kaa-san" ucap naruto tersenyum kikuk.

"Naru-chan, saat di sekolah nanti jangan membiarkan adikmu ini menangis, ok?" Ucap kushina sambil memandangi naruto lalu beralih ke hinata.

Naruto pun mengangguk mantap.

"Tentu saja kaa-san, takkan aku biarkan hina menangis nanti disana akan aku pastikan itu" ucap naruto dengan penuh semangat.

"Arigatou naruto-nii" ucap hinata lembut.

"Hehehe sama-sama hina" ucap naruto sambil tersenyum.

"Cepat habiskan sarapan kalian nanti kalian akan terlambat" ucap sang kepala keluarga siapa lagi kalau bukan Namikaze Minato.

"Ha'i" ucap naru-hina bersamaan.

                        ...

Titt... Titt...

Suara klakson mobil pribadi keluarga UZUMAKI sudah menunggu kedatangan pasangan naruhina.

"Naru berangkat kaa-san, tou-san" ucap naruto sambil mencium pipi kanan kedua orang tuanya.

"Iya, hati-hati disana ya nak... dan pastikan jangan sampai hina-chan menangis" ucap kushina.

"Ha'i kaa-san" jawab naruto.
.
.
.
Sesampainya....

"Wah... jadi ini ya" ucap naruto kagum.

"Iya besar sekali" ucap hinata tak kalah kagum.

"Yamato ojii-san, kita langsung saja ya" ucap naruto berbalik sambil menatap sopir pribadi nya.

"Iya" ucap Yamato sambil tersenyum.

"Yeee" ucap naruto senang.
.
.
.
"Permisi dimana saya bisa bertemu dengan kepala sekolah?" Tanya Yamato sopan kepada seseorang.

"Oh, anda hanya perlu jalan lurus, belok kanan dan anda akan bertemu dengan ruang kepala sekolah" jawab orang tersebut.

"Arigatou gozaimasu" ucap Yamato sedikit membungkuk.

"Doyo ni" balas orang tersebut.

Naruto dan hinata yang melihat itu hanya bisa tersenyum sembari membungkuk.

"Ayo naruto, hinata" ucap Yamato sambil menggandeng tangan naru-hina.

"Ha'i" ucap naru-hina bersamaan.

                      …

Beberapa menit kemudian, mereka menemukan ruang yang bertuliskan 'RUANG KEPALA SEKOLAH' Tanpa basa-basi Yamato langsung mengetok pinta ruang tersebut.

Tok... Tok... Tok...

"Masuk" ucap sang kepala sekolah.

"Permisi" jawab Yamato.

To be continue....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My sister is my first love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang