Entah sudah berapa kali alarm di handphone-nya berbunyi, tapi gadis itu belum juga bangun dari tidurnya. Hawa dingin yang menyeruak dari AC kamar tidurnya seolah menyelimutinya untuk tetap tertidur, begitu juga gravitasi yang diciptakan oleh ranjangnya semakin membuat gadis itu enggan untuk membuka mata. Suara alarm yang sempat berdering itu tiba-tiba berganti dengan dering telepon yang khas. Vivy tiba-tiba terbagun dari tidur manisya dan menyambar handphone-nya. Terpampang wajah seorang lelaki di layar handphone-nya. Tanpa pikir panjang Ia menekan tombol hijau di layar handphone-nya.
"Halo? Iya aku sudah mandi.. sebentar lagi aku berangkat," ujarnya
Setelah menutup telepon dia menyambar handuk dan berlari menuju kamar mandi.
***
Tidak butuh waktu lama bagi Vivy untuk menuntaskan kegiatan paginya. Selesai mandi, Ia langsung mengenakan kemeja dan roknya setelah itu menyambar tas yang tidak pernah sekalipun Ia tata karena memang isinya selalu sama. Make up, tablet, dan note kecil. Saat Ia keluar dari kamar, Ia mendapati sosok laki-laki telah menunggunya sambil menikmati sarapan.
"Pagi," sapanya singkat
Vivy mendengus. Kenapa selalu saja laki-laki ini menumpang makan di rumahnya.
"Pagi," jawab Vivy tak kalah singkat
"Apa kau melupakan sesuatu?", tanya laki-laki itu
"Apa yang kulupakan, Gee?"
Ya. Nama laki-laki itu adalah Gee. Tepatnya Gerald Mahendra. Pada awalnya Vivy memanggilnya dengan sebutan "Gerald", tapi lama kelamaan Ia lebih menyukai memanggilnya "Gee". Entah sejak kapan mereka sangat dekat. Yang Vivy tau, tiba-tiba laki-laki ini selalu sarapan di rumahnya.
"Kau lupa ya? Hari ini ada praktikum ketrampilan medik," ujar Gee sambil terkekeh
"Astaga.."
Tak butuh waktu lama bagi Vivy menghambur kedalam kamarnya. Ia mengambil jas lab -yang entah sejak kapan belum pernah ia cuci lagi- , stetoskop, dan hammer reflex. Ia benar-benar lupa bahwa hari ini ada praktikum. Ya. Baik Vivy dan Gee adalah mahasiswa semester 2 pendidikan dokter fakultas kedokteran. Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal, Vivy kembali menuju ruang makan.
"Jadi, apa yang kau masak di rumahku hari ini?", tanya Vivy sambil mengamati meja makannya
"Tidak ada, aku memesan semuanya. Kau juga tau kan kalau aku tidak bisa memasak?"
"Ya. Aku masih ingat kau pernah membakar dapurku. Untungnya Aku tinggal sendirian sekarang, coba kalau Ibuku disini pasti dia sudah memanggangmu hidup-hidup dan memakanmu layaknya steak,"
Gee terkekeh
"Oh ya, ngomong-ngomong soal steak. Nanti siang mau tidak temani Aku mencari kado untuk Nadia, sekalian nanti kau akan ku traktik steak lidah kesukaanmu," ujar Gee
"Pacarmu akan ulang tahun? Yah boleh saja asalkan steaknya bukan hoax," jawab Vivy
"Sudah kubilang dia bukan pacarku. Tepanya calon pacarku,"
"Sudahlah. Kau telalu lama mendekatinya.. harusnya kau tembak saja dia daridulu. Sebelum nantinya diambil orang dan kau menyesal.
"Ay ay captain," jawab Gee sambil berpose hormat layaknya anak buah kapal
"Yuk berangkat," ajak Vivy
***
Jarak rumah Vivy dan Gee tidak terlalu jauh. Hanya 50 meter. Setiap pagi Gee selalu berjalan ke rumah Vivy membawakan sarapan dan mengobrol dengan gadis itu. Selesai sarapan biasanya mereka akan mengendarai mobil Vivy untuk sampai ke kampus. Sampai di kampus mereka akan duduk bersebelahan di dalam kelas dan mendengarkan dosen. Seperti sekarang ini mereka sedang mendengarkan penjelasan dosen biokimia mengenai metabolisme lemak dan seperti biasanya, Gee akan tertidur sedangkan Vivy mencatat di tablet yang tak pernah lepas darinya hingga waktunya pulang mereka akan sibuk dengan urusannya masing-masing. Tapi hari ini mereka akan menghabiskan sore untuk jalan-jalan.
***
"Kayaknya boneka ini lucu deh buat kadonya Nadia," ujar Vivy sambil menyodorkan boneka ibu panda dan anak panda yang saling menempel
"Kalo itu mah kamu yang suka," ujar Gee sambil menatap mata temannya yang berbinar-binar memegang boneka
"Iiih, kalau Nadia gak suka kan bisa dikasihkan aku,"
"Aku ini mau ngajak Nadia jadian. Bukan ngajak kamu jadian,"
Vivy mendengus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vivy Irawan
RomanceYang satu tidak pernah berani menyatakan perasaannya Yang satunya lagi tidak mempercayai perasaannya sendiri Kisah 2 orang manusia yang tidak akan pernah ada habisnya.. ***** "Eh Vy, aku mau tanya satu hal lagi," "Apa?", jawab Vivy tanpa melepaskan...