Gagal?

7 1 0
                                    

Wed, 28 Sep 2016
06:30

from Vivy to Gee :
Gimana? Udah siap?

(Sent)

Setelah mengirim pesan singkat lewat aplikasi whatsapp pada sahabatnya, Vivy langsung saja menyambar kemeja lengan pendek dan celana kain bersih yang telah dia siapkan tadi malam. Hari ini entah kenapa mood-nya sedikit kacau. Dia sangat senang karena hari ini sahbatnya akan melepas masa lajang (jika rencana mereka berhasil) tetapi dia juga agak merasa sedih. Mungkin karena jika sahabatnya itu mulai berpacaran maka Gee akan tidak punya waktu untuknya. Mungkin.

Hari ini cuaca cukup cerah, matahari bersinar terang tapi tidak terasa panas maupun menyengat karena awan-awan putih ikut menghiasi langit. Cuaca yang sempurna untuk menyatakan perasaan pada seorang gadis. Ah, andai saja ada seorang pangeran berkuda putih yang datang untuknya pagi ini, maka Vivy akan merasa sangat bahagia. Sayangnya, tidak akan ada pangeran yang akan menghampirinya.

Setelah memarkirkan mobilnya, Vivy melangkah santai ke arah kelas. Sepanjang perjalanan menuju kelas, tidak lupa dia menyapa orang-orang yang ditemuinya. Tidak terkecuali seekor anak kucing yang pernah dia selamatkan dari selokan beberapa bulan yang lalu.

"Pagi cantik," ujarnya pada kucing coklat dihadapannya

Kucing kecil itu hanya mengeong

"Kamu tau gak, hari ini sahabatku mau jadian lohh," sambungnya

dan sekali lagi kucing itu hanya mengeong

"Aku? agak sedih sih. Tapi gak kok, aku gak cemburu sama sekali,"

"Siapa yang cemburu?", tanya seseorang

Vivy agak kaget mendapati jawaban tiba-tiba, yang tentunya bukan berasal dari si kucing, namun dia langsung kembali memusatkan perhatian pada si kucing saat dia mengetahui siapa yang membuyarkan obrolan serunya.

"Gak ada mas," jawabnya asal

"Dasar bocah kucing, ntar kena toxoplasma bingung loh," ejek orang itu

"Ih, nanti doanya balik ke calon istrinya mas loh," ujar Vivy kesal

"Mana bisa hahaha,"

"Dasar mas Weda ngeselin," ujar Vivy

Sang pemilik nama, mas Weda, hanya bisa tertawa dan melenggang pergi. Memang sudah kebiasaan kakak tingkat satu itu mengejek Vivy. Bukan karena apa-apa, belakangan Vivy juga baru tau bahwa mas Weda membenci kucing, sedangkan Vivy sendiri adalah pecinta kucing. Jam di tangannya menunjukkan pukul 06:55, yang artinya 5 menit lagi kelas akan dimulai, Vivy segera bergegas menuju kelasnya.

Suasana kelas ramai seperti biasanya. Hampir seluruh teman-temannya sudah datang dan menduduki kursi mereka. Ruang kelas Vivy berkapasitas 150 mahasiswa, sedangkan total teman sekelasnya adalah 120 mahasiswa. Tampak disisi belakang kelas teman-temannya memainkan game mobile yang sedang beken saat ini, apalagi kalau bukan mobile legend. Yah, kadang mahasiswa kedokteran juga butuh hiburan kan?

"Eh, main rank yuk," ajak laki-laki berjaket ungu

"Bentar-bentar, aku mau pemanasan main brawl mumpung pake kaguya," timpal laki-laki berkacamata diseberangnya

"Hobi banget pake kaguya, padahal susah banget," ujar perempuan berjilbab hitam

"Mbak kan sukanya pake tank, apalagi minotaur. Gak bakal ngerti lah asiknya pake mage," jawab laki-laki berkemeja hijau yang daritadi memilih untuk diam

Vivy tidak terlalu memerdulikan obrolan teman-temannya yang satu itu. Meskipun dia juga memainkan game satu itu, dia memilih untuk tidak memainkannya di kelas. Vivy membuka dan mengecek buku laporan praktikumnya yang seharusnya dikumpulkan hari ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 07, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Vivy IrawanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang