Bagian 2

7.1K 20 1
                                    

"Sean jangan lupa besok dead linenya!" teriak Daniel dari biliknya saat melihat aku beranjak ingin pulang ke apartemen.

"Iya, iya! aku ingat!" balasku sedikit malas.

Aku segera keluar dari gedung perkantoran dan mengeratkan coatku. Malam ini kota New York terasa sangat dingin. Aku menggunakan kereta bawah tanah dan berjalan di pinggir kota menuju apartemenku.

Berjalan kaki tidak sampai lima belas menit. Aku sampai di apartemenku yang bernama Citiles. Apartemen tua yang antik berwarna merah. Saat aku sampai di depan pintu apartemenku, aku melihat sebuah bingkisan berwarna merah. Saat aku buka, isinya sebuah botol minum yang panjang, dan airnya berwarna keemasan.

'Champagne' pikirku senang.

"Perkerjaan menumpuk dan hadiah pun datang."

Aku segera masuk ke dalam apartemenku dan menguncinya. Aku membuka tutup botol dan meminumnya sampai sisa setengah. 'Rasanya sedikit berbeda dengan champagne yang sering aku rasakan' batinku bingung. Tapi, tetap saja langsung aku minum sampai tandas.

Setelah itu, aku langsung merasa mengantuk. 

Aku langsung membuka baju kerjaku dan membuangnya sembarangan. Tanpa mandi, aku langsung tidur. Seketika pandanganku menggelap dan aku jatuh tertidur dalam mimpi yang sangat indah.


*** 


"Ugh...."

Aku merasa dadaku agak berat dan mengganjal. Aku membuka mata karena terasa sangat silau. Kepalaku agak pusing dan pandanganku sedikit berkunang-kunang. Karena dingin aku kembali menggelian di atas kasur dan tak sengaja memegang suatu benda.

Aku bangun dan melihat apa yang terjadi dengan dadaku karena terasa sedikit berat.

Kedua bulatan besar yang sering aku lihat di majalah-majalah milikku.

'Payudara' batinku sedikit aneh.

Aku memegangnya dan meremasnya sedikit keras dan penasaran. Kedua puting payudara yang aku pegang sekarang menegang dan mencuat. Aku segera beranjak dari tempat tidur dan menuju cerminku. 

"AAAAAA!" 

Aku langsung kabur dari cermin dan menatap shock tidak percaya. Yang aku lihat tadi adalah seorang wanita dengan rambut pendek cokelat, dan payudara yang sangat besar. Entah, mungkin 36D? Atau lebih? aku tidak tahu.

Rasa pensaranku bertambah. Perlahan-lahan aku berjalan ke arah cermin dan memperhatikan pantulan diriku yang terlanjang dan berubah menjadi wajah dan tubuh seorang wanita! Bahkan alat kelaminku tidak ada!

'Tapi hey tunggu dulu! Mungkin ini mimpi!' pikirku agak senang. Aku memang pernah mempunyai keinginan untuk menyentuh payudara. Tapi, tidak mempunyai tubuh wanita!

"Sedikit memegang dan meremasnya tadi sepertinya tidak apa-apa," kataku mencoba menghibur diriku.

Dengan kedua tanganku, aku memegang payudara milikku dan memilin putingnya, dan aku sedikit kaget, saat setetes air berwarna putih keluar dari payudaraku. Setelah aku tarik lagi putingku, keluar semakin banyak!

Payudara yang sedang aku remas begitu besar, bulat, padat dan kenyal. Astaga aku sampai terangsang!

Aku mengingat apa yang aku makan atau minum sebelum tidur. Sebuah champagne yang aku minum sampai habis. Dengan tubuh masih telanjang, aku keluar kamar dan melihat bingkisan yang ternyata masih terletak di atas meja.

"Ternyata ada sebuah surat pendek di dalam bingkisan tersebut." Aku mengambilnya dan mulai membacanya, "Semua keinginanmu akan terkabul sampai kau merasa puas maka akan berakhir."

Jadi aku akan menjadi wanita dan bertahan dengan payudara ini?!

*** 

maybe it's kinda weird. Please give me your vote and comments okay? thank you xoxo


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 09, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

This is boobs?Where stories live. Discover now