One

6.9K 314 75
                                    

Jerman 2015 (Bandara)

Arini menunggu dengan gelisah. Perasaannya campur aduk. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya terlebih dahulu jika pria yang selama ini di rindukannya keluar dari bandara. Dia tidak tahu harus bertindak seperti apa. Apakah sekedar menyapa? Atau dengan cara memeluknya?

Bisakah jarak dan rentang waktu yang panjang selama berpisah, memperngaruhi cinta dalam hubungan berpasangan? Walaupun jauh, pria yang dicintainya ini tidak pernah sekalipun absen mengabari dirinya. Tidak pernah hilang apalagi meninggalkan. Kalimatnya itu "Tunggu aku ya. Sebentar lagi." Arini memejamkan mata, menarik nafas dan menghembuskannya perlahan.

Sudah dua tahun dia berpisah dengan seseorang yang menjadi kekasihnya itu. Sudah dua tahun Arini menjalani LDR Jerman Indonesia, lantaran dia yang sedang menimba ilmu untuk S2nya di universitas RTWH Acheen. Sekarang mereka bisa bertemu lagi karena Aji yang akan datang menjenguknya, setelah mengumpulkan uang selama dua tahun dengan jerih payahnya sendiri.

Dan tidak lama kemudian, Aji-kekasihnya-keluar dengan mata celingak-celinguk memperhatikan sekeliling, mencari Arini. Dipandanginya lelaki yang kelihatan bingung itu, sebentuk senyuman tercetak dibibirnya. Belum berubah. Gumamnya pelan.

Arini melambaikan tangan pada Aji, dan seketika pandangan mereka bertemu. Menyadari itu, Aji langsung berjalan dengan langkah lebar menuju tempat Arini berada.

"Hai." Sapanya dengan senyuman lebar. Tatapan senang, rindu, terpancar jelas dari matanya. Tangannya gemetaran karena gugup berada didepan Arini.

"Boleh aku memelukmu?" Tanya Aji hati-hati. Terasa canggung sekali keadaan diantara mereka, sebelum akhirnya Arini tersenyum lagi dan melingkarkan tangannya dileher Aji, memeluk pria itu. Aji membuang nafas lega, tidak sadar bahwa sedari tadi dirinya menahan nafas menunggu jawaban wanita ini. Tangannya melingkar ditubuh Arini, dan diusapnya kepala gadis itu lembut. Terasa sangat nyaman berada dalam pelukan orang yang kita cintai, bukan?

???

Aji akan menginap di kontrakan Arini untuk beberapa hari selama dia disini. Hari itu, Arini mengajak Aji jalan-jalan menuju tempat-tempat kesukaannya di kota terbarat negara Jerman itu.

Mereka mengunjungi Gereja Katedral Acheen, Grashaus, Buchelpalais, dan tempat lainnya. Aji terlihat sangat bahagia. Dia tidak henti-hentinya memandangi Arini dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Arini tahu, pria ini sangat mencintainya. Tapi, ada sesuatu hal yang membuat Arini bingung hingga membuatnya berani mengambil tindakan. Sesungguhnya, dia tidak tahu harus berbuat apa. Dia ingin bersama Aji, karena dia juga mencintai pria ini. Namun... keadaan.

Arini berhenti di salah satu pabrik cokelat dan gula-gula Lambertz dan Lindt kesukaannya. Dia selalu kesini setiap kali dia menginginkan makanan manis itu. Bersama dengan Aji, ini pertama kalinya dan itu menjadi kebahagiaan tersendiri untuk Arini. Kedua manusia itu berjalan dengan ceria sambil sesekali mencicipi makanan manis yang terjual di pabrik tersebut.

Arini mentap Aji yang tampak bahagia. Sebahagia itu sampai pria tersebut tidak menyadari bahwa caranya makan sungguh berantakan hingga membuat cokelat-cokelat tersebut tertinggal di sekitar mulutnya. Tangan Arini tertahan saat dia hendak menghapus sisa coklat disudut bibir Aji. Mereka saling pandang untuk waktu yang lama, hingga Arini merasa bahwa Aji mendekat, hendak menciumnya.

Bagaimana ini? Apakah Arini biarkan saja? Atau menolaknya? Sedikit lagi bibir Aji menyentuh bibirnya, namun seperti tersadar, Arini langsung menaikkan tangan kanannya untuk menghentikan gerakan Aji itu. Dia tidak bisa! Ditatapnya Aji tepat di manik mata. Tidak ada yang berbicara, hingga akhirnya Arini bergerak dan mengecup kening Aji lembut.

Arini [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang