Cerita lengkap di https://www.dreame.com/novel/PUyXO9L7ScQavVNBt2ZmxQ%3D%3D.html
********
Kring...Kring...
Kring...
"Yaa ada apa?" suara Jessy ketus, tanpa melihat nama yang menelpon. Kesadarannya belum sepenuhnya terkumpul untuk bangun karena itu terlalu pagi untuknya.
"Hei Jessy! Kau lama sekali!"
Jessy mengerjapkan beberapa kali matanya, untuk memulihkan kesadarannya. Dia mengenal suara ini, suara yang sedikit ia rindu walaupun ia lupa kehadirannya. " Reine? Ka..kauu kah itu?" tanya Jessy tak percaya.
"Iyaa, ini aku bodoh!" jawab Reine marah diseberang sana.
"Heh ada apa denganmu! Kau tidak datang menjengukku dan sekarang kau malah marah-marah padaku!"
"Eh? Soal itu maafkan aku Jessy, aku...aku sedikit sibuk" suara Reine melemah disana dan sedikit kikuk.
Jessy hanya mencibir dan tidak menjawab, ia terlanjur kesal pada Reine.
"Jessy kau memaafkanku bukan? Ayolah Jessy teman baikmu ini benar-benar sibuk. Lagipula aku bekerja untukmu" nada Reine mulai ketus pada akhir kalimat.
"Yaa..yaaa aku memaafkanmu. Dan kau managerku bodoh, tentu kau bekerja membantuku! Lalu ada apa kau menelponku? Apa ada jadwal?"
"Heh tentu saja ada! Kau selalu membatalkan semua jadwal pemotretan, dan jadwal sekarang menagihmu!"
Jessy meringis mendengarnya, ia lupa akan profesinya sebagai model. Ia juga lupa akan pengunduran jadwal pemotretannya. "Iyaa..iya maafkan aku, aku akan bisa bekerja mulai besok."
"Yaa bagus begitu, kau ada jadwal besok untuk pemotretan, tapi kau maukan untuk tema kali ini?" ucap Reine pelan, seakan tidak yakin akan jawaban yang ia dengar dari Jessy nanti.
"Memangnya tema apa?" Jessy tidak peduli apapun tema yang akan ia dapat nanti, baginya bergaya didepan kamera itu sudah biasa.
"Mom and baby"
Jessy tersedak air liurnya sendiri, lalu mengubah ekspresi terkejutnya menjadi datar. "Tentu, tidak masalah"
"Ya aku tau itu tidak masalah, tapi kau maukan baby mu menjadi pasanganmu?" Reine menggigit bibir bawahnya disana.
"Jessy aku tau kau akan terkejut, tapi ini terbaik untuk mu dan babymu. Dengan pemotretan ini kau bisa menunjukan pada laki-laki brengsek itu bahwa kau bisa bahagia tanpanya!" suara Reine penuh dengan amarah penuh penekan, ia tau kekecewaan temannya itu sangat dalam. Reine juga membenci laki-lali brengsek, yang tega sekali meninggalkan istri juga anaknya. Apalagi semua itu terjadi pada sahabatnya sejak SMA Jessyca Walker.
Tidak ada jawaban dari Jessy, ia tidak tau apa yang harus ia jawab. Ide Reine tidak terlalu buruk untuknya. Tapi..Jessy menghela napasnya lelah "Baik aku mau, tapi ini pertama dan terakhir aku melibatkan babyku."
Reine bersorak senang, akhirnya ia bisa bernapas lega. "Tentu Jess, aku pastikan itu. Akanku kirimkan jadwalnya segera. Terimakasih Jessy." Reine mematikan teleponnya, Jessy mendesah pelan dan tersenyum kecil.
****
Author pov
Malam yang menyenangkan bagi semua orang yang ada didalam gedung itu, tapi tidak bagi laki-laki tampan yang duduk di pojok sana. Ia beberapa kali menghebuskan napasnya bosan. Pesta sungguh tak menarik baginya, lebih baik ia pergi ke club dan mengencani wanita-wanita seksi yang ada disana. Ia mendesah frustasi, seharusnya sekertaris bodohnya itu saja yang pergi. Tetapi sekertaris bodoh itu malah mengajak paksa ia kesini. "Sial..sial" umpat laki-laki itu dalam hati.
"Hei kau terus mengumpat saja sejak tadi, lebih baik kau menikmatinya mike" ucap laki-laki disebelahnya tertawa seakan membaca pikiran laki-laki itu.
"Diaam kau bodoh, ini semua salahmu yang memaksaku!" ucap mike dingin. Namanya Mike Orland laki-laki tampan, seorang billionaire pemilik Orland's Corp beserta cabangnya. Dan lelaki disampingnya itu adalah tangan kanannya, Josef Lovand. Mereka berdua sudah berteman sejak kecil, itulah sebabnya Josef tak takut pada setiap ancaman yang Mike berikan padanya. Josef hanya akan menghormati Mike jika ada sesuatu yang menyangkut pekerjaan.
Josef hanya tertawa mendengar jawaban dari Mike, sedangkan Mike menatap tajam."Okay tenanglah dude, kau tak perlu menatap aku seperti itu. Aku hanya ingin mengenalkanmu pada anak pemilik acara ini. Orang bilang ia cantik dan seksi." ucap Josef sedikit berbisik pada Mike.
Mike hanya membuang mukanya, untuk apa ia perlu tau. Bukankah selama ini wanita yang melemparkan tubuh mereka sendiri pada Mike."Aku akan ke toilet, jangan ikuti aku!" ucap Mike ketus lalu berdiri meninggalkan Josef yang hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, temannya itu sedikit kekanak-kanakan batinnya.
****
Jessy pov
Pesta ini sangat ramai, mom dan dad terlihat bahagia malam ini. Aku juga bahagia, walau... Entahlah. Aku mendesah lalu berjalan meninggalkan keramaian dan pergi kearah balkon samping.
Aku menikmati pemandangan malam diluar, sangat menyejukan. Aku berjalan mundur dan sedikit menyamping mengikuti arah pagar balkon, dengan mataku yang tak lepas pada pemandangan malam didepanku.
Hingga aku menyentuh dinding, tapi aku mengernyit bingung tekstur dinding ini sedikit empuk dan hangat. Jeritan seseorang dibelakangku mengejutkanku, aku menoleh kebelakang.Mataku terbelak, ada seseorang disini dan dia laki-laki. Aku menatap jasnya yang basah karena gelas yang ia pegang menumpahkan air didalamnya.
Dengan refleks aku ikut membantunya, karena aku tau ini pasti akibat dari tabrakan ku tadi.
"Maaf..maaf..maaf kau tidak apa?" tanyaku berusaha membantunya mengeringkan jasnya. Laki-laki itu menoleh kearahku dan tersenyum.
Tersenyum? Aku mengerutkan keningku. Mengapa ia tersenyum? Bukankan harusnya ia marah padaku? Batinku. Aku berdehem menghilangkan pikiranku. Dan bertanya lagi padanya. "Maaf tuan, kau tidak apakan?".
Ia menggeleng, lalu mengguncang bahuku. "Terimakasih" ucapnya lalu pergi meninggalkanku. Aku tercengang dengan jawabannya. Tiba-tiba laki-laki itu memanggilku, aku menoleh kearahnya.Dan meaikan satu alisku.
"Kali ini aku akan berterima kasih padamu, tapi jika kita bertemu kembali itu artinya kau harus bertanggung jawab pada kesalahanmu padaku".
Laki-laki itu tersenyum miring kepadaku, tiba-tiba aku bergidik ngeri mendengar ucapannya yang seperti ancaman.
***
Mike Orland pov
Aku senang akhirnya aku ada alasan untuk pergi dari sini, walaupun kekanak-kanakan. Tapi tak apalah, si bodoh itu tidak bisa melarangku kali ini. Aku berjalan mengampiri Josef yang masih duduk ditempatnya. Apa dia tidak ambeien duduk lama-lama seperti itu, pikirku. Ah terserahlah itu dirinya bukan aku..
"Heh sial liat jas ku basah tersiram, kita harus pulang sekarang!" nadaku sengaja marah dan menyeret Josef.
Josef terkejut dan menepis tanganku. "Apa-apaan ini! Kau lama sekali ke toilet dan sekarang marah-marah mengajak ku pergi!"
"Kau buta apa! Kau liat jasku ini basah!" tunjukku pada bagian jas ku yang basah.
Josef melirik ke arah jasku, dan mengernyitkan keningnya. "Kau tidak sengaja menyiramnya bukan?" tanyanya sambil mengulum senyum.
Aku mendesis "Kau kira aku idiot menyiram bajuku sendiri, heh? Wanita itu tadi menabrakku!"
"Wanita? Apa dia cantik?" Josef menaikan dua alisnya menggoda.
Aku terdiam, mencoba mengingat wajah wanita tadi. Cantik! Ya dia cantik! Bokongnya juga berisi, aku merasakan di samping pahaku ketika ia menabrakku tadi. Eh pikiran apa ini! Aku mengerjapkan mataku, kemudian melirik Josef yang semakin mengulum tawanya. Sial aku ketahuan melamunkan wanita. Aku mendesah dan menarik Josef mengajaknya pergi dari sini.
***********
Maaf jelek, cerita pertama saya 😊
Tbc.....