Chapter 2

19 2 1
                                    

Ketika sudah di depan pintu rumah Aldi, Alliya langsung mengetuk pintu sambil mengucapkan salam beberapa kali sampai ada yang membukanya.

"Waalaikumsalam!" Mama Aldi membuka pintunya sambil menyahuti salam dari Alliya. "Eh ada Alliya, ada apa nak pagi-pagi udah kesini?"

"Alliya mau nyamper Aldi nih tante. Mau ngajak berangkat ke sekolah bareng." jawab Alliya memberikan cengiran khasnya.

"Yahh sayangnya Aldi udah berangkat dari pagi-pagi banget tadi tuh Al."

Seketika wajah Alliya langsung cemberut mendengar jawaban dari Mama Aldi. "Oh gitu ya tante. Emang ada apa kok Aldi berangkatnya pagi banget Tan?"

"Tante juga kurang tau tuh. Tadi pas tante baru mau masak untuk sarapan dia udah rapih terus langsung pamit berangkat jadi tante gak sempet nanya deh."

"Masa iya sih si Aldi tau gue mau nyamper makanya dia berangkat duluan?" gumam Alliya.

"Kenapa Al?"

"Eh enggak tante. Yaudah deh Alliya berangkat dulu ya Tante. Assalamualaikum." Alliya langsung menyalami Mama Aldi.

"Iya, Waalaikumsalam."

Alliya berniat kembali ke rumah lagi untuk meminta kakaknya mengantarnya ke sekolah karena kalau Alliya berangkat naik angkutan umum pasti akan terlambat.

Alliya langsung menghampiri kakaknya yang berada di ruang tamu sedang memakai sepatu Vans-nya yang sudah terlihat buluk karena tidak dicuci selama 2 bulan lebih. "Bang Adnan!"

"Waalaikumsalam" Bang Adnan menyahuti. "Orang tuh kalo masuk salam kek."

Alliya yang mendengarnya hanya cengengesan saja. "Maaf atuh Adek lupa."

"Ada apaan? Ngapain balik lagi? Ada yang ketinggalan? Nanti telat baru rasa kamu."

"Anterin Adek berangkat sekolah yuk Bang!"

"Lah kamu katanya berangkat bareng Aldi?"

"Gak jadi. Aldinya udah berangkat duluan"

Aldi sontak tertawa mendengar jawaban Adiknya itu. "Abang bilang juga apa kan. Aldi pasti gak mau barenglah. Kamu kan rusuh"

"Ish rese banget si Bang!" Alliya memukul bahu Adnan yang masih tertawa. "Udah ayo ih berangkat! Kalo Adek telat mau tanggung jawab emang?"

"Iyaiya bawel" sahut Adnan berjalan melewati Alliya dan mengacak rambut adiknya lagi.

"Kebiasaan banget sih ngacak rambut mulu!" Alliya mencak-mencak sendiri karena kelakuan Kakaknya.

•••

Alliya langsung turun dari motor Kakaknya sesampainya di sekolah. Kalau kalian berpikir motor yang digunakan Adnan adalah motor ninja berwarna merah ataupun hitam seperti di novel-novel teenlit kalian salah besar. Motor yang digunakan Adnan adalah sebuah motor vespa. Adnan memang penggemar vespa, sama seperti Aldi.

"Belajar yang bener kamu, jangan ngecengin Aldi terus" nasihat Adnan pada Alliya.

"Gak janji" ujar Alliya. "Yaudah sana berangkat Bang. Makasih ya!" Alliya langsung pamit pada Adnan dan bergegas masuk ke sekolah.

Ketika Alliya sedang melewati koridor kelas 10 ada yang memanggilnya dari jauh, "Alliya!"

"Dita!" Alliya langsung menyahuti saat tau yang memanggilnya itu Dita lantas memeluk sahabatnya itu, sahabatnya sejak kelas 10.

"Mana oleh-oleh buat gue?" tagih Dita langsung pada Alliya.

"Ada juga gue yang minta oleh-oleh. Kan yang liburan jauh itu lo. Gue sih liburan cuma ke Bandung, yang kalo gak macet 3 jam juga nyampe. Mana oleh-oleh dari Palembang?"

Dita hanya terkikik mendengar jawaban Alliya. "Tenang, udah gue siapin tapi masih dirumah."

"Nanti main yuk ke rumah gue! Sekalian juga tuh lo ambil oleh-oleh buat lo."

Alliya langsung menolak ajakan Dita, "jangan hari ini Dit, hari ini gue mau puas-puasin ketemu sama Aldi"

"Astaga Al, masih aja lo ngurusin si Aldi" ujar Dita tidak percaya dengan ucapan sahabatnya itu. "Padahal lo udah liat jelas gelagatnya dia yang sering ngehindar dari lo. You need to stop, move on please!"

Alliya yang mendengar ucapan Dita mencoba untk mengelak, "dia tuh gak ngehindar Dit, dia cuma malu. Malu tapi mau, doyan malah." Alliya tertawa mendengar jawabannya sendiri.

"Hhh yaudah terserah lo aja, gue cuma ngingetin lo aja untuk jangan terus-terusan nyakitin perasaan lo sendiri tanpa lo sadari."

Alliya hanya terdiam mendengar nasihat sahabatnya itu, tapi buru-buru Alliya langsung merubah topik pembicaraan mereka. "Pagi-pagi udah sok bijak deh lo. Yuk ah ke kelas!"

"Eh tapi entar dulu deh, ke kantin dulu. Jam segini Aldi pasti ada disitu" Alliya langsung merubah haluan jalannya menuju kantin.

Dita yang melihat Alliya seperti itu hanya memutar bola mata jengah. Sudah terlalu lelah menghadapi kelakuan temannya yang satu itu.

Di perjalanan menuju kantin, diam-diam Alliya memikirkan perkataan Dita tadi padanya dan sedikit meng-iya-kan ucapan Dita. Dalam hatinya dia berkata "maybe i look happy outside, but im bleeding inside." Dan Alliya setuju dengan pemikirannya itu, karena memang sebenarnya yang Alliya rasakan.

•••

Sesampainya di kantin, Alliya langsung mencari keberadaan Aldi. Dan benar saja, Alliya melihat Aldi dan teman-temannya berada di bagian pojok tempat berjualan mie ayam. Alliya pun menghampiri Aldi dengan senyuman paling lebar yang dia punya.

"Selamat pagi, Aldi!"

Mendengar teriakan itu, Aldi sontak langsung menutup telinganya. Karena tau siapa yang menyapanya seperti itu, Aldi cuma mendelik dan bergumam, "yaAllah pagi gue suram amat sih ketemu dia"

"Ih kamu kok ngomongnya gitu sih Al?" sahut Alliya yang mendengar gumaman Aldi. "Gak boleh ngomong gitu sama calon masa depan kamu"

Teman-teman Aldi lantas tertawa saat mendengar ucapan Alliya yang begitu percaya diri dan Dita pun hanya menepuk dahinya karena jadi merasa malu sendiri dengan ucapan frontal dari Alliya.

"Iya Al, gak boleh kasar sama cewek. Apalagi sama calon masa depan lo" ledek Galih, salah satu teman terdekat Aldi.

Alliya yang merasa ada yang membelanya pun hanya manggut-manggut seperti boneka anjing yang sering ada di dashboard mobil.

Teman-teman Aldi semakin gencar meledek dan menertawakan kelakuan Alliya karena saat ini Alliya berusaha melakukan flirting dengannya.

"Gue ke kelas duluan" ujar Aldi sambil berdiri dari bangkunya.

"Dan lo," tunjuk Aldi pada Alliya, "diem disitu. Jangan ngikutin gue." lanjut Aldi saat melihat Alliya hendak mengikutinya ke kelas.

Aldi langsung berjalan meninggalkan Alliya dan teman-temannya di kantin. Alliya yang di marahi seperti itu bukannya merasa takut tapi malah merasa senang, "ya ampun! Lagi marah aja ganteng banget sih kamu Al!"

Sebenarnya Aldi mendengar ucapan yang di lontarkan Alliya barusan, tapi dia enggan untuk menengok kembali. Karena sudah pasti Alliya akan merasa ke-geer-an jika Aldi bersikap seperti itu.

Sebelum sampai di pintu kantin, Alliya langsung berteriak ke Aldi.

"Semangat ya Aldi sayang belajarnya!" ucap Alliya dengan begitu lantang dan dengan memberikan senyuman terbaik miliknya. Yang membuat seluruh kantin menjadi gempar karena teriakan Alliya.

Aldi yang dengan sangat jelas mendengarnya langsung memasang headset dan memakai penutup kepala hoodie-nya. Di hari pertama masuk sekolah lagi, dia sudah merasa sangat malu dengan kelakuan Alliya yang menurutnya sudah di luar kontrol.

•••

Finally! Hope u enjoy guys! xx

Love,
- Siska

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 11, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Can't You Feel It? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang