Nggak sadar ternyata part satunya aku publish tahun kemarin ya hahahaha maapkeun karena emang beneran syibuk aqoh 😘
"Kita pacaran?"
Dua kata yang berhasil keluar dari mulut Irene setelah hampir sepuluh menit diam tanpa ada percakapan antara dirinya dan Sehun. Dua jam lalu Sehun menyatakan perasaannya terhadap Irene selama satu tahun menjadi partner kerja di kantor. Sejak atasannya menjadikan mereka satu team, Sehun tertarik mendekati Irene. Irene bukan tipe pendiam melainkan wanita yang banyak bicara tapi tidak pada sembarang orang. Teman-teman yang sudah lama bersama tahu betul bagaimana Irene, dan Sehun menyukai cara bergaul Irene. Wanita banyak bicara umumnya akan dengan mudah melakukan sentuhan fisik saat bercanda, sedangkan Irene tidak. Dia tahu batasan dan bukan tipe wanita yang memulai untuk bercanda. Butuh waktu lumayan panjang bagi Sehun untuk meyakinkan Irene akan perasaannya. Sehun juga baru tahu kalau Irene tipe wanita yang tidak mudah membuka hati untuk laki-laki. Saat itulah Sehun berjuang keras meyakinkan Irene kalau dia benar-benar tulus dan tidak ada sama sekali niat mempermainkan hati Irene. Delapan bulan tentu bukan waktu yang pendek untuk Sehun meyakinkan Irene, dan tepat hari ini perasaannya berbalas. Irene juga memiliki perasaan yang sama. Memang benar, usaha tak akan mengkhianati hasil dan sabar akan membuahkan hasil yang manis. Seperti senyum Sehun yang terpatri di bibirnya saat ini, bahagia.
"Ya, aku kekasihmu kan?" Sehun masih tersenyum menggenggam jemari Irene.
"Aku juga kekasihmu kan?"
"Tentu saja. Kau pikir aku memperjuangkanmu selama delapan bulan ini untuk apa kalau bukan dijadikan kekasihku?" Irene terkekeh menyubit hidung Sehun gemas menggunakan satu tangannya yang bebas.
"Sudah berani cubit-cubit ya sekarang, hm."
"Tapi Sehun, ini pertama kalinya untukku. Maksudku, menjadi kekasih orang lain adalah hal yang baru aku rasakan. Jadi aku tidak tahu bagaimana caranya pacaran."
Sehun terkekeh sebelum menanggapi, "ini juga kali pertamaku. Aku hanya tahu kalau orang pacaran itu akan melakukan hal romantis dari teman-temanku tanpa pernah mengalaminya sendiri. Jadi kita impas kan? Let's date properly." Keduanya tertawa malu.
***
Berangkat ke kantor dijemput. Pulang kantor diantar. Akhir pekan selalu pergi keluar. Malam sebelum tidur saling menghubungi sampai salah satunya mengantuk dan mengakhiri panggilan. Sebelum berstatus sebagai kekasih Sehun, Irene tidak merasakan hal seperti itu. Berangkat dan pulang kantor sendiri bahkan rela berdesakan di angkutan umum demi mendapatkan kendaraan paling pagi dan tidak terlambat sampai kantor. Akhir pekan selalu ia habiskan di rumah berkutat dengan novel romance hasil dari belanja online. Dua bulan ini Irene merasa kehidupannya berubah 360 derajat. Teman-teman di kantor yang mengetahui kalau Sehun dan Irene resmi berhubungan tak henti menjadikan mereka bahan candaan. Bukan karena pengalaman pertama mereka sebagai sepasang kekasih, tapi karena prinsip Irene yang tidak mau mengiyakan ajakan pacaran dari laki-laki kalau laki-laki itu tidak akan menjadi suaminya.
"Kau harus tanggungjawab, mengajak Irene pacaran sama saja kau melamarnya. Jangan berani membuatnya sakit hati karena Irene teman terbaikku." Semuanya tertawa saat salah satu orang kantor merespon deklarasi Sehun tentang Irene yang sudah resmi menjadi kekasihnya keesokan hari.
"Aku akan bertanggungjawab kalau hasilnya positif." Irene tertawa sambil memukul lengan Sehun yang duduk di sebelahnya.
"Enak saja! Aku tidak akan melakukan hubungan yang dilakukan suami istri dengan kekasihku."
"Terimakasih sudah mengakuiku sebagai kekasihmu." Sehun mengedip genit pada Irene yang dihadiahi cubitan cukup kencang di pahanya.
Irene tersenyum membaca pesan masuk beberapa menit lalu. Sehun mengajaknya makan siang di luar dan untuk tempatnya Irene yang memilih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me & You
FanfictionCerita ini bener-bener pure terinspirasi dari apa yang aku lihat & dengar di lingkungan sekitar. Jadi kalo ada kemiripan dengan yang lain mohon dimaklumi.