"Aww sayang. Kau sangat menawan dengan dress itu." Aku mendengar suara di sampingku, melihat pria dengan kemeja hitamnya yang sangat tampan sedang memperhatikanku dari atas hingga bawah, aku tersipu malu dan menunduk dari tatapannya.
"Oh ayolah. Mengapa harus malu?" Dia menarik tanganku untuk menghadap padanya, dia menyelipkan rambutku di balik telinga.
"Dihadapanku aku melihat seorang gadis yang seperti malaikat dengan mata biru miliknya serta memakai dress merah maroonnya. Dressnya menampakkan kaki jenjangnya yang mana itu membuatnya menjadi semakin menawan. Yang paling mengejutkan adalah gadis itu adalah kekasih--oh tidak maksudku tunangan pria sekeren Evan Freinkles..." Ujarnya, yang tadinya aku memiliki senyuman lebar di wajahku kini bibirku menekuk ke bawah, dia ini percaya diri sekali sih.
"Memangnya seberapa keren pria yang bernama Evan Freinkles itu?" Tanyaku sambil mengangkat alisku menantangnya.
"Nicole nicole, kau tidak tau ya Evan Freinkles itu pria keren yang di dambakan para wanita, bahkan mantannya yang terdahulu ingin kembali kepelukannya, kau beruntung memilikinya. Kau saja yang tidak tau bersyukur." Katanya seraya menyeringai, aku mengerutkan keningku.
"Oh jadi seperti itu. Jika aku tau Evan Freinkles seorang yang besar kepala mungkin aku tidak akan mau bertunangan dengan pria sepertinya." Ujarku padanya, aku melihat ragu padanya, wajahnya menyiratkan rasa tidak percaya atas apa yang aku katakan.
"Oh ayolah aku tidak besar kepala. Hanya saja itu memang kenyataannya, aku memiliki banyak mantan di luar sana." Aku cemberut, aku tunangannya tapi kenapa dia terlalu terus terang. Aku pergi dan menyenggol bahunya, Evan menarik tanganku sambil tertawa kecil.
"Nicole aku hanya bercanda. maksudku itu mantan pembantu, mantan supir, dan banyak lagi atau mungkin mantan pengasuhku waktu kecil. Aku belum menjelaskan kau sudah pergi duluan."
"Jangan mengada ngada. Maksudmu mantan pemuas nafsumu kan? Para mantan pelacurmu itu." Aku melihat Evan sedikit terkejut dengan apa yang aku katakan.
"Aku tidak percaya kau mengatakan itu. Meskipun aku pria brengsek, aku bukanlah pria mata keranjang yang selalu membawa wanita yang berbeda ke tempat tidur." Dia mendengus kesal, aku menatap matanya, melihat kasih sayang serta kepedihan di matanya. Aku menggenggam jari jemari miliknya. Mungkin yang kukatakan itu sudah kelewatan.
"Maafkan aku Evan. Aku tidak bermaksud, hanya saja jika mengingat mantanmu itu membuatku...."
"Shussh...kau tidak perlu memikirkannya. Lupakan semuanya, hari ini aku berjanji untuk melepaskan segala penatmu akan diriku kan? Kita akan pergi jalan-jalan." Aku mengangguk padanya dan tersenyum, dia membalas senyumanku. Tangannya berada di pinggangku, menarikku mendekat padanya, dia mencium keningku lama. Oh rasanya aku sangat terenyuh melihat sikap manisnya yang seperti ini. Aku menatap matanya.
"Dan ingat ya jangan menciumku di depan umum atau aku akan melemparkan tasku ini ke kepalamu. Mau menentangnya boss?" Aku menyilangkan tanganku, dia terkekeh.
"Oh tidak nona. Aku selalu menuruti apa kemauanmu, akan sangat memalukan jika aku babak belur di karenakan seorang wanita lemah sepertimu." Ujarnya sambil tertawa keras, aku melotot padanya, dia menarikku mendekat, aku melihat dia menahan tawanya.
"Aku mencintaimu. Aku janji akan menjadi pria yang kau inginkan." Ujarnya di depan wajahku, aku tersenyum malu padanya. Dia mencium bibirku kilat serta menempelkan keningnya dengan miliku. Oh pria ini membuatku merasa sangat dicintai.
Masih prolog 😊
-TBC-
Vote dan Commentnya ya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Mercurial
Lãng mạnSeperti sepasang kekasih biasanya Evan Freinkles adalah sosok yang sangat lembut dan mesra terhadap kekasihnya tetapi terkadang dia akan berubah menjadi pria yang temperamental dan tak bisa di duga. Itu sebabnya Nicole Harrison seorang gadis yang se...