ke sembilan

43 8 1
                                    

Setelah beberapa hari Simon pindah sekolah temannya yang berada di jakarta merasa ingin bertemu dengannya, ya itu wajar selama beberapa bulan mereka kenal dan sudah menjalin hubungan dengan baik tapi salah satu dari mereka harus pindah ketempat lain. Sementara itu Simon merasa canggung dengan teman baru di skolah barunya. Yah sangat berbeda saat dia pindah ke sekolah lamanya, dan bertemu teman yang walaupun tingkah lakunya sedikit aneh tapi tetap mereka adalah teman yang baik.

*****

Di sebarang sana Wulan merasakan ada sesuatu yang hilang setelah pindahnya Simon. Ya walaupun mereka sering bertengkar tapi semua itu hanyalah candaan belaka, mereka saling perduli satu sama lain. Karna memang rasa ingin bertemu denangan Simon itu cukup besar, akhirnya Wulan mengambil laptopnya, langsung saja ia membuka apk skype dan ya dia bermaksud untuk menghubungi Simon.
Setelah beberapa menit Wulan menunggu akhirnya mereka berdua saling terhubung.

"Lan knp lo??" tanya nya to the point.

"Eh Simon, lama banget ya ngasih kabar, lo lupa sama gue, dan yang lain? Apa karna lo disana dapet temen yang lebih asik dari kita?." bukannya menjawab pertanyaan Simon Wulan justru balik bertanya.

"Ya gak lah Lan gue gak lupa sama kalian, gue juga gak dapet temen yang seseru dan seasik kalian. Gue disini gak bisa berteman."

"Hah? Gak bisa berteman? Maksud lo, lo gak punya temen?"

"Nah itu pinter, makanya gue selalu nyibukin diri buat hal² yang gak terlalu penting. Gue mau telepon kalian gue mikir dulu kalian masih inget ga sama gue?."

"Hahaha Mon lo kaya ama siapa aja, kita itu disini mikirin lo, sedikit flash back dan inget apa yang terjadi dulu. Dulu dimana gue kesel sama lo, karna makanan gue lo buat jatoh, dan lo ngajak gue kekantin sambil nginjak kaki gue, sakit Mon."

"Iya, ya Lan gue mau lagi balik ke jakarta mau ketemu kalian lagi tapi susah Lan, bokap gue kerja disini, nyokap ikut kalo gue di sana gue sama siapa?."

"Mon lo itu di jakarta ada Maehesa, Rendi, Ridho, Gue, Anisa, Windy, Cicha. Masih bilang lo gak punya siapa² lagi? Jadi selama ini lo angep kita apa?."

"Iya Lan gue faham, tapi masa iya gue jadi anak baru di sekolah itu lagi? Kan gak lucu."

"tau lah, serah lo.aja cape gue."

"Akting nya mulai bagus, sangat bagus, wah serem Lan....."

*Wulan meninggalakan laptopnya yang masih tersambung dengan simon*

"Yah beneran kesel dia."

Tak berapa lama Wulan kembali, Wulan kembali dengan membawa semangkuk kecil es krim rasa vanila dan coklat.

"Apa?." tanya Wulan dingin.

"Sorry ya hehehe." ucap Simon di sertai dengan cengiran khasnya.

"Hahaha slow aja kali. Gimana lo mau ga kesini lagi, kita semua mikirin lo, kapan kita kumpul bareng lagi kaya dulu?."

"Gue si maunya begitu Lan, tapi kan bokap gue bener² lagi sibuk."

"Eh ni gua punya es krim lo mau?." tanya Wulan dengan jailnya.

"Hahaha Lan lo masih mau hidup kan?." tanya Simon dengan wajah datar.

"Hehehe sorry."

"Dah malem tidur sana bsk sekolah kan?."

"Iya lo sendiri gak sekolah Mon?."

"Gue semenjak sekolah disini, mager berangkat sekolah."

"Why?." Tanya Wulan sok inggris

"Gaya amat ni anak."

"Udh tidur sana lo."

"Iya bang, Nigth."

"Night too." Wulan memutus kontak secara sepihak.

*****

jam menunjukan pukul 05:00 ya tepat pada waktu yang sama alarm Simon berbunyi, ya hari ini adalah hari rabu, hari dimana salah satu sahabatnya Berulang tahun, tapi justru Simon tidak bisa hadir untuk mengucapkan selamat secara langsung.

Di sepanjang mata pelajaran Simon terus memikirkan janjinya kepada tmn²'a. P
Tapi sekarang ucapan itu hanya bullshit semata.

=========

Hacked

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just a FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang