Jembatan Surga

1K 136 17
                                    

Seumur hidup, Adrian hanya pernah dua kali memberikan bunga kepada wanita dan ia menyesali keduanya. Bunga pertama adalah bunga mawar merah yang ia berikan kepada gadis cinta pertamanya saat SMP. Mawar itu diberikannya saat pulang sekolah dengan tangan yang gemetar karena gugup, tapi segera ditepis secara kasar oleh sang gadis. Sejak saat itu, Adrian menjadi trauma terhadap bunga mawar dan juga terhadap gadis populer yang sombong.

Pemberian bunga kedua yang ia sesali terjadi saat usianya sudah empat puluh tahun, saat ia sudah menjadi seorang dokter dan ilmuwan yang dihormati di bidangnya. Bunga itu bernama "Jembatan Surga", sebuah bunga yang sangat langka yang ia berikan kepada Hana, wanita yang sangat ia cintai.

Hana adalah istri Adrian. Ketika masih muda, ia pernah menjadi perawat di sebuah rumah sakit tempat Adrian praktik. Di rumah sakit itulah mereka saling kenal dan menemukan kecocokan satu sama lain. Hana adalah gadis sederhana, ia tidak populer dan tidak begitu banyak bicara. Namun ketulusan Hana dan pengabdiannya terhadap kemanusiaan telah berhasil memikat hati Adrian. Mereka pun menikah dan berbulan madu di Jerman sembari Adrian melanjutkan pendidikannya.

Adrian bukanlah orang yang bisa diam di dalam klinik, menunggu pasien, menerima bayaran, lalu pulang dengan mobil mewah ke rumah megah seperti dokter-dokter kenalannya. Ia senang berpetualang, ia rela hidup susah dan melewati bahaya. Oleh karena itu, setiap kali Hana mengajaknya menjadi relawan untuk menolong korban bencana dan perang di belahan dunia manapun, Adrian tidak pernah menolak untuk ikut serta. Perjalanan ke tempat-tempat berbahaya yang jauh dari kenyamanan hidup memberikan sensasi tersendiri bagi mereka. Mungkin inilah cara mereka mengobati rasa kesepian karena kekurangan Adrian yang tidak bisa memberikan keturunan. Mereka tidak mengadopsi anak, tetapi mereka menjadi orangtua asuh bagi puluhan anak-anak yang membutuhkan.

Bencana tsunami di Aceh, gempa bumi di Cina, bahkan peperangan di Gaza telah berhasil mereka lewati dengan selamat. Adrian percaya, bahwa umur panjang yang ia miliki bersama Hana harus digunakan dengan sebaik-baiknya. Namun apa yang tidak bisa dilakukan oleh bencana alam dan desingan peluru ternyata bisa dilakukan oleh lalu lintas kota.

Hana mengalami kecelakaan beruntun di jalan tol ketika ia baru pulang dari rumah adiknya. Kecelakaan itu diberitakan besar-besaran di media massa sebagai kecelakaan lalu lintas terbesar tahun ini. Lima belas orang meninggal dunia, sementara delapan lainnya luka berat.

Hana tidak meninggal dalam kecelakaan itu, tapi bagi Adrian, justru itulah yang paling memberatkannya. Pendarahan otak dan kelumpuhan tubuh Hana membuat wanita malang itu terus berada dalam keadaan koma. Adrian tidak pernah pergi kemana-mana lagi. Tanpa Hana yang mendampinginya, ia memilih untuk membuka praktek kecil di rumahnya sambil menemani Hana. Adrian sudah tidak percaya bahwa rumah sakit bisa menyembuhkan Hana, oleh karena itu ia membawanya ke rumah dan menyiapkan seluruh peralatan medis yang dapat menunjang kehidupannya meski dalam keadaan koma.

Sebulan, dua bulan, satu tahun, bahkan hampir dua tahun Hana tidak pernah sadar. Adrian hampir putus asa. Jauh di dalam hatinya, ia tahu Hana merasa menderita, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. Pada saat kesabarannya hampir habis itulah, seorang pasien datang ke kliniknya dan memberikan informasi penting.

"Ada sejenis bunga yang sangat langka dan tidak bernama. Aku menyebutnya bunga Jembatan Surga. Bunga ini cuma mekar seratus tahun sekali di puncak Jaya Wijaya dan belum dicatat dalam dunia medis atau biologi. Konon, sari pati bunga ini bisa membuat orang pergi ke surga," ucap pasien itu.

"Omong kosong!" ucap Adrian kesal. Sebenarnya ia bisa saja mengusir pasien itu dan memakinya sebagai tukang obat atau  agen penjual narkotika, tapi ia tidak bisa melakukan itu karena sang pasien adalah temannya sendiri.

Dr. Harold, peneliti berkebangsaan Australia yang ia kenal dari sebuah seminar di London, adalah seorang ilmuwan dan petualang sejati. Berbeda dengan Adrian, Harold lebih tertarik pada ekspedisi melintasi alam daripada misi kemanusiaan. Minatnya pada legenda, metafisika, dan hal-hal tabu seringkali membuatnya dijauhi kalangan akademisi lainnya. Namun itulah yang membuat Adrian dan Hana berkenalan dengan Harold.

Jembatan SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang