Karung Goni 1/2 (Edisi 17-an)

564 34 1
                                    

"Deeeekkkkk"

Bhanu menghambur masuk sambil membawa milo dingin di tangan kanan dan toast keju di tangan kiri. Padahal Nana udah pesen semalem minta dibikinin mie goreng, tapi Bhanu abis nonton video orang yang ususnya penuh mie yang nggak bisa dicerna itu dan dia langsung parno.

"Dek bangun dek, abang udah bikinin nih susu sama sarapannya."

"Mtarw ajh de mheza." (Taro aja di meja) balas Nana yang mukanya masih ngadep bantal.

"Ehhh ntar keburu dingin ini roti toastnya, kamukan sukanya yang garing." Bhanu beralasan. "Kai aja udah bangun tuh katanya mau nonton barongsai di bunderan."

Nana berguling seketika denger nama Kai, tapi masih dalam keadaan setengah sadar. "Ngapain nonton barongsai sih.."

"Diakan emang hobi nontonin barongsai daridulu. Tadi dia lewat depan rumah pas abang lagi cuci mobil. Terus sama ibu juga diajak sarapan bareng, paling bentar lagi dia ke sini." ujar Bhanu, dia udah duduk di sisi kasur. "Makanya bangun dek, terus mandi. Kan malu kalo Kai dateng kamunya masih bau bantal gini."

Heol, senaksir-naksirnya dia sama Kai, kayanya tetep nggak ngaruh ke kemageran Nana buat mandi pagi di hari libur. "Hmmm, lima menit." Nana kembali memejamkan mata.

"Nanaaa..." ujar abangnya lagi. "Nanti abang yang minum milo nya nih."

"Lima meniiit." balas Nana sambil berguling memunggungi Bhanu.

"ASSALAMUALAIKUMMM!!!"

Mata Nana seketika terbuka mendengar suara yang familiar.

"Waalaikumsalaaam." balas Bhanu nggak kenceng-kenceng amat karena kamar Nana letaknya deket sama taman depan. Jadi nggak kenceng pun pasti kedengeran balesannya sama Kai.

"Banggg, Nana udah bangun belom?" tanya Kai dari deket jendela kamar.

"Belum nih, anaknya nggak mau mandi juga." balas Bhanu mengadu yang langsung mendapat tatapan nanar dari Nana.

"Bilangin bang baunya udah sampe bunderan! Barongsainya aja ampe pada pingsan!!"

"EHHH SEMBARANGAN LO YA!"

"Hahahahahaha." Bhanu tertawa ganteng mendengar pertikaian Nana dan Kai. "Tuh Na, cepetan bangun gih. Makan terus mandi yang bersih biar wangi."

"Tanteeee." suara Kai terdengar menjauh karena dia berjalan ke arah pintu depan. "Kai bisa bantu apanih tan?"

Akhirnya Nana memutuskan buat menghabiskan milo dan toast kejunya di kamar sebelum dia mandi. Mandinya pun rada lebih lama dari biasanya karena dia kira dengan begitu wangi sabunnya bakalan lebih semerbak.

"Tuh gue udah wangi tuh!" ujar Nana sambil ngibas-ngibasin tangannya ke arah Kai.

"Iyeee ndoro, becanda doang tadi gue. Barongsainya masih pada idup kok, tenang-tenang." balas Kai yang masih nyendok nasi uduk dengan cumi, kangkung, dan mendoan di piring.

Bhanu dan ibu juga lagi makan di meja yang sama.

"Kamu udah mikirin Kai mau kuliah dimana?" tanya Ibu di tengah-tengah kegiatan sarapan.

"Kai sih maunya ITB tan ngambil SBMnya, tapi ayah sama bunda maunya Kai ikut mbak Kiko kuliah di Jepang."

"Waah, kan kampus mbakmu emang bagus Kai. Wajar kalo tante sama om maunya kamu di sana juga." balas Bhanu.

"Hehe iyasih, tapi Kai males kuliah jauh-jauh bang nanti ada yang kangen." ujar Kai, terus dia beralih ke Nana. "Ya nggak Na?"

Nih kalo aja Nana nggak naksir Kai, pasti udah dia bales 'iyain aja dah' biar cepet kelar. Cuman karena permasalahan hati kan Nana jadi mikir. "Ih apaan sih."

Temen Tapi DemenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang