"Karena setiap kita, hanya punya satu kali masa remaja. Dan, jatuh cinta bukan hanya untuk orang dewasa."
~~Oranye~~
Alodia Denisa namanya, gadis remaja yang biasa-biasa aja, tapi merasa hampir memiliki segalanya. Mulai dari keluarga yang kompak abis, teman-teman yang gokil abis, dan pacar yang cakep dan perhatian abis. Iya, pokoknya gitu deh. Kalian boleh ngiri, kalau mau.
Eh, tapi... Alodia sekarang sedang sedih, karena dia baru aja putus dengan pacarnya. Namanya Danola, dua tahun lebih tua darinya.
Kata-katanya sih, putusnya gara-gara Danola selingkuh.Dan di sinilah Alodia sekarang, di pojokan tangga di dalam rumah Kiki, teman sekelasnya yang sedang merayakan ulang tahun di kebun rumahnya. Tadinya Alodia ada di sana, bersama teman-temannya, tapi dia langsung kabur sewaktu melihat Danola datang dengan cewek lain.
Alodia nangis, mendadak baper. Masih sayang, soalnya. Ceritanya, mereka sudah satu tahun lebih jadian. Memang nggak sedekat pasangan lainnya, bahkan keduanya jarang jalan berduaan. Bukan saja karena ada larangan dari masing-masing orangtua, tapi karena ada Edgar juga, adik Alodia yang selain kepo, juga selalu ada kalau mereka sedang berduaan.
Meski begitu, mereka sangat dekat layaknya sahabat. Danola sering main ke rumahnya sambil bawa donat kesukaan Alodia, terus ngobrol sama bunda Alodia. Kadang-kadang, juga tidur di sana. Kalau nggak numpang tidur di kamar Edgar, boleh juga di kamar Dika, kakak Alodia yang pertama. Makanya Alodia sedih waktu tahu Danola main hati. Soalnya, Danola sudah dekat banget sama keluarganya.
Alodia memang nggak pintar, apalagi cantik, tapi... dia kan, lucuuu. Apa masih kurang?
Tangis Alodia mereda saat melihat sepasang kaki berhenti tepat di hadapannya. Aduh! Alodia baru ingat kalau ini rumah orang. Gimana kalau ini papanya Kiki? Om-nya? Kakak laki-lakinya? Alodia bilang apa dong kalau ditanya-tanya?
Alodia perlahan mendongak untuk melihat pemilik kaki tersebut. Cowok, kira-kira lebih tua beberapa tahun darinya. Dari wajah dan rambutnya yang berantakan, Alodia tahu kalau cowok itu pasti baru bangun tidur.
"Jadi lo, yang dari tadi nangis-nangis nggak jelas?" tanya cowok itu sambil pasang muka kesal.
Alodia perlahan berdiri sambil mengerjapkan matanya berkali-kali supaya air matanya nggak kelihatan.
"Gue kirain Kuntilanak. Ngapain sih, nangis-nangis di pojokan malem-malem gini?"
"Nggak kok, nggak nangis, hahaha." Alodia berbohong, malu dong kepergok nangis sama orang tak dikenal. "Kamu salah dengar, kali."
"Habis makan, ya?"
Alodia mengernyit, bingung dengan pertanyaan itu.
"Kenapa?"
"Di gigi lo ada cabe."
Ups!
Kepalang malu, Alodia langsung kabur dari sana. Ah, ini semua gara-gara ayam sambelnya Kiki!
****
Setibanya di kebun, Alodia langsung celingukan mencari teman-temannya. Ketemu sih, tapi mereka kelihatannya lagi asyik ngerumpi. Alodia akhirnya memutuskan untuk duduk di bangku kayu panjang yang nggak jauh dari kolam renang.
"Dari mana kamu? Kok, baru kelihatan?" seru Kiki yang tahu-tahu sudah duduk di sampingnya.
Alodia nggak mungkin bilang kalau dia habis nangis di dekat tangga rumah Kiki karena sedih ngelihat mantannya datang bareng cewek lain. Entar yang ada dibilang lebay, lagi!
KAMU SEDANG MEMBACA
Oranye
Teen Fiction"Karena setiap kita, hanya punya satu kali masa remaja" Selamat membaca. Dan, selamat datang kembali untuk kamu yang sudah pernah singgah di sini.