Baekhyun pergi seolah dia telah selamat dari kematian. Dan seakan nyawa yang tadinya suah ada di ternggorokan turun kembali ke bawah. Baekhyun menghembuskan nafasnya lalu mengelus dada untuk menetralisir detak jantungnya yang akan copot sebentar lagi.
“ya Tuhan aku hampir saja mati berdiri” gumam Baekhyun. Mengetahui dirinya masih berada di depan pintu ruangan Chanyeol, dia bergidik lalu berlari.
Hari ini Baekhyun tampak begitu kesepian, karena Minseok yang biasanya menemani hari – hari Baekhyun sakit, lalu Mingyu sahabat Baekhyun juga dia di tugaskan di kantor cabang untuk mengurus beberapa pekerjaan. Sedangkan yang lain Baekhyun tak terlalu dekat dia hanya saling sapa dan mengobrol sebentar namun setelah itu ya kembali kepada teman yang lainnya. Ini sudah waktunya masuk jam istirahat tapi Baekhyun justru tidak ada niatan untuk istirahat sama sekali.
Baekhyun meletakkan telapak tangan di pipinya dengan meja sebagai sanggahan hingga membuat pipi gembulnya naik keatas dengan bibir yang mencebik lucu. Baekhyun tenggelam dalam fikirannya sendiri sampai dering handphonenya berbunyi. Baekhyun mengambil handphone yang tadi terletak di meja tepat di sebelahnya lalu mata sipitnya melihat nama yang tertera di layar sana.
“halo Lu? Ada apa?”
“Baek, apa kau sudah masuk waktu istirahat? Jika sudah kemarilah aku dan Kyungsoo baru saja buka cafe tepat di depan kantormu. Hanya terhalang jalan raya saja”
“mwoo apa kau bercanda Lu? Ku fikir kalian hanya bercanda waktu itu? aisshhhh kalau tau kau ingin buka cafe hari ini aku ambil cuti. Toh bulan ini aku masih punya cuti”
mata Baekhyun membulat dengan pernyataan sahabatnya di telefon . tapi seiring terkejutnya dia juga tersenyum senang setidaknya jarak antara mereka bertiga tak terlampau jauh seperti hari biasanya yang mana Baekhyun harus naik taxi terlebih dahulu jika ingin pergi ke restoran milik eomma Kyungsoo.
“tidak mau jika makanannya tidak gratis”ujar Baekhyun jahil.
“hei pendek! Apa aku harus menyeretmu dari kantor ke sini hah! Harusnya bukan gratisan yang kau cari. Harusnya kau datang padaku dan ucapkan selamat atas pembukaan Cafe” maki Luhan.
Baekhyun mendengus kesal di seberang sana mendengar ocehan Luhan yang tak kunjung selesai.
“Baekhyun aku bersumpah jika lima menit kau tak sampai di sini aku benar – benar akan mendatangimu ke kantor” ancam Luhan. Baekhyun tercengang dia langsung mematikan sambungan telephone dan berlari sekencang mungkin, Luhan sialan dia memberikan batas waktu lima menit sedangkan perusahaan di sini sangat Luas. Dan Luhan bukan orang yang hanya mengancam dia orang yang akan membuktikan ancamannya juga. Dan benar ketika dia sampai di pintu depan kantor Luhan sudah berada di depan pintu kantor.
“Yakk!! Bocah nakal!” teriak Luhan hingga membuat beberapa karyawan yang berlalu lalang di sekitar mereka memperhatikan keduanya. Baekhyun segera membekap mulut luhan dengan tangan mungilnya.
“jangan teriak Lu, kau bisa membuatku di pandang buruk di perusahaan ini” kata Baekhyun berbisik
“Itu bagus Bee. Dengan begitu kau di pecat dan kau bisa menjadi karyawanku” jawab Luhan. Baekhyun memasang muka death glare pada Luhan. namun pria yang sama saja mungilnya itu malah tidak peduli raut muka Baekhyun yang kesal.
“sudah ayo. Aku hanya punya waktu satu jam setengah untuk istirahat. Dan aku sudah menghabiskan waktu lima belas menit” ucap Baekhyun lalu menarik tangan Luhan.
Baekhyun duduk di bangku dekat bertender di sana terdapat Kyungsoo yang sedang menyiapkan minuman bersama pelayan yang lain. Kyungsoo hanya tersenyum dan mengucapkan ‘hai’ pada Baekhyun. Kyungsoo memang lebih diam dan lebih dewasa dewasa di bandingkan dengan Luhan.