White Rose | (Bieber Love Story Oneshoot)

1.5K 57 0
                                    

White Rose | (Bieber Love Story Oneshoot)

***

“A––ah!!” 

Pria berambut keemasan itu mulai melempar bunga mawar putih yang ia pegang setelah ia berteriak barusan. Melemparnya jauh-jauh dengan mata yang memerah. Ia memegangi kepalanya perlahan, seakan mengatakan ia bingung dengan apa yang ia rasakan saat ini. Ia masih menatap bunga mawar putih yang tak berdaya tergeletak di lantai.

Pria bermata karamel itu mulai merasa kakinya lemas, ia sudah tidak kuat lagi dengan semuanya. Kakinya semakin melemas dan akhirnya ia menekuk lututnya, di lantai itu dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Bulir-bulir air keluar dari mata karamelnya, bak tersayat seribu jarum kecil di dalam hatinya, itulah yang ia rasakan saat ini. Itulah yang menimpanya saat ini.

Ia kemudian sadar dengan apa yang terjadi, sesegera mungkin ia menghapus airmatanya dan kembali berdiri. Ia menatap kesekeliling, ini adalah tempat loker para siswa yang ada di sekolah itu. Pria itu kembali menatap mawar putih yang ia buang tadi, rasa sakit yang menggebu-gebu di hatinya sulit sekali untuk di deskripsikan, sulit sekali.

Ia membalikkan badannya dan mulai mengambil barang yang ia letakkan dalam lokernya. Berjalan menjauhi mawar putih itu, berjalan dengan hati yang sakit. Yah, sakit.

***

Grania’s POV

Aku memujanya. Memuja bagaimana dirinya. Memuja bagaimana ia menghembuskan nafasnya. Memuja bagaimana ia membuka dan menutup kelopak matanya yang menurutku adalah kelopak mata yang paling indah yang pernah aku temui. Aku mencintainya, mencintai senyumannya walau aku tau, ia sangat jarang tersenyum, ia sangat jarang menunjukkan kemanisan yang paling sempurna di dunia ini, menurutku.

Aku bisa melihatnya sekarang, duduk di bawah pohon rindang dengan pandangan yang kosong. Aku mulai menghembuskan nafasku sejenak, dia terlalu menyembunyikan kesempurnaan yang ada di dalam dirinya. Walaupun dia terlihat menyembunyikan semua kesempurnaannya, tapi tetap saja masih banyak wanita di luar sana yang menjerit ketika dia lewat, ketika dia mengacak-acak rambutnya saat selesai pelajaran olahraga, ketika dia memetik gitarnya di ruang musik atau hal lainnya. Jika kalian melihat bagaimana dia, aku yakin kalian akan jatuh cinta padanya saat pertama kali kalian melihat bola matanya.

Aku tidak bisa mendeskripsikan kenapa aku memujanya, aku–tidak punya alasan sama sekali. Aku jatuh padanya tanpa alasan. Memandanginya adalah hobiku, bukan hanya hobi, tapi memandanginya bagaikan memakan ganja. Ketika sudah sangat kecanduan melakukannya, aku tidak ingin lepas dan berhenti memandanginya. Iya, begitulah, kurang lebih.

Aku bisa melihat Ryan yang mulai duduk di sebelahnya dan mengajaknya berbicara. Aku ingin jadi Ryan, uh, ayolah Grania, kau terlalu mengada-ada. Aku mulai tersenyum ketika mereka saling menyenggol siku dan saling membalas, laki-laki itu kembali mengeluarkan tawa langkanya. Setauku, hanya Ryan yang bisa melakukan itu, hanya Ryan yang mampu membuatnya tertawa tanpa beban, walauku tau itu hanya berlangsung sementara. Andaikan dia sering-sering seperti itu, aku sangat yakin, dia akan menjadi pria yang paling memenuhi checklist pria paling sempurna di dunia ini.

White Rose | (Bieber Love Story Oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang