Dalam Hening

22 1 0
                                    

Sekarang sudah larut, mungkin hampir menginjak pukul satu dini hari. Sang letnan dari satuan polisi Sceptre4 baru saja kembali dari bar milik HOMRA untuk menjalani obrolan tengah malam bersama rekannya di sana, Kusanagi Izumo. Wanita itu sedang tak menggunakan seragam kepolisiannya, yang artinya ia sedang bebas tugas. Meskipun begitu, Seri tetap berjalan dengan hati-hati karena ia tahu kejahatan bisa datang kapan saja.

"TOLONG AKU!"

Baru menginjakkan beberapa langkah, perhatian Seri sudah teralih oleh sebuah teriakan minta tolong. Seri bersiaga sambil merogoh sesuatu di tas tentengnya, sebuah pistol kecil yang selalu ia bawa ketika ia sedang bebas tugas. Seri berjalan ke sisi dan bersembunyi dari balik tembok untuk mempelajari keadaan sebelum mengambil tindakan.

Dari arah yang berlawanan, Seri dapat melihat gadis lain yang berlari. Arah larinya nampak tak menentu, ia nampak seperti sedang dikejar dan sedang berusaha berada pada jarak sejauh mungkin dari orang yang mengejarnya. Setelah lebih dekat, Seri dapat melihat bahwa gadis itu sudah berlumuran darah. Tangan dan kakinya penuh luka yang meninggalkan garis panjang seperti habis dicabik dengan liar oleh seekor singa. 

"SIAPA SAJA TOLONG AKU!"

Teriakan gadis itu terdengar pilu, Seri sudah mengambil dua langkah lari yang panjang berusaha menarik gadis itu, setidaknya mengajaknya bersembunyi. Namun, ketika Seri menoleh sekilas untuk tahu apa atau siapa yang ada di belakangnya, Seri kembali mengurungkan niatnya untuk menolong gadis itu dengan tangannya sendiri. Ia kembali bersembunyi.

"Ah~ kau tahu tak akan gunanya kau teriak-teriak di malam hari begini kan? Kau malah akan mengganggu tidur orang-orang baik ini, fufu~"

Suara yang terdengar dari belakang gadis itu membuat Seri semakin yakin kenapa keputusannya untuk mengurungkan niat untuk menolong gadis itu adalah sebuah keputusan yang tepat. Jika Seri tidak salah menduga, pria yang sekilas dilihat olehnya adalah Mishakuji Yukari, seorang anggota tingkat tinggi dari klan JUNGLE yang mempunyai kekuatan yang dialirkan langsung padanya oleh sang atasan. Alasan Seri mengurung niatnya untuk menolong gadis itu adalah karena saat ini ia tak menggunakan peralatan kepolisiannya yang berarti ia tak memiliki kekuatan Sceptre4. Alasan kuat lain yang membuat Seri mundur adalah ia tahu bahwa ia takkan bisa melawan Yukari, dengan atau tanpa kekuatannya.

Yukari yang ternyata sudah berjarak kurang dari lima meter dari gadis itu menggoreskan pedangnya ke aspal. Goresan itu dengan cepat berubah menjadi aliran listrik kecil yang menyambar kaki gadis itu sehingga gadis itu menjadi jatuh tersungkur.

Gadis itu berbalik dan sambil terisak ia berkata, "Yukari-san, aku mohon ampunilah aku!" ia bahkan berlutut dan menangkupkan tangan di depan kepala ketika mengucapkannya.

"Ah, maafkan aku~" ujar Yukari dengan nada yang terdengar main-main "Kau tahu kan ada satu hukuman berat bagi pengkhianat klan JUNGLE sepertim~? MA-TI"

Pupil mata gadis itu melebar. Dengan sisa kekuatannya, gadis itu berusaha menyeret tubuhnya mundur dengan tangannya.

Seri mulai kehabisan waktu. Dengan cepat sang letnan mengambil ponsel dari dalam tasnya untuk menghubungi Sceptre4. Ia mungkin akan meminta tolong Fushimi Saruhiko, bawahannya yang paling setia untuk segera meluncur ke tempat. Namun, ketika ia berhasil menekan tombol panggilan, sebuah suara terdengar dari seberang.

"Maaf, Anda tidak bisa membuat panggilan karena ada gangguan sinyal. Mohon coba sebentar lagi"

Sial, Seri membatin. Terpaksa ia harus kembali 'menonton' kejadian itu di hadapan matanya sambil memikirkan solusi lain dengan cepat.

"Tidak! Menjaulah dariku! AAA--"

Namun, Seri terlambat. Teriakan gadis itu berhasil dipotong bersamaan dengan lehernya yang terbagi dua akibat tebasan pedang keji Yukari. Kepala gadis itu menggelinding ke sisi kanan jalan. Setelah Yukari menyimpan pedangnya ke dalam sarung pedang yang tersampir di belakang punggungnya, Yukari mendekati kepala itu.

Dalam HeningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang