3

25 3 7
                                    

Hari masih terlalu pagi saat aku sampai di sekolah. Hanya terlihat beberapa siswa yang tengah menyapu kelas mereka. Di kelas, hanya aku dan Yehana yang sudah datang. Hanya sebatas sapaan selamat pagi padanya karena kami memang tidak terlalu dekat. Yehana terlihat sibuk memperbaiki dandannya. dan itu tidak terlalu penting untuk di bahas.

Aku memeriksa laci mejaku. Siapa tahu ada anak anak nakal yang menaruh sampah plastik di laciku. Setelah kupastikan laci mejaku bersih dari sampah semacam itu, Aku segera meninggalkan kelas.

Aku menuju mading sekolah, dan melihat beberapa pengumuman yang di tempel di sana. Ada beberapa puisi dan pengumuman soal kegiatan osis. Merasa tidak tertarik dengan mading di hadapanku, aku kembali berjalan tanpa tujuan.

Aku segera kembali ke kelas setelah berjalan jalan di sekitar sekolah. Minkyung sudah datang. Aku segera menghampirinya. "Loh, Yeon? Kamu dari mana aja? Aku lihat tas kamu, tapi kamunya yang gak ada" minkyung menatapku heran.

"Cuma jalan jalan aja. Bosen di kelas cuma ada yehana tadi" Ujarku menimpali. Minkyung ber-ohh ria. "Rena mana?" Tanyaku. "Belum nyampe. Bentar lagi nyampe" ujar minkyung. Akupun ber-ohh ria.

~~~

Suara bel menandakan pelajaran akan segera dimulai. Tapi, rena belum juga menampakkan diri. Minkyung tampak gelisah di depan mejaku. Aku berbisik pelan dari belakang. "Rena kok, gak muncul muncul?" Bisikku. "Aku gak tau, Yeon."

"Bisa bahaya nih, kalau sampe rena telat.. sekarang pelajaran harimau betina lagi.." Ujarku berbisik. "Ishh.. nanti bu kahi denger.." "Ya udah sih.."

"KIM MINKYUNG !! PARK XIYEON !! TOLONG DENGARKAN SAYA MENJELASKAN" Sebuah suara tegas menginterupsi pembicaraan kami berdua. Kami menatap bu kahi yang sudah memasang wajah ingin menerkam kami berdua.

Aku menelan saliva. Minkyung hanya diam mematung. Setelah menegur kami berdua, bu kahi kembali menerangkan pelajarannya. Aku mengembuskan nafas pelan. 'Selamat..' batinku.

Rena tidak menampakkan diri selama jam pelajaran bu kahi. Mungkin, dia tidak sekolah hari ini. Entahlah. Aku dan minkyung menuju perpustakaan untuk mengantar beberapa buku sebagai hukuman karena bercerita saat pelajaran bu kahi.

"Gara gara rena, kita sampai dihukum kayak gini!" Ujarku pada minkyung lesu. "Liat aja, kalau aku ngelihat rena, bakalan aku jitak!" Ujar minkyung. Aku terkekeh mendengar perkataan minkyung

Kami segera mengumpulkan buku pada petugas perpustakaan. Aku tidak sengaja melihat seorang wanita yang melipatkan tangan di meja sambil tertidur. Entah mengapa, wanita itu mirip sekali dengan Rena.

Aku menyenggol minkyung pelan. Yang membuat minkyung berbalik dan menatapku heran. "Kenapa sih?"

"Itu rena kan?" Ujarku sambil menunjuk seorang wanita yg tengah tertidur. Minkyung menatap wanita itu. "Iya. Itu Rena.. Enak enakan dia disini.." minkyung segera menghampiri Rena.

Brakk..
Minkyung menggebrak meja kuat. Itu membuat Rena yang tengah tertidur bangun terkejut. "Kamu ya!" Minkyung mulai memarahi Rena. Sedangkan rena membersihkan pipinya yg terkena air liurnya.

Aku hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan mereka berdua. Aku menggerakkan kepala refleks dan menemukan pemuda misterius itu lagi, tengah membaca dengan serius. Aku memandang pemuda itu heran. 'Bagaimana mungkin dia ada disini?' Batinku.

Aku mengutuk diriku bodoh. Saat dibus, aku melihatnya menggunakan seragam sekolah yang sama denganku. Otomatis dia juga berasal dari sekolah yang sama. "Aku benar benar bodoh..." Gumanku pelan.

"Kamu bilang apa, Yeon?" Tanya Minkyung heran. "Ehh.. Gak kok." Rena menarik tanganku hingga kami berdiri sejajar. "Liat! Xiyeon aja gak marah, kamu marahnya mengerikan banget!" Ujar Rena setengah menyindir.

Minkyung memalingkan mukanya. Dia cemberut. "Ya udah.. Aku pergi aja" Ketika Minkyung hendak pergi, tanpa aba aba Rena segera menarik tangannya kuat. Hingga membuatnya tersentak kebelakang.

Tubuh Minkyung menimpa aku dan Rena. Kami bertiga sontak jatuh dengan punggung mencium lantai.

"Aww.. Hahahaha"

Kami bertiga tertawa jenaka mengetahui kekonyolan kami ini. Semua penunjung perpustakaan termasuk pemuda misterius itu menoleh pada kami karena keributan yg kami buat.

Rena cepat cepat berdiri dari jatuhnya dan menunduk 90 derajat sambil meminta maaf. Aku dan minkyung terkekeh karena ulah kami bertiga. "Gara gara kamu, sih.." Ujar minkyung.

"Loh kok aku? Kan kamu yg jatuh trus menimpa kita berdua!" Balas Rena. "Ssst.. ntar di marahin lagi, keluar yuk!"

Hallo, saya balik lagi..
Ada yang kangen gak? Hehe bercanda. Setelah sekian lama cerita ini mengendap di draf akhirnya saya berniat untuk mempublish-nya. Jangan marahin ya kalau banyak salah dan ada kata kata yang tidak sesuai. Tapi, saya sangat menghargai kritik dan saran .. Terima kasih sudah mau mampir...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jangan PergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang