BAB I

32 1 0
                                    

Mohon kritik dan saran bagi pemula seperti saya. Selamat membaca...
Semoga suka... :)

.......................................

“Mita bangun!! Sudah subuh, sayang.”
Suara mama membangunkanku dari alam impian, rasanya malas sekali untuk bangun.
“Iya Ma, sebentar lagi!”, jawabku.
“Kamu ini, disuruh sholat malah nawar. Ayo cepet bangun! Atau kamu mau uang jajan bulan ini dikurangi?”
“Ah Mama, ngancem mulu deh.”
“Ya udah sekarang cepat bangun.”

Dengan rasa kantuk yang masih tersisa, aku bangun dan segera masuk ke kamar mandi, aku basuh wajahku terlebih dahulu supaya kantuk ini cepat menghilang.
“Ya Allah, banyak banget setan subuh ini sampai-sampai mata ini susah buat di buka.”, keluhku. Selesai berwudhu dan melaksanakan tugasku sebagai seorang muslimah, yaitu sholat. Aku bergegas kembali ke tempat tidur untuk melanjutkan mimpi yang tadi sempat tertunda. Tarik selimut dulu ah..

Tapi, tiba-tiba abangku menggagalkan rencanaku ini.
“Mita, habis sholat jangan tidur dulu jagain Eza. Abang mau nganterin Mbak Avi ke pasar.”
Oh Tuhan...rencana istirahat di hari Minggu ini gagal sudah. Hari ini, memang hari Minggu dan biasanya abang-abangku menghabiskan hari liburnya di rumah mama. Hari ini, abang tertuaku, Bang Ruly tidak menginap tapi pasti nanti kesini bersama istrinya, Mbak Yunar dan dua orang anaknya, Rilo dan Agil. Nah, yang tadi itu namanya Bang Davi anak kedua mama dan papa. Dan aku, Mita anak bungsu mama dan papa.

Sambil menjaga ponakanku, aku mengajaknya untuk jogging keliling kompleks. Ponakanku ini super hiperaktif. Ada saja yang dimainkan, bahkan aku sampai kelelahan mengikuti gerak-geriknya padahal usianya baru 1,5 tahun. Tapi harus aku akui, secapek dan semalas apapun kita kalau sudah melihat dan bermain bersama anak kecil, aduuh rasanya itu seneng banget. Galau hilang.

Tidak terasa jam tanganku sudah menunjukkan pukul 07.00 WIB, segera aku mengajak ponakanku untuk pulang, masih banyak kegiatan rutin pada Hari Minggu yang harus aku kerjakan. Di rumah, aku segera sarapan karena cacing-cacing dalam perutku mulai meminta jatahnya pagi ini. Selesai makan, aku mengumpulkan pakaian-pakaian kotor selama seminggu ini, tidak hanya mengumpulkan tapi aku harus mencucinya pula, di rumah ini tidak ada pembantu. Menurut Mamaku daripada uangnya buat gaji pembantu mending ditabung. Ya begitulah mamaku, selalu memperhitungkan segala sesuatu untuk kepentingan bersama. Aku yakin, semua Ibu pun akan melakukan hal yang sama dengan Mamaku. Sejak SMP, aku mulai belajar mencuci baju sendiri. Awalnya memang malas, tapi ya jangan di malas-malasin juga :D

Memang, mama dan seluruh anggota keluarga sedikit memanjakanku dari kecil mungkin karena aku anak perempuan satu-satunya, anak bungsu, dan cucu perempuan satu-satunya pula. Gara-gara itu, sedikit-sedikit aku suka mengeluh. Tapi, itu dulu, sekarang aku sudah duduk di bangku SMA, yang pasti sekarang lebih mandiri. Bukan mandi sendiri loh yah... :D

Esok pagi, adalah hari Senin. Hari untuk memulai segala kegiatan setelah hari libur. Hari Senin adalah hari yang selalu mempengaruhi mood ku, biasanya kalau Hari Senin bawaannya itu malas mulu.

Segera setelah segala sesuatu siap, aku mengayuh sepedaku untuk pergi sekolah. Aku menjemput temanku yang bernama Niken terlebih dahulu, karena memang jalan ke sekolah dan ke rumahnya searah. Kami terbiasa naik sepeda berdua bahkan membuat kebodohan bersama. Di jalan, kami tidak henti-hentinya tertawa serta bercerita berbagai hal yang lucu. Bahkan dengan keisengan kami, kami malah memiliki banyak teman, banyak kenalan yang semakin mempererat hubungan kami dengan orang lain.

Contohnya, pagi ini kami bertemu dengan adik kelas kami, ada Ilham, Roy, Alif, dan beberapa orang temannya karena kami tidak terlalu mengenal mereka. Mereka adalah adik kelasku sewaktu SMP. Yang membuat kami senang sekali menjahili mereka karena Ilham adalah seorang lelaki yang menurut kami sedikit berbeda, taulah maksudku :p

OUR FAITHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang