Terdengar suara percikan air dari dalam kamar mandi. Beberapa menit kemudian suara air itu pun menghilang dan digantikan oleh suara deretan pintu terbuka.
Seorang pria paruh baya keluar dengan mengenakan piyama berwarna putih tulang membalut tubuhnya yang rapuh. Ia berjalan ke arah ranjang.
Berjalannya terlihat gontai, namun kelihatannya kedua kaki itu masih dapat menopang beban tubuh dengan sangat baik.
Pantatnya beringsut ke atas kasur king size yang beralaskan seprai berwarna senada. Buku-buku tangannya meraih segelas susu putih. Kulit tangan yang telah keriput tidak memungkiri kekuatanya mengangkat sebuah gelas dari atas meja sebelah kiri. Dengan beberapa kali tegukan air susu yang semula terisi penuh, kini hanya tersisa seperempatnya saja.
Setelah meletakan gelas ke atas meja, mata pria tua itu pun terpaku pada sebingkai foto di samping gelas susu tersebut. Diraihnya sebingkai foto itu sejenk, lalu menaruhnya lagi ke tempat semula.
Kini tangannya beralih ke sebuah laci urutan tengah. Saat dibuka, tampaklah sebuah album yang tidak begitu besar dan tangannya sibuk membalikan lembar demi lembar foto dengan ekspresi yang sulit untuk di jelaskan. Dan seketika itu keningnya pun berkerut__.
***********
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUTH (Can Be Young Forever?)
Teen FictionKisah tentang perjalanan manis, pahit, dan menegangkan di masa muda.