Terima Kasih

13 1 2
                                    

Aku bangun lebih pagi dari biasanya. Segera aku beranjak dari kasur untuk mandi dan sarapan bersama kakek dan nenek. Hari ini aku akan pulang ke Jakarta. Karena sekarang sudah masuk musim libur. Kuliah memberi waktu sekitar 2 minggu libur. Bulan desember pula. Waktu yang tepat untuk pulang. Aku sangat tidak sabar.

Aku merapikan barang bawaan. Aku hanya membawa satu tas ransel. Setelah itu aku berpamitan pada kakek dan nenek. Segera aku menuju stasiun. Jam 7.15 keretaku berangkat, seperti halnya kemarin. Aku harus transit lagi ke Surabaya.

Perjalanan 6 jam aku habiskan untuk membaca buku, lagi. Mendengarkan music dan menghubungi teman-teman maupun keluarga. Aku sangat senang. Mereka pun juga menungguku ingin bertemu. Sama halnya yang aku rasakan.

Aku juga menghubungi si Bella, bahwa aku akan ke Surabaya. Namun, sangat disayangkan dia tidak bisa menemuiku karena dia masih harus bekerja di hari Sabtu ini. Dia meminta maaf karena tidak bisa menemuiku kali ini. Bella adalah salah satu temanku semasa SMA dulu yang kebetulan sekarang bekerja di Surabaya.

~~'

Jam 13.15, Surabaya.

Sekarang aku harus sendirian. Jadi, kereta yang menuju Jakarta bukan di stasiun ini. Namun di stasiun yang berbeda. Dan aku belum pernah kesana menaiki kendaraan umum. Aku sudah didepan stasiun, dipinggir jalan raya. Melihat kanan-kiri kira-kira mungkin ada angkot atau semacamnya. Aku juga belum tau pasti harus menaiki kendaraan apa untuk sampai ke stasiun sana.

Aku sudah mencoba bertanya ke si Bella, namun dia belum menjawab. Pesanku belum sampai. Mungkin dia mematikan handphone-nya agar fokus bekerja. Sudah setengah jam aku berdiri, aku belum tanya siapapun juga. Well, aku ini pemalu. Aku juga bingung bertanya seperti apa. Jadi aku lebih memilih si Bella menjawab pesanku, entah sampai berapa lama lagi.

Sesekali aku melihat handphone, menjawab pesan dari teman-temanku, mereka juga tidak mengerti bagaimana kendaraan disini. Aku juga belum bertanya keluarga sih. Mungkin ayah tau. Aku asik bermain hp sampai aku tidak sadar ada orang yang sedang memanggilku dari tadi.

"Mba? Hello..." Kata seseorang disampingku. Aku baru menoleh kearahnya.

"Oh, kau bicara padaku?" Kataku padanya. Habis, kukira dari tadi dia bukan memanggilku. Aku memastikan dengan melihat sekeliling bahwa benar saja, yang didekatnya cuma aku.

"Tentu saja. Oh iya, aku melihatmu dari tadi. Kamu berdiri cukup lama loh disini. Dan yang pasti kamu terlihat bingung. Ada yang bisa kubantu?" Kata laki-laki yang bisa kulihat dari seragam yang dia pakai. Dia anak SMA. Dia sangat tinggi dibanding aku yang terbilang pendek. Dan syukurlah, dia bertanya.

"Jadi, aku harus ke stasiun Pasarturi. Tapi, jujur aja ini kali pertama dan aku tidak tau bagaimana caranya harus kesana. Apa kamu tau kendaraan mana yang harus kunaiki?" Jelasku padanya.

"Oh, jaraknya sih lumayan dari sini. Angkot disana yang berwarna merah. Dia bisa mengantarmu. Nanti bilangnya turun di depan taman aja, lalu setelah itu kamu harus naik lagi angkot yang berwarna biru untuk ke stasiun." Dia menunjuk ke angkot berwarna merah disebrang jalan.

"Angkot merah itu. Baiklah, terimakasih ya."

"Tapi sih, sebenarnya aku bisa mengantarmu langsung ke stasiun. Lagi pula, searah sama jalan pulang kerumah."

Dia? Mengantarku? Baiklah, terimakasih tawarannya. Tapi, aku tidak akan naik motor bersama seseorang yang baru saja kutemui 5 menit yang lalu. Orang asing. Tidak akan.

"Wah makasih deh, tapi mungkin lebih enak naik angkot ya."

"Yaa, aku tau. Aku memang orang asing. Seharusnya aku tau kamu akan menolak. Baiklah tak apa."

Hi, Stranger!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang