Satu Kata. 'kasihan'

16 0 0
                                    

Nada. Nada Milleni Seena. Perempuan yang punya ciri khas yang berbeda dari perempuan lainnya.

'Nada itu kaya ga punya masalah, bahagia terus'

'Nada...hmm..baik tapi terlalu baik kesannya kaya bego.'

'Nada. Cantik sih, tapi ga pernah pacaran. Yang deketin banyak, dianya pilih-pilih.'

'Pertama kali ketemu gue kira pendiem...ehh...taunya belatung nangka'

'Ini apa sih kek asepem (baca: ask.fm) pake tanya-tanya segala'

'Pinter. Tapi ga pelit'

'Kalo disuruh pilih Nada atau Sule, etc gua bakal pilih Nada'

'Gua mau Nada jadi presiden'

'Nada?. Anak mana tuh?' *ehhh skip yang ini.

Itulah seorang Nada menurut teman-temannya. Tapi mungkin tidak bagi seseorang.

M12P

"kok lo mau sih disuruh-suruh?" Tanya Nada pada seorang laki-laki yang bisa dibilang sering di bully di kelasnya.

Laki-laki itu diam, menunduk dan tak bersuara.

"Nad!" Panggil Raneeya, maybe you can call Ranee. Sahabat sekaligus chairmate Nada.

Nada melihat kebelakang terdapat Ranee yang menampakan wajah tak suka melihat Nada menghampiri laki-laki itu.

"Udah berapa kali gue bilang sama lo, gausah deket sama dia apalagi lo coba bantu dia. Lo mau di bully juga sama anak-anak?"

"Iya. Jangan deket sama gue. Lo bakalan di bully!" Tegas laki-laki itu pada Nada dan Ranee kemudian dia pergi meninggalkan kedua gadis itu.

Ranee tidak percaya dengan yang didengarnya. What the hell, dia bener Rifaldi yang di bully itu kan?. Ko, dia beda. Dia.....arghhhh...berani banget dia ngomong gitu ke gue. Rutuk Ranee dalam hatinya.

Just say that. Gue ga perlu bantu lo. Lo bisa nolong diri lo sendiri. Dan gue percaya itu. Cepat atau lambat. I'll be waiting for that. Senyum Nada mengembang. Entah karena Laki-laki itu berkata tegas atau karna sesuatu lainnya yang dirasakannya.

"Dia...bener Faldi kan? Kok beda? Cubit gue Nad!" Pekik Ranee yang masih kaget karena tindakan laki-laki itu.

"Aww! Sakit Nad, apa apaan sih lo?!" Rintih Ranee karna Nada mencubitnya.

"Lo yang nyuruh" Nada menghendikkan bahunya kemudian meninggalkan Ranee yang masih tak percaya.

M12P

Suasana kelas hening, mencekam. Hanya ada suara ketukan penggaris yang amat besar dengan papan tulis yang menjadi pusat perhatian semua murid 12Ips3.

"Paham semuanya?" Tanya Bu Dina, guru matematika mereka yang amat perfeksionis.

"PAHAM BU!" Seru semua anak murid, kecuali seorang laki-laki yang sedari tadi hanya menatap papan tulis tanpa minat untuk menjawab pertanyaan sang guru.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 31, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NadArdhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang