Setitik demi titik rintih keluh dan kesah kusimpan dalam renungku, tak peduli betapa tersiksanya batin yang merasakan perih karena selama ini berlubang dan kian hari makin banyak garam bertabur di atasnya.Aku memang bukan sesosok manusia sempurna baik jiwa maupun raga, akupun bukan pula sesosok makhluk suci yang bersih dari dosa manapun.
Aku hanyalah manusia, aku hanyalah seorang anak, aku hanyalah seorang perempuan. Aku ini seorang makhluk yang terlahir dengan dibekali akan akal dan Budi.Lukaku kian lama kian mendera, hingga membuatku memohon untuk segera mengakhiri rasa sakitnya bahkan dengan kematian sekalipun. Aku ini seperti kaum mufakir terlonta-lantu mencari harapan kebahagian.
Setiap malam yang di dampingi tembok bisu dan lantai dingin aku menyuratkan segala keluhku dalam kesah yang tak dapat tersirat oleh tatapan maupun decakan lidah, dan ketika Surya telah menapakan sinarnya pada sang Bima sakti disitu lebar harikubakan kembali dimulai.
YOU ARE READING
Sajak ku
RandomKalimat Curahan yang berasal dari Hati. -A ----------------------------------------------------- Don't Copy paste!!!