Losin Control Part 3

171 16 6
                                    

Warning: All of the characters and other stuff in this fanfiction are not belong to me. It just my imagination as a fans. THIS FANFICTION IS AN ORIGINAL Bitter Noodle © 2018

Aku masih ingat bagaimana dia meminta maaf padaku berulang kali karena mencekikku terlalu keras. Sedangkan aku terus menolak permintaannya karena semalam aku mabuk. Yup, aku mabuk dalam memorinya saja karena sesungguhnya dengan hanya meminum satu botol minuman keras tidak bisa membuat badanku hangat. Aku berpura-pura mabuk agar aku bisa menghabiskan waktu dengan Minho. Melupakan sosok lelaki yang menyakitiku berulang kali. Lelaki dengan sejuta janji yang kembali bukan untuk menepati namun untuk membunuh hatiku hingga hampir tidak bisa merasakan cinta lagi.

Tidak terbersit sedikitpun di pikiranku bahwa aku akan bercinta dengannya, pada akhirnya. Aku tidak menyangka bahwa aku bisa merasakan kenikmatan tak terkira dari seorang Choi Minho. Belum pernah aku merasakan hal yang kurasakan semalam. Dibalik beast nya yang terungkap, dia masih mengkhawatirkanku setelah ia mencekikku juga dia jujur padaku karena berulang kali menyakinkan aku bahwa aku dan dia telah berbuat. Andai saja si tua bangka seperti Minho, aku akan menyerahkan hidupku untuknya. Ah aku lupa kalau aku telah menyerahkan seluruh hidupku untuk si tua bangka.

Sekitar pukul sebelas siang aku sampai di rumahku bersama Choi Minho. Dia mengantarkanku sampai di pintu rumah. Terlihat sangat khawatir layaknya seorang pria yang takut kekasihnya hamil setelah menidurinya. Aku hanya tersenyum dan menyuruhnya untuk segera pulang. Kemudian aku memasuki pintu rumah setelah Hyori noona membukakannya.

Berjalan masuk ke dalam rumah yang semakin sepi sepeninggalan ibu satu tahun lalu. Hyori noona menyodorkan sebuah kertas berwarna putih dengan hiasan indah dibalut plastik bening yang rapi. Aku menatap wajah noona yang terlihat sedikit resah karena harus memberikan benda itu.

"I am so sorry..." ucap Hyori noona. Noona memang sudah sejak lama merasakan penyimpangan yang terjadi padaku. Ketika aku mengakuinya, untungnya dia sangat menerima perbedaan di diri adiknya ini.

Ketika aku membaca dengan seksama apa yang dituliskan di kertas itu. Aku hanya tersenyum melihat kertas yang ternyata undangan pernikahan Song Joong Ki dengan seseorang. Rupanya kabar yang kuterima itu benar. Bahwa dia menjalin hubungan dengan seorang wanita jauh dari sebelum kami mengenal satu sama lain.

"You don't have to come, Minnie"

"No, I will surely come noona. Ini sudah suratan takdir aku dan dia tidak dapat bersama.."

*
*
*

Aku dan Choi Minho memasuki area pernikahan Song Joong Ki yang berkonsep garden party. Bisa kupastikan bahwa mempelai wanita bukan datang dari keluarga biasa saja.

Mengikuti setiap prosesi hingga tiba acara ramah tamah bersama para tamu. Kukira aku sudah bisa merelakannya. Tapi, melihat mereka berdua menari di tengah - tengah area membuat hatiku sakit. Aku butuh udara segar. Maka akupun mengajak Minho pergi ke bagian lain tempat pernikahan.

Duduk berdua dengan Choi Minho dengan view perbukitan dan perkebunan di kakinya yang indah. Ditemani segelas anggur dan rokok sementara Minho memilih orange juice saja.

"Kau tidak apa - apa?" Tanya Minho padaku.

"Tidak, aku hanya sedikit kurang enak badan. "Jawabku.

"Mungkin kau mabuk perjalanan..." sebuah suara membuat aku dan Minho menoleh ke belakang.

Song Joong Ki, untuk apa dia kemari? Bukankah dia tengah asyik dengan pengantinnya?

"Joong Ki hyung, congratulation for your great wedding." Kataku

"Thanks.." jawabnya singkat kemudian dia menepuk bahuku seraya berkata "kau bisa ikut denganku sebentar?"

Aku menatap ia dengan senyumannya yang selalu sama. Lalu aku melihat pada Minho seolah meminta izin padanya untuk meninggalkannya sebentar.

"Silahkan saja, aku bisa menunggu di sini." Kata Minho padaku.

Dengan sedikit malas, akupun bangkit lalu mengikuti Joong Ki hyung ke sebuah tempat yang berada di sisi lain area pernikahan. Sebuah gedung kecil yang kurasa adalah tempat penyimpanan barang.

Joong Ki hyung memasuki salah satu ruangan lalu menutupnya. Feelingku tidak enak saat itu. Namun aku mengikutinya. Dan, feelingku benar. Dia mengulangi kejadian yang sama dengan kejadian yang kualami saat menyambangi rumahnya. Menciumku paksa namun kali ini sembari menekan tubuhku ke dinding. Menyelusupkan jemarinya ke dalam kemejaku. Berkali aku mencoba menghindar tapi dia selalu bisa membuatku lengah dan terlena.

"Kkau.. hentikan hyung. Kau dan aku sudah tidak memiliki hubungan apapun lagi sekarang..."

"Ssshhh just feel it. Aku tau kau merindukan ini dan sangat menikmatinya..."

"Ppleaseeeessss... ahhhhhh"

Terlambat, dia berhasil menembus pertahananku. Tubuhku menempel menghadap tembok. Dia mendorongku agar aku semakin menempel ke tembok kemudian mulai melakukan penetrasi padaku. Tubuhku tersentak. Entah mengapa dalam rasa nikmat, aku teringat Minho, Minho dan Minho.

Gerakan Joong Ki hyung semakin cepat, aku tahu dia akan segera mencapai klimaksnya. Dia dengan kasarnya menghujam cocknya ke dalam fuckholeku.

"Euhhhmmmmhhh.." aku mencoba menahan desahan saat aku mencapai klimaksku disusul dengan dia mencapai klimaksnya.

Tinggallah kami berdua menghela nafas kami. Kemudian merapikan pakaian masing - masing.

Aku dan Joong Ki hyungpun segara berjalan keluar gedung itu tanpa berkata apapun. Berjalan seolah kami tidak mengenal satu sama lain.

Segera kuhampiri Minho yang sedang duduk bermain game online.

"Maaf aku sedikit lama... " kataku.

"Bersihkan dirimu, aku tidak mau ada orang yang mengetahui apa yang kau lakukan dengan dia. Cukup aku saja yang tahu.. "

"K kau..."

"Jangan banyak bertanya, cepat bersihkan dirimu. Aku tunggu kau lalu kita pulang sekarang.."

Akupun berjalan menjauhi Minho untuk mencari kamar kecil. Entah bagaimana dia tahu apa yang baru saja aku dan Joong Ki hyung lakukan. Apakah dia membuntuti kami berdua? Ah, kenapa aku merasa sangat bersalah padanya?

Segera membasuh wajahku, membersihkan diri dan merapikan pakaian dengan cepat. Lalu aku sedikit berlari menghampiri Minho yang kini berdiri lalu menoleh padaku.

Aku mengatur nafas setelah tiba di hadapannya.

"Ayo kita pulang..."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Losin ControlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang